Sabtu, 20 April 2024

Dua Siswa SMA Batam Tewas Diamuk Massa

Berita Terkait

PH memeluk putranya, Fi, 17, yang tewas diamuk massa karena diduga hendak mencuri kendaraan bermotor, Senin (19/12/2016). Foto: Dalil Harahap/Batam Pos

batampos.co.id – Fi dan Ri, dua pelajar SMA di Batuaji tewas diamuk massa di perumahan Citra Pandawa, Batuaji, Senin (19/12/2016) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.

Kedua remaja berusia 17 tahun tersebut ketahuan hendak mencuri sepeda motor Satria FU BP 6903 FH milik Adi Chandra, warga perumahan Citra Pandawa di blok 4, RT 01/ RW 02, kelurahan Buliang, Batuaji.

Keduanya awalnya masih bernafas beberapa saat setelah diamuk massa dan sempat dilarikan ke Intalasi Gawat darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah Batam di Batuaji. Namun nyawa keduanya tak tertolong.

Diduga keduanya tewas akibat hantaman benda tumpul di sekujur tubuh mereka. Fi lebih dahulu meninggal dunia sekitar pukul 07.00 WIB, sementara Ri menyusul sekitar pukul 15.00 WIB sore.

Fi dan Ri yang belakangan diketahui sesama warga Pasir Putih, dan masih berstatus pelajar SMA di wilayah Batuaji itu diamuk massa karena teriakan Adi bahwa ada maling di rumahnya.

Warga Citra Pandawa yang sudah geram dengan maraknya aksi pencurian selama inipun bangun dan berbondong-bondong menguber keduanya. Fi dan Ri tak bisa melarikan diri dari komplek perumahan itu sehingga keduanya babak belur diamuk massa hingga sekarat.

“Satu lari ke arah Pandawa depan. Satu lari ke arah Pandawa belakang, tapi warga sudah ramai dan keluar rumah semua makanya mereka tak lolos,” ujar Iwan, salah seorang warga.

Sebelum dibawa ke RSUD, Fi dan Ri sempat dibawa massa ke lapangan posyandu di perumahan tersebut untuk dimintai keterangan, namun karena sudah sekarat keduanya akhirnya dilarikan ke RSUD.

“Sudah sekarat mereka saat dibawa ke sini, makanya langsung dibawa ke rumah sakit,” ujar Feni, warga lainnya.

Saat tiba di IGD RSUD, Fi dan Ri memang dalam kondisi sekarat dan tak sadarkan diri. Keduanya sama-sama mendapat pertolongan medis namun sekitar pukul 07.00 WIB pagi kemarin, Firdaus menghembuskan nafas terakhirnya di ruangan IGD.

“Sama-sama kritis kedua pasien saat tiba. Satu meninggal pagi tadi dan satu lagi sekitar pukul 15.00 WIB,” ujar dokter residen forensik RSUD, dr Agung, kemarin.

Penyebab tewasnya kedua remaja itu, diduga karena hantaman benda tumpul di sekujur tubuh mereka.

“Ada banyak memar bekas hantaman benda tumpul, termasuk di kepala kedua pasien ini. Mungkin itu yang membuatnya meninggal,” ujarnya.

Sedangkan pemilik motor yang hendak dicuri, Adi kepada polisi, malam sebelum kejadian itu dia dibangunkan oleh istrinya yang mendengar suara bunyi benda jatuh di teras rumahnya. Itu membuat Adi teringat akan sepeda motornya yang parkir di teras rumah. Adi kemudian beranjak dari tempat tidurnya keluar rumah dan melihat dua pria sedang berada di depan rumahnya.

“Satu sudah duduk diatas motor saya dan kunci kontak motor saya sudah dijebol, satu lagi duduk nunggu diatas sepeda motor mereka di luar teras,” ujar Adi kepada polisi.

Melihat itu Adi berusaha mendekat namun kedua pria asing itu malah kabur sehingga dia berteriak maling.

Kapolsek Batuaji Kompol Sujoko membenarkan kejadian itu. Kedua remaja yang diamuk massa meninggal dunia meskipun sebelumnya sempat mendapat perawatan medis di RSUD.

“Informasinya seperti itu (diamuk massa karena mencoba mencuri sepeda motor warga), tapi akan kami dalami lagi. Dua-duanya meninggal dunia,” ujar Sujoko.

Untuk mendalami kasus tersebut selain melakukan visum terhadap kedua korban yang meninggal, polisi juga telah mengamankan sejumlah barang bukti baik itu sepeda motor yang akan dicuri ataupun benda-benda seperti kayu dan batu yang ada di lokasi kejadian.

“Kami sudah ke lokasi kejadian dan beberapa barang bukti sudah kami amankan termasuk memeriksa saksi-saksi di TKP. Ini tetap akan kami dalami lagi,” tutur Sujoko.

Kejadian itu membuat GS dan PH, orangtua Fi yang sempat terpantau mendatangi kamar jenazah RSUD kemarin terpukul. Mereka tak menyangka bahwa putera pertama mereka itu berakhir seperti itu.

“Kenapa bisa begini nak. Bangun nak, jangan tinggalin mama nak,” teriak PH di kamar Jenazah RSUD.

Keluarga besar Fi tak terima dengan kejadian itu dan berencana akan memproses lanjut kasus yang menyebabkan Fi tewas itu.

“Kita punya hukum kenapa main hakim sendiri. Harus dilaporkan balik ini,” ujar salah satu anggota keluarga Fi di kamar Jenazah. (eja/bp)

Update