batampos.co.id – Sebanyak 150 warga binaan di rumah tahanan (Rutan) kelas II A Batam mengikuti rangkaian kegiatan HUT RI yang digelar serentak oleh Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkumham) RI melalui siaran live streaming, Senin (15/8) pagi.
Kegiatan tersebut meliputi nyanyian lagu kemerdekaan RI dan perlombaan balap terompah atau bakiak panjang yang diikuti secara serentak oleh 150 ribu warga binaan Lapas dan Rutan se Indonesia agar dicatat sebagai Museum Rekor Indonesia (Muri) baru.
Nyanyian lagu Kemerdekaan RI dan perlombaan terompah panjang itu dipimpin langsung oleh Kemenkumham RI Yasonna Laoly melalui siaran live streaming.
Perlombaan dipandu langsung melalui siaran live streaming yang ditayangkan di masing-masing Lapas dan Rutan.
Pantauan Batam Pos (grup batampos.co.id) di Rutan Batam, perlombaan itu dimulai tepat pukul 07.00 WIB dan didahului dengan nyanyian lagu kemerdekaan RI secara serentak.
Untuk perlombaan bakiak panjang juga dilakukan serentak setelah ada instruksi dan aba-aba dari pihak Kemenkumham RI. “Untuk di sini (Rutan) ada lima tim yang ikut lomba bakiak panjang, sementara untuk nyanyi lagu kemerdekaan ada 150 orang,” ujar Kepala Rutan Batam David Gultom.
Untuk lomba bakiak panjang, jelas David sebenarnya diikuti oleh semua warga binaan pria yang ada di rutan pada hari-hari sebelumnya.
Namun yang ikut pada hari hal perlombaan serentak se Indonesia hanya lima tim yang juara pada perlombaan sebelumnya yang ikut. “Mereka ini peserta yang masuk babak final jadi diikutkan ke perlombaan serentak ini,” tuturnya.
Selain memperoleh rekor Muri, peserta lomba juga akan diberi hadiah khusus oleh pihak rutan. “Perlombaan ini merupakan rangkaian kegiatan untuk memeriahkan perayaan HUT RI ke 71 dibawa pengawasan langsung oleh Kemenkumham RI,” tuturnya.
Pantauan di dalam Rutan Batam, pelaksanaan kegiatan tersebut berjalan lancar sebagai mana mestinya. Kegiatan dimulai tepat pukul 07.00 WIB dan dibuka langsung oleh Yasonna Laoly.
Dalam arahannya melalui live streaming, Yasonna Laoly berpesan kepada warga binaan untuk tetap semangat menunjukan kretaifitas sebagai warga binaan meskipun dikurung. “Dikurung bukan berarti hak kreatifitas kita dikekang. Semua warga binaan punya hak untuk tetap berkresi, jadi tetap semangat dan terus melakukan perubahan,” ujarnya.(eja)