Kamis, 25 April 2024

Siti Fatimah, Asal Kediri, Selamat dalam Tragedi Tenggelamnya Kapal TKI Ilegal di Malaysia

Berita Terkait

Ilustrasi

batampos.co.id –  Sejumlah TKI ilegal ditemukan tewas tenggelam di perairan Malaysia. Mereka naik kapal kayu, berangkat dari Batam tujuan Malaysia.

Saat tiba di perairan pantai Tanjung Leman Mersing, Johor, Malaysia (23/1) kapal kayu itu tenggelam. Sejauh ini dikabarkan 10 orang. 6 perempuan, 4 laki. 2 selamat 1 WN Malaysia dan 1 WNI asal kediri atas nama Siti Fatimah.

Komandan Lantamal IV Tanjungpinang Laksamana Pertama TNI S. Irawan, S.E melalui Kepala Dispen Lantamal IV Josdy Damopolii mengatakan pihaknya langsung bereaksi cepat dan menerjunkan tim Western Fleet Quick Response (WFQR).

Tim langsung berkoordinasi dalam rangka membantu proses SAR.

Ia mengatakan Ruang Kendali Utama (RKU) WFQR Lantamal IV Tanjungpinang menerima informasi dari ILO Malaysia tentang kejadian kapal tenggelam di perairan teritorial Malaysia. Diduga perahu tersebut membawa TKI ilegal yang berangkat dari Tanjung Bemban Batam menuju Malaysia.

Irawan mengatakan informasi dari masyarakat sekitar menyebutkan ada sembilan mayat yang terdampar di dekat pantai, dua laki-laki dan tujuh perempuan.

“Berita mengenai tenggelamnya kapal pengangkut TKI illegal tersebut diterima oleh MRSC Johor sekitar jam 09.15 waktu setempat.Laporan dari masyarakat setempat ada sebuah perahu yang karam dan menemukan 9 mayat terdampar di pantai perairan Tanjung Leman Mersing Johor atau sekitar 90 Km dari Johor Baru Malaysia,” ujarnya.

“Tim SAR Malaysia telah turun dengan mengerahkan kapal Penggalang 43 dan Pengawal 43. Mengingat tempat kejadian berada di perairan teritorial Malaysia, kita tidak bisa terjun langsung ke lokasi,” katanya .

Jumlah korban tewas ini diperkirakan masih akan bertambah. Karena dari keterangan korban selamat, ada kurang lebih 40 orang di dalam perahu tersebut. Saat ini korban selamat ditampung di Tanjung Leman Johor.

Sampai saat ini Lantamal IV Tanjungpinan masih terus berkoordinasi dan mengumpulkan informasi mengenai perkembangan kejadian tersebut.

“Manifestnya tak ada. Jadi masih simpang siur mengenai jumlah penumpang dan jumlah korbannya. Masih terus dikumpulkan informasi dan data,” kata Danlantamal.

Ia mengingatkan kepada semua nelayan dan yang beraktifitas di laut agar waspada. Di mana saat ini adalah musim angin utara, gelombang laut dengan hembusan angin yang cukup kencang.

“Ini perlu disampaikan, bahwa ada yang mengatakan perahu itu dari Malaysia ke Batam. Itu tidak benar, menurut seorang yang dimintai keterangan di sana, kapal itu dari Batam ke Malaysia. Kita masih terus bekerja nih termasuk dengan Konsulat di sana,” katanya.

November lalu, kapal kayu pengangkut TKI juga tenggelam di perairan Nongsa, Batam. 54 orang tewas. Kapal itu berangkat dari Malaysia. Kapal terbalik setelah terhempas ombak tinggi.

Bahkan masih ada sekitar 6 orang lagi yang jasadnya tidak ditemukan. Sementara 22 orang berhasil selamat dan sudah dipulangkan ke kampung halamannya. Total penumpang di kapal itu sekitar 93 orang.(ian)

Update