Jumat, 29 Maret 2024

Rumah Murah di Batam Terkendala, Dalihnya Izin Lahan dari BP Batam

Berita Terkait

batampos.co.id – Pembangunan rumah murah atau rumah subsidi pemerintah (RSP) di Batam sepanjang tahun ini ditargetkan hanya 2.000 unit. Jumlah itu turun drastis jika dibandingkan tahun lalu yang targetnya mencapai 5.000 unit rumah murah.

“Kendalanya karena lahan yang terbatas. Dan untuk perizinan, cost-nya masih tinggi di Batam,” kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Khusus Batam, Djaja Roeslim, Kamis (12/1).

Meski targetnya turun atau berkurang 3.000 unit, Djaja pesimis akan terealisasi semuanya. Sebab jika menilik program RSP tahun lalu di Batam, hanya terealisasi 3.000 unit dari 5.000 yang ditargetkan.

Djaja mengatakan, kebutuhan rumah murah di Batam sangat tinggi. Namun karena beberapa kendala tersebut, para pengembang kesulitan memenuhi permintaan masyarakat.

Lanjut dia, berdasarkan Undang-undang nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, keberhasilan pembangunan RSP secara umum tak lepas dari pemerintah daerah yang menyiapkan lahan. Untuk di Batam, kewenangan ini merupakan ranah Badan Pengusahaan (BP) Batam. Untuk itu, dia meminta BP Batam mempermudah alokasi lahan untuk pembangunan rumah murah ini.

“Ini fasilitas yang disediakan pemerintah, lalu di sini sendiri nggak ada lahan yang bisa dibangun RSP, percuma ada fasilitas itu tak bisa dimanfaatkan,” ucapnya.

Direktur Humas dan Promosi BP Batam Purnomo Andiantono mengakui ketersediaan lahan di Batam kian terbatas. Dia kemudian menyarankan rumah murah di Batam dibangun dalam bentuk vertikal atau rumah susun.

“Kalau rumah susun ada (lahannya) kalau diperlukan. Batam ini lahannya terbatas, kalau Batam ini (dibangun) permukiman terus industri dimana,” pungkasnya.

Hal senada disampaikan Kepala BP Batam Hatanto Reksodipoetro. Dia mengisyaratkan, alokasi lahan baru nanti akan lebih diprioritaskan untuk pembangunan kawasan industri. Hatanto berharap, para pengusaha tidak lagi berorientasi membangun properti, khususnya rumah toko (ruko), tetapi lebih fokus membangun industri.

“Batam ini sudah dikenal dengan sejuta ruko. Bukan sejuta industri. Yang membawa kemajuan untuk Batam itu industri. Bukan ruko,” kata Hatanto usai coffee morning dengan Polda Kepri di Kepri Mall, Batam, Kamis (12/1).  (cr13/leo)

Update