Kamis, 25 April 2024

Yang Dilakukan MT Nona Tang II sebelum Meledak …

Berita Terkait

Olah TKP Mt Nona Tang II
Olah TKP Mt Nona Tang II. foto: cecep mulyana / batampos

batampos.co.id – Kapal tanker MT Nona Tang II diduga mencuri minyak sebelum meledak di Pelabuhan Bintang 99, Pantai Stres, Batuampar, Batam, Rabu (16/11). Itulah sebabnya kapal tersebut berganti nama dari MT Istana V menjadi MT Nona Tang II untuk menghilangkan jejak.

Minyak yang diduga dicuri oleh kapal dengan 11 orang anak buah kapal (ABK) ini merupakan minyak mentah (crude oil) barang bukti sitaan Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Khusus Kepri di Perairan Baran, Karimun. Volumenya sekitar 1.115 kilo liter (KL) senilai Rp 5 miliar. Berkas dan barang bukti dalam kasus ini kemudian diserahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Karimun.

“Setahu saya kapal itu memang mengangkut minyak mentah. (Tapi) sampai di sini sudah kosong,” ujar Edi, seorang penjaga kapal di Pelabuhan Bintang 99 Batam, kemarin (18/11).

Informasi yang dihimpun Batam Pos, pencurian barang bukti minyak mentah oleh MT Nona Tang II diperkirakan terjadi pada tanggal 28 Oktober lalu. Kapal ini berlayar dari Perairan Sekupang, Batam, menuju Karimun pada 24 Oktober. Diduga, kapal tersebut mengambil barang bukti minyak yang ditampung di kapal MT Tabonganen 19 di Karimun.

Minyak hasil curian itu kemudian dijual ke penadah. Transaksinya dilakukan di tengah laut. Selesai bertransaksi, kapal tersebut bersandar di Pelabuhan Bintang 99, Batam.

Polda Kepri berjanji akan menelusuri kasus meledaknya MT Nona Tang II ini, termasuk adanya dugaan pencurian minyak. “Dimulai dari penyebab ledakan dulu,” kata Kapolda Kepri, Brigjend Pol Sam Budigusdian, Jumat (18/11).

Sam menyebut, pemilik kapal itu mengaku membawa minyak secara legal. Katanya, mereka baru saja memenangkan lelang minyak di Karimun. Namun begitu, pihaknya tak langsung percaya atas pengakuan itu.

“Karena pihak di sana (Kejari Karimun, red) tak merasa ada terjadi lelang,” ucapnya.
Polisi makin curiga, karena belakangan kapal tersebut mengganti muatannya dengan air. “Makanya kami akan telusuri,” kata Sam.

Berdasarkan penelusuran sementara, pemilik kapal tersebut mengaku juga pemilik galangan kapal tempat MT Nona Tang II berlabuh sebelum meledak. Namun kepada polisi, ia mengaku telah menjual kapal tersebut kepada pihak lain, bulan lalu.

“Bulan lalu itu awal atau akhir Oktober. Atau bulan lainnya, kita belum tahu,” lanjutnya.

Sebab hilangnya barang bukti minyak di DJBC Kepri di Karimun terjadi pada akhir Oktober. Di saat bersamaan, kapal MT Nona Tang II yang saat itu bernama MT Istana V mendapatkan izin gerak atau izin berlayar dari syahbandar.

“Secuil informasi sangat berharga. Kami sedang mengumpulkan semuanya,” tutur Sam.
Direktur Ditreskrimum Polda Kepri, Kombes Pol Eko Puji Nugroho, mengatakan pihaknya melakukan gelar perkara pada Jumat (18/11) sore. Dalam gelar tersebut, pihaknya mencoba menyimpulkan hasil dari penelusuran sementara kasus ini. Selain itu, kasus yang semula ditangani Polresta Barelang tersebut akan diambil alih Polda Kepri.

Poin-poin pemeriksaan akan fokus pada penyebab terjadinya kebakaran. Mengenai dugaan kasus lainnya, seperti pencurian barang bukti minyak, akan didalami kemudian.

Kapolres Karimun, AKBP Armaini, menambahkan MT Nona Tang II diduga kuat terlibat dalam kasus hilangnya barang bukti minyak sitaan DJBC Kepri yang kemudian diserahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Karimun. Barang bukti minyak tersebut sebelumnya dimuat di MT Tabonganen 19.

“Yang terlibat (pencurian) ada dua kapal. Satu MT Nona Tang II, dan satu lagi masih kami selidiki di lapangan,” kata Armaini, Jumat (18/11).

Saat ini, kata Kapolres, beberapa orang kru kapal tersebut sudah dimintai keterangan. Hal ini diperlukan untuk mengetahui siapa yang memerintahkan untuk mengambil barang bukti (BB) minyak mentah tersebut. Kru kapal MT Tabonganen 19 juga sudah diperiksa. Namun dia yakin, aksi pencurian BB tersebut atas perintah seseorang.

“Kemungkinan tersangkanya bisa lebih dari satu,” ujarnya.

Sementara Koordinator Pergerakan Pelaut Indonesia (PPI) Andika mengungkapkan Kepala Kamar Mesin (chief engineering) MT Nona Tang II, Abdullah, akan diperiksa di Mapolres Karimun.

“Rencananya malam ini tapi karena sudah malam dan karena baru dirawat, besok dibawanya. Apa yang diselidiki, itu wilayahnya polisi, kami tentang kru kapal saja,” kata Andika, Jumat (18/11).

Dia mengungkapkan kapal yang meledak tersebut memiliki 11 kru yakni Kapten Kapal Jupen Sius Bura alias Jupen, KM Kapal Abdullah, serta para Anak Buah Kapal (ABK) di antaranya Dedek Aprilius, Suwarno alias Marno, Abdul Rahman, Fatta Amda Panjaitan, Rahmat Putra, Indra Nurhidayat, Syakirul Saban, Yudi Yanto, serta Apner Hardy.

“Yang sudah dibawa ke Karimun delapan orang, satu kru lagi yang dirawat ini (Abdullah, red) dibawa juga. Dua lainnya belum tahu, mereka ini kabarnya baru sepuluh hari kerja jadi nggak sempat ke Karimun,” tuturnya. (opi/ska/san/cr13)

Update