Kamis, 25 April 2024

Kapolda Kepri Sebut Gigih Latih Pelaku Bom Mapolresta Solo di Batam

Berita Terkait

Kapolda Kepri Brigjen Pol Sam Budigusdian didampingi Kapolresta Barelang dan Kepala Dinas Parawisata Kepri Guntur Sakti memberikan keterangan terkait terduga teroris di Mapolda Kepri, Senin (8/8/2016). Foto: Cecep Mulyana/Batam Pos/jpnn
Kapolda Kepri Brigjen Pol Sam Budigusdian didampingi Kapolresta Barelang dan Kepala Dinas Parawisata Kepri Guntur Sakti memberikan keterangan terkait terduga teroris di Mapolda Kepri, Senin (8/8/2016). Foto: Cecep Mulyana/Batam Pos/jpnn

batampos.co.id – Tudingan kalau terduga jaringan teroris Khatib Gigih Rahmat (KGR) yang disebut Densus berafiliasi dengan Bahrum Naim, ada di balik beberapa serangan teror di Indonesia terus dilancarkan polisi ke Gigih.

Kapolda Kepri, Brigjen Sam Budigusdian mengklaim, Gigih merupakan otak penyerangan atau pemboman di Mapolresta Surakarta, 5 Juli lalu.

Gigih melatih langsung pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta itu, Nur Rahman, di Batam.

Nur Rahman diketahui masuk Batam pada tahun 2015. Nur Rahman kemudian diberikan pelatihan dan tata cara penggunaan bom bunuh diri untuk menyerang Mapolresta Surakarta pada 5 Juli 2016.

“Nur Rahman pernah ke Batam dan di sini (Batam) perencanaan itu,” tutur Sam seperti diberitakan JPNN, Selasa (9/8/2016).

Menurutnya, saat ini Tim Densus Antiteror Mabes Polri masih menyelidiki komunikasi antara jaringan KGR dan Bahrun Naim. Termasuk menyelidiki sumber dana yang didapatkan.

Sam menambahkan, Gigih turut bertugas merekrut anggota dan melatihnya. Pria 31 tahun ini melatih anggota rekrutannya tersebut di dalam hutan di kawasan Nongsa, Batam.

“Latihannya menggunakan senjata juga. Tapi air softgun. Sementara senjata laras panjang yang asli belum dilatih,” klaim Kapolda Kepri.

Gigih diketahui merekrut Trio Syafrido, 46, Eka Saputra, 35, Tarmidzi, 21, Hadi Gusti Yanda, 20.

Keempat pria ini memiliki peran yang berbeda. Trio bertugas sebagai koordinator lapangan, Hadi sebagai bendahara. Eka sebagai perakit senjata dan Tarmidzi merupakan anggota yang baru direkrut.

“Peran mereka berbeda sesuai kemampuan,” imbuh Sam.

Menurut Sam, perekrutan dilakukan Gigih tergantung kebutuhannya. Seperti halnya perekrutan Hadi dan Trio. Kedua pria ini banyak mengetahui seluk beluk wilayah Batam dan bidang perbankan.

“Trio berperan sebagai koordinator lapangan jaringan ini. Eka selaku perakit senjata dan trainer. Sementara itu Tamidzi merupakan anggota rekrutan (calon pengantin, red),” kata Kapolda.

Pernyataan Kapolda Kepri tersebut, hingga berita ini diturunkan belum bisa diklarifikasi kepada Gigih dan empat temannya yang ditahan karena disebut-sebut terduga jaringan teroris yang berafiliasi dengan Bahrum Naim. Mereka ditahan sejak Jumat pagi (5/8/2016).

Apakah semua pernyataan Kapolda Kepri itu benar, Gigih sampai saat ini belum dikasi kesempatan untuk berbicara ke publik, sehingga informasi yang dipublis masih sebatas dari sumber kepolisian.(ceu/opi/ska/eja/ray/jpnn)

Update