Sabtu, 20 April 2024

Penerbangan Susi Air Terhenti Ke Bandara Letung

Berita Terkait

batampos.co.id – Selama tahun 2017 ini, pesawat perintis Susi Air belum ada melakukan penerbangan ke Bandar Udara (Bandara) Letung yang berada di Desa Bukit Padi Kecamatan Jemaja Timur. Belum diketahui pasti penyebabnya namun ada kabar mengenai subsidi operasional pesawat dari pemerintah pusat yang perlu perbaikan.

“Mulai tahun baru kemarin pesawat Susi Air belum ada mendarat lagi. Informasi yang beredar, adanya pembenahan proses administrasi anggaran subsidi untuk operasional pesawat dari pemerintah pusat,” ungkap Amir, salah satu warga Letung Minggu (15/1).

Menurutnya, saat ini masyarakat sangat membutuhkan moda transportasi udara agar bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat khususnya di Jemaja. Apalagi harga tiket nya terjangkau yakni hanya Rp287 ribu per orang.

Kata Amir, sejak peresmian operasional bandara dijalankan, jumlah penumpang pesawat selalu penuh, artinya antusias masyarakat menikmati pesawat terbang sangat tinggi. Apalagi dengan keterbatasan seat, karena pesawat hanya dapat mengangkut 15 penumpang saja.

Karena terbatas maka sulit untuk mendapatkan tiket sehingga selama beroperasi, dirinya dan keluarga mengaku belum pernah menikmati
pelayanan penerbangan menggunakan pesawat Susi Air.

Apesnya kata Amir, dirinya belum pernah naik pesawat itu malah penerbangan belum ada lagi. Ia berharap kepada pemerintah daerah
segera melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat agar pesawat tersebut tetap terbang, persoalan administrasi tentang anggaran
subsidi bisa menyusul.

“Seharusnya penerbangan pesawat jangan dihentikan, sambil menunggu proses administrasi lanjutan subsidi, tentu pelayanan kepada masyarakat diutamakan, terutama pelayanan terhadap masyarakat,” harapnya.

Yang lebih memprihatinkan saat ini cuaca di Anambas sangat ekstream terutama gelombang di laut cina selatan yang tidak bisa diprediksi. Sehingga jalur udara sangat dibutuhkan baik itu untuk mobilitas masyarakat maupun untuk meningkatkan pelayanan lainnya.

Lanjutnya, selain berharap pesawat itu mendarat lagi, ia juga meminta pemda agar dapat mengusulkan penambahan jadwal penerbangan. Karena sejauh ini penerbangan dilakukan hanya satu minggu sekali. Sehingga belum bisa mengakomodir kebutuhan masyarakat yang ingin menikmati penerbangan murah itu.

Abdullah warga dari kecaamtan Siantan mengatakan, rute penerbangan harus ditambah, supaya masyarakat di Kecamatan Siantan dan Palmatak juga bisa menikmati pelayanan pesawat murah itu. Namun dirinya tahu itu belum bisa dilaksanakan karena untuk warga Jemaja dan Jemaj Timur saja belum bisa. “Jangankan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Siantan dan Palmatak, untuk melayani warga Jemaja dan Jemaja Timur saja belum bisa terakomodir,” jelasnya.

Pantauan di lapangan, penerbangan pesawat komersil di Bandara Matak sudah baik, namun tiket yang dijual sangat tinggi yakni mencapai Rp1,25 juta untuk menuju ke Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) kota Tanjungpinang. (sya)

Update