Jumat, 19 April 2024

Polda Kepri Selamatkan 21 TKI yang Dibuang Tekong di Pulau Todak

Berita Terkait

Jajaran Ditkrimum Polda Kepri mengamankan 21 TKi yang akan diberangkatkan ke Malaysia, mereka diamankan di Mapolda Kepri untuk dimintai keterangan, Jumat (30/12/2016). Foto: Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos.co.id – Polda Kepri amankan 21 TKI ilegal di Pulau Todak, Kelurahan Ngenang, Nongsa, Jumat (30/12/2016) dini hari.

Mereka diselamatkan oleh nelayan setempat setelah dibuang tekong. Mereka terdiri dari 9 orang perempuan dan 12 laki-laki. Satu orang masih di bawah umur.

“Kami amankan dari rumah pak Baki,” kata Kasubdit IV Ditreskrimum Polda Kepri, AKBP Ponco Indriyo, Jumat (30/12/2016).

Ponco mengatakan Senin (26/12/2016) lalu ke-21 orang ini dibawa dari Jakarta sampai di Batam sore. Mereka dibawa dari Bandara Hang Nadim menuju tempat keberangkatan ilegal milik tekong.

“Mereka gak tahu dimana tempatnya, karena malam. Dari pengakuan para TKI, mereka dibawa ke hutan-hutan gitu,” ujarnya.

Mereka diinapkan selama satu malam di sebuah rumah, kemudian Selasa (27/12/2016), diberangkatkan menggunakan kapal. Namun baru saja mau keluar perairan Nongsa, kapal TNI AL menghalau mereka. Karena ketakutan para TKI ini dibuang oleh tekongnya di Pulau Lepang.

Dua hari setelah dibuang, tekong kembali mengambil 21 TKI yang mereka buang di Pulau Lepang. Tekong berusaha kembali membawa ke Malaysia, namun di perjalanan gelombang tinggi disertai hujan. Tak ingin mengambil resiko, tekong ini kembali ke Pulau Lepang.

“Hingga akhirnya ditemukan nelayan, dan dibawa ke Pulau Todak. Kami masih melakukan pencarian terhadap tekongnya,” ungkap Ponco.

Ia mengatakan pihaknya sudah mengantongi nama tekong dan sudah berkoordinasi dengan pihak BNP2TKI.

“Nanti bakal dipulangkan ke kampung halaman masing-masing. Mereka ini ada dari Bandung, Jawa Tengah, Lombok dan berbagai daerah lainnya,” tuturnya.

Salah satu TKI asal Bandung, Norika mengatakan dia membayar sebanyak Rp 1,8 juta. “Dari Bandung ke Batam, diminta uang sebanyak Rp 1,7 juta,” tuturnya.

Perempuan berusia 33 tahun itu, niatnya merantau ke Malaysia untuk menghidupi anak semata wayangnya. “Bapaknya tak tanggung jawab, jadi saya yang kerja,” ucapnya.

Walau sudah mendengar berita terbaliknya kapal pembawa TKI yang memakan korban. Norika dengan tersenyum miris mengatakan dirinya merasa was-was juga. “Apa mau dikata, ini untuk hidup juga,” ujarnya.

Norika mengatakan tekong yang membawanya ke Malaysia berinisial S. Saat ditanya didaerah mana mereka diinapkan sebelum berangkat ke Malaysia. Norika menggelengkan kepalanya. Ia mengatakan kurang mengetahui, sebab baru pertama kali ke Batam.
Walau akan dipulangkan ke kampung halaman. Norika mengatakan masih berniat kembali ke Malaysia. “Saya sudah pernah disana. Ingin kembali lagi, agar bisa menghidupi anak,” imbuhnya.

Norika menyebutkan tak ada pekerjaan yang bisa ia lakukan di kampung halaman. “Gak tau mau ngapain di kampung. Kalau bisa kerja di Malaysia,” pungkasnya. (ska)

Update