Jumat, 19 April 2024

Raih Kemenangan Selama Ramadan, Hidayatullah Batam Gelar Daurah Alquran

Berita Terkait

DK PBB Bahas Keanggotaan Penuh Palestina

Batam Segera Miliki Premium Outlet

Ketua Umum DPP Hidayatullah, Dr. H Nasirul Haq, MA membuka Daurah Alquran angkatan II di Pondok Pesantren Hidayatullah Batam II, Tanjunguncang. Minggu (5/6). Foto: Ahmad Yani/ Batam Pos
Ketua Umum DPP Hidayatullah, Dr. H Nasirul Haq, MA membuka Daurah Alquran angkatan II di Pondok Pesantren Hidayatullah Batam II, Tanjunguncang. Minggu (5/6). Foto: Ahmad Yani/ Batam Pos

batampos.co.id – Bulan Ramadan adalah bulan di mana Alquran diturunkan di dalamnya. Karena itu, bulan Ramadan disebut juga dengan Syahrul Quran yaitu bulannya Alquran, kata Ketua Umum DPP Hidayatullah, Dr. H Nasirul Haq, MA dalam sambutannya ketika membuka Daurah Alquran angkatan II di Pondok Pesantren Hidayatullah Batam II, Tanjunguncang. Minggu (5/6).

“Di bulan Ramadan ini mari kita jadikan Alquran sebagai program kita untuk meraih kemenangan di hadapan Allah. Kita gerakkan dakwah mengajar, menghafal dan menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup kita sehari-hari. Mari kita isi puasa kita dengan membaca dan menghafal Alquran sekaligus menghayati makna dari kandungan Alquran itu,” kata Nasirul Haq.

Kerena, tambah Nashirul Haq, di dalam sebuah hadis dikatakan bahwa pada hari kiamat kelak puasa dan Alquran akan menjadi syafaat buat mereka-mereka yang telah menunaikan puasa dan membaca Alquran.

“Bacalah Alquran karena orang yang membacanya akan didatanginya di hari kiamat kelak. Juga berpuasalah karena kelak di hari kiamat nanti puasa itu akan datang dan memohon kepada Allah dan berkata Yaa Allah bebaskanlah hamba mu ini dari api neraka sebab karena aku (puasa, red) dia telah mengekang nafsu makan, minum dan syahwatnya,” jelas Nashirul.

Lebih lanjut Nashirul mengatakan, Alquran itu mukjizat makanya orang-orang bisa menghafal dan memahami isinya. “Alquran itu mukjizat, kalau dipikir secara logika tidak mungkin orang dapat menghafalnya sebanyak 30 juz tapi bagi Allah tidak ada yang mustahil bagi orang yang sungguh sungguh dan tekad yang kuat pasti akan bisa menghafal Alquran,” katanya.

Pendiri Yayasan Hidayatullah, Jamaludin Nur mengatakan bahwa dauroh ini adalah upaya untuk menciptakan generasi-generasi yang qurani, generasi yang selalu berpedoman pada Alquran dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

“Ini merupakan cita-cita besar, melalui daurah ini nantinya akan lahir generasi-genarasi yang qurani, yaitu generasi yang dekat dengan Alquran dalam kehidupannya sehari-hari. Tentu, cita-cita dan impian yang mulia ini harus ditopang dengan langkah yang nyata. Kita buktikan bahwa orang beriman itu mudah menghafalkan Alquran. Setelah itu jangan lupa untuk ditadabburi dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,” kata jamal.

Jamaludin menanggapi bahwa akhir-akhir ini banyak sekali anak-anak muda yang terlibat tindak kriminal seperti pencurian, pembunuhan, narkoba bahkan pemerkosaan. Namun kata Jamal anak-anak yang dididik dengan Alquran akan terhindari dari hal tersebut.

“Mari kita bentengi anak-anak kita dengan Alquran. Alquran adalah mukjizat yang di dalamnya terkandung hukum, sejarah, dan firman Allah Subhanahu Wata’ala yang harus diimani. Sibukkan anak-anak kita dengan Alquran jika dari sekarang tidak kita sibukkan dengan Alquran maka anak-anak kita akan sibuk dengan game online dan ipadnya. Semoga setelah dauroh ini para peserta bisa minimal menghafal 3 juz Alquran,” kata dia.

Dauroh Alquran yang mengambil tema ‘Meraih Kemenangan dengan Kemuliaan Alquran’ ini diikuti oleh 73 peserta yang terdiri dari siswa SD, SMP, SMA dan Mahasiswa yang dilaksanakan selama 25 hari di Pondok Pesantren Hidayatullah Batam II, Tanjunguncang.

Di sini peserta daurah akan dibimbing oleh sang pembimbing yang tidak hanya mengurusi hafalan peserta, namun juga mengurusi makan (sahur dan buka puasa) para peserta.

Mereka digembleng selama daurah untuk fokus menghafal Alquran, mulai dari pagi sampai menjelang buka puasa. Para pembimbing menyaratkan agar target minimal hafalan perhari seperempat juz per hari. Namun tetap tidak membebani bagi yang tidak mampu, karena kemampuan anak-anak dalam menghafal berbeda-beda. (cr14)

Update