Selasa, 19 Maret 2024

Kapolri Bergelar Datok Perdana Satria Wangsa

Berita Terkait

Kapolri Jenderal Tito Karnavian memberikan sambutan usai dikukuhkan menjadi Datok Perdana Satria Wangsa di Balai Adat Pulau Penyengat. foto: Yusnadi/Batam Pos

batampos.co.id – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mendapatkan gelar Dato Perdana Satria Wangsa oleh Himpunan Agung Zuriat kerabat Kerajaan Riau-Lingga di Balai Adat Indra Perkasa, Pulau Penyengat, Sabtu (21/1).

Pemberian gelar kehormatan itu berlangsung dalam penganugerahan darjah kebesaran kerajaan Riau-Lingga.

Para tetua adat dari Kerajaan Riau-Lingga sangat berbangga dengan keberhasilan putra rumpun melayu seperti Jenderal Tito Karnavian dalam berkarier di dunia kepolisian mampu mencapai jabatan tertinggi di profesinya, yakni Kapolri.

Atas pemberian gelar Dato Perdana Satria Wangsa ini, Tito mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh jajaran pemerintah daerah dan masyarakat Melayu di Kepri.

Menurutnya, anugrah tersebut sangat berarti, dan akan menjadi motivasi semangat untuk kedepannya dalam menjaga keamanan dan kesatuan negara Republik Indonesia.

“Dengan diberikannya kehormatan gelar perdana datok ini. Saya menganggap gelar ini bukan hanya untuk pribadi saja, melainkan juga untuk Polri, agar lebih bersemangat, dan  memotivasi, serta memperkuat moral dan moril dalam rangka mempertahankan NKRI,” jelas Tito.

Tito menuturkan, Pulau Penyengat merupakan pusat Kerajaan Riau dan Lingga. Meskipun dulunya hanya teritorialnya daerah Riau dan semenanjung Melayu antara Malaysia serta Singapura. Namun pulau Penyengat memiliki rumpun Melayu yang kian berkembang. Buktinya Bahasa Indonesia yang digunakan masyarakat di seluruh negara ini berasaldari bahasa Melayu.

“Kita lihat sumpah pemuda 28 oktober 1948 yang dipilih sebagai bahasa pemersatu adalah bahasa Indonesia yang induknya berasal dari Melayu. Dan ini menunjukkan bahwa kerajaan Melayu Lingga ini memiliki pengaruh yang sangat besar di Indonesia,” terangnya.

Untuk diketahui, Tito merupakan putra terbaik yang dimiliki masyarakat Melayu yang berasal dari Tangga Buntung, Palembang, Sumsel. Dikatakannya, pihaknya akan terus berupaya dalam menjalankan tugas demi menegakan hukum, khusunya di daerah Kepri.

“Mudah-mudahan perkembangan pembangunan ekonomi di Kepri bisa segera cepat terlaksana, dan Kepri ini bisa menjadi salah satu daerah yang menjadi sentral pusat ekonomi di Indonesia. Serta kesejahteraan untuk seluruh masyarakatnya bisa segera terwujud,” harapannya.

Prosesi pemberian gelar adat itu disertai dengan serangkaian acara. Mulai dari aksi pencak silat, tari penyambutan sekapur sirih, hingga memasuki prosesi acara penobatan (penabalan) dengan penyematan kelengkapan adat istiadat Melayu diantaranya, pemasangan tanjak, salempang, medali dan pin, keris, serta penyerahan sijil. (cr/20/iil/JPG)

Update