Jumat, 29 Maret 2024

Ada Wabah Virus Zika, Penumpang ke Singapura Tetap Padat

Berita Terkait

foto: cecep mulyana / batampos
foto: cecep mulyana / batampos

batampos.co.id – Berita tentang merebaknya virus Zika di Singapura masih belum memengaruhi arus lalu lintas manusia dari Batam ke Negeri Singa itu. Sejumlah agen tiket kapal feri ke Singapura mengatakan, jumlah penumpang masih normal.

“Sejauh ini tidak ada penurunan. Ini kan baru dua hari setelah berita itu,” kata Manajer Operasional Ticketing Sindo Ferry di Pelabuhan Feri Internasional Batam Centre, Kusni, Kamis (1/9).

Kusni mengatakan, ketika hari kerja, penurunan jumlah penumpang sulit terpantau. Penurunan lebih terpantau di akhir pekan. Sebab, biasanya, di akhir pekan, lalu lintas meningkat.

Sementara agen pelayaran Batam Fast mencatat, di hari kerja, jumlah penumpang dengan Batam Fast berkisar antara 700 hingga 800 orang. Sementara di akhir minggu mencapai 1.000 hingga 1.200 orang.

“Saya lihat, jumlah penumpang masih stabil,” kata Manajer Operasional Ticketing Batam Fast di Pelabuhan Feri Internasional Batam Centre, Rinaldi.

Disampaikan Rinaldi, pemerintah telah mengimbau setiap agen pelayaran untuk membagikan kartu kewaspadaan kepada para penumpang sesat sebelum tiba di pelabuhan tujuan. Kartu itu mulai dibagikan, Rabu (31/8) pagi.

“Kami masih belum dapat imbauan sampai kapan (kartu itu dibagikan). Kami ikut imbauan saja,” ujarnya.

Manager Operasional Pelabuhan Feri Internasional Batam Center, Nika Astaga, menyampaikan hal senada. Menurut dia, arus penumpang dari Batam ke Singapura melalui Pelabuhan FeriInternasional Batamcenter masih stabil menyusul maraknya kasus Zika di negara kota itu.

“Belum ada penurunan penumpang, baik yang berangkat maupun datang. Per harinya ada sekitar 4.000 hingga 5.000 penumpang di sini,” ujar Nika, kemarin.

Dikatakannya, sejak tahun 2010 lalu, Pelabuhan Batamcenter sudah memiliki alat pendeteksi virus, salah satunya virus Zika. Alat ini dipinjamkan pemerintah setelah adanya instruksi dari WHO untuk mendeteksi warga yang terkena virus.

“Alat itu bisa memindai orang yang terjangkit. Akan mengeluarkan bunyi dan kita akan langsung tarik mereka dari antrean untuk mendapat penanganan awal,” jelasnya.

Menurut dia, di pelabuhan ini ada sekitar enam sampai tujuh petugas kesehatan yang bersiaga. Mereka nantinya akan menangani penumpang yang terindikasi terjangkit virus Zika.

“Juga ada dua ambulance yang standby,” katanya.

Pelabuhan Pelabuhan Feri Internasional Batam Centre juga telah mengaktifkan alat pemindai suhu tubuh (thermal scanner). Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, dr HM Subuh sengaja datang untuk memantau jalannya alat tersebut.

“Apabila suhu (orang yang lewat) lebih dari 37 derajat, sinyal berbunyi,” tuturnya di Pelabuhan Feri Internasional Batam Centre , kemarin.

Ia telah menginstruksikan kepada seluruh Kantor Kesehatan Pelabuhan untuk mengaktifkan alat tersebut. Hingga kini, alat serupa telah aktif bekerja di Pelabuhan Batam Centre dan Pelabuhan Sekupang.

Kepala Seksi Pengendalian Karantina KKP Batam, dr Romer Simanungkalit, mengatakan, alat serupa akan segera dipasang di dua pelabuhan internasional lainnya di Batam. Yakni, di Pelabuhan Nongsapura dan Pelabuhan Harbourbay. Sementara ini, petugas di dua pelabuhan tersebut masih mengecek suhu tubuh secara manual dengan temporal termometer.

“Tapi akan segera kami lengkapi kok itu. Dalam waktu dekat, alat itu akan aktif,” tutur dr Romer.

Ditambahkan Romer, pemeriksaan kesehatan itu dilakukan untuk mencegah masuknya virus Zika ke Indonesia. Sebab, jika sudah masuk, mereka khawatir virus itu akan sampai ke ibu hamil. Zika akan menjadi sangat berbahaya bagi janin dalam kandungan.

“Terutama bagi ibu hamil di bawah tiga bulan. Itu sangat rentan,” ujarnya. (ceu/she/cr13)

Update