Selasa, 19 Maret 2024

Bocah 3 Tahun Tewas Penuh Luka Memar

Berita Terkait

Komisioner Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kepri, Erry Syahrial (kanan), saat mengunjungi Muhammad Alfatih Siregar, 3, di RSUD Embung Fatimah, Sabtu (10/12). Sebelum meninggal bocah nahas itu diduga mengalami kekerasan. Foto: Dokumen KPPAD Kepri Untuk Batam Pos

batampos.co.id – Muhammad Alfatih Ramadhan Siregar, 3, meninggal dunia dengan sekujur tubuh penuh luka memar. Alfatih menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah, Batuaji, Sabtu (10/12/2016) pada pukul 11.00 WIB.

Sebelum meninggal dunia, bocah malang ini sempat mendapatkan perawatan intensif, Jumat (9/12/2016) kemarin, pukul 18.00 WIB, oleh tim medis di ruangan Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Embung Fatimah, Batuaji.

Informasi yang diterima Batam Pos, bocah nahas ini meninggal karena sempat mengalami sesak akibat tenggelam di dalam ember yang berisikan air untuk mandi, sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.

Anak pertama dari pasangan Pandu Siregar dan Umi Suyami ini diketahui ditinggal oleh orang tuanya yang sedang pergi merantau ke Palembang untuk mencari pekerjaan. Sementara dia dititipkan kepada keluarga dari pihak ibunya, yakni Kopral Yoyok Yesrizal (anggota TNI AL), dan Itamari di Perumahan Puri Agung 2 blok C no 7, Kelurahan Mangsang, Kecamatan Seibeduk.

Petugas medis RSUD Embung Fatimah, Batuaji, Dr. Insani, membenarkan bahwa adanya luka memar di bagian kanan kepala korban, dan juga kondisi perut mengalami tegang, serta pada selang lambung juga mengeluarkan cairan hitam.

“Melihat kondisi fisik, memang betul ada luka memar, tapi warnanya sudah membiru,” ujarnya kepada Batam Pos, melalui ponsel, Sabtu (10/12/2016).

Apakah Alfatih sengaja dibunuh? Komisioner Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kepri, Erry Syahrial mengatakan, pihaknya mencurigai kematian korban tidak wajar, karena pada bagian tubuh korban ditemukan luka memar.

“Kita mencurigai dengan temuan memar di tubuhnya. Bisa jadi ada unsur penganiayaan. Polisi harus selidiki ini lebih dalam lagi,” terangnya.

Sementara itu, Kasat Polresta Barelang, Kompol Memo Ardian, menuturkan untuk penyelidikan dugaan kematian korban, pihaknya sudah mengalihkan sepenuhnya ke Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal).

“Bukan kita lagi yang lakukan penyelidikan. Tapi sudah dialihkan ke Pomal, silahkan konfirmasi ke mereka,” tegasnya.

Saat di konfirmasi ke Dandenpomal Lanal Batam, Kapten Laut (PM) Joko Hary Mulyono, membenarkan bahwa penyelidikan dalam kasus dugaan penganiayaan, telah diambil alih oleh Pomal Batam. Pihaknya juga sudah memberitahukan perihal dugaan kasus ini kepada pimpinan Pomal.

“Berhubung rumah sakit Pomal tidak ada di sini, kita akan bekerjasama dengan polisi untuk lakukan autopsi di RS Bhayangkara. Agar penyebab kematiannya bisa diketahui,” jelasnya.

Lebih lanjut dia menuturkan, pihaknya juga akan melakukan penyelidikan dengan serius, sehingga dari hasil itu, baru bisa menentukan apakah benar dugaan tersebut, atau tidak.

“Apabila anggota terbukti bersalah, akan langsung ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku,” tegasnya. (cr20)

Update