Jumat, 19 April 2024

Enam Pasutri Ajukan Jadi Orangtua Asuh Sybilia

Berita Terkait

DK PBB Bahas Keanggotaan Penuh Palestina

Batam Segera Miliki Premium Outlet

Kepala Puskesmas Tanjungbatu Sumiran, foto bersama dengan perawat dan bayi yang ditemukan beberapa waktu lalu. Foto; batampos.

batampos.co.id – Kepala Puskesmas Tanjungbatu Sumiran, SKM mengaku sudah ada enam pasangan suami istri (pasutri) yang mengajukan diri menjadi orangtua asuh Sybilia, bayi malang yang ditemukan pertengahan Desember 2016 lalu.

Data yang ada di Dinas Sosial Karimun, terdapat enam pasutri masing-masing Krisno Agustio warga Karimun, Irfangi Batam Center, Ramdani Prihartono warga Kota Batam, Supratman Prayun Kundur, Risky Indra Antari Karimun, dan Hj.Rohani Tanjungbatu Kundur.

“Sayangnya sudah 2,5 bulan sampai sekarang belum ada kejelasan dari Dinas Sosial Karimun, bahkan cenderung terbiarkan. Akibatnya enam pasutri calon orang tua asuh menunggu tanpa ada penjelasan. Sementara keberadaan bayi kebutuhanya semakin besar. Semenjak ditemukan sampai sekarang dirawat di ruang kebidanan biaya operasional bayi hanya mengandalkan belas kasihan masyarakat,” sebut Sumiran, Minggu (5/3) kemarin.

Rohani salah satu warga yang mengusulkan diri menjadi orangtua asuh mengaku kecewa sikap Dinas Sosial Kabupaten Karimun. Karena selama 2,5 bulan menunggu tidak ada kepastian dan penjelasan. Selama ini, dirinya hanya menunggu, sementara semua persyaratan sudah dipenuhi.

“Saya kecewa atas lambatnya Dinas Sosial menangani bayi temuan tersebut. Sampai sekarang dibiarkan saja tanpa ada perhatian. Silahkan saja ditentukan siapa dari enam pasutri yang mengajukan diri untuk merawat bayi tersebut. Kasihan melihat nasib bayi yang membutuhkan kasih sayang dan biaya perawatan untuk pertumbuhan bayi tersebut,” katanya.

Secara terpisah Erry Suandy anggota DPRD Provinsi Kepri yang sempat menjenguk kondisi bayi di puskesmas Tanjungbatu belum lama ini, juga menyesalkan lambannya penanganan dari Dinas Sosial Kabupaten Karimun. Erry juga mengaku kesal karena kasus penemuan bayi ini untuk kedua kalinya. Setelah sebelumnya juga lamban menangani orang terlantar yang sakit dirawat di puskesmas beberapa waktu lalu.

“Semua yang dilakukan demi meyelamatkan nasib bayi. Tujuannya agar segera mendapatkan kasih sayang dan perawatan maskimal orang tua asuh,” ingatnya. (ims)

Update