Rabu, 24 April 2024

Kapal Angkut Semen Curah Electric Propulsion Pertama di Indonesia, Diproduksi di Batam

Berita Terkait

 

I Gusti Putu Suryawirawan (tiga dari kiri) didampingi pemilik MV Iriana, Haneco W. L meninjau pembuatan MV Iriana di Sumber Marine Shipyard, Jumat (3/3).
F dok sumber marine shipyard untuk batam pos

batampos.co.id – PT Pelayaran Andalas Bahtera Baruna (ABB) Jakarta, mempercayakan pembuatan kapal angkut semen curah ( Cement Carrier) kepada galangan kapal PT. Sumber Marine Shipyard, Tanjung Uncang Batam.

Kapal yang diberi nama MV. Iriana mengabadikan nama Ibu Negara, Iriana Jokowi. Kapal dengan kapasitas cargo 10.000 DWT merupakan kapal angkut semen curah pertama dibangun di Indonesia yang menggunakan teknologi electric propulsion, negara nomor tiga di Asia yang membangun kapal sejenis ini setelah Jepang dan Taiwan.

Teknologi ini menggerakkan baling-baling kapal dengan tenaga listrik yang dihasilkan oleh Electric Motor, sehingga hemat bahan bakar serta ramah lingkungan.

“Saya bangga galangan Sumber Marine Shipyard sudah sekaliber internasional, mampu memproduksi kapal besar. Saya juga menyaksikan pemakaian bahan baku, 100 persen baja lokal produksi PT Krakatau Posco – Cilegon,” ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Direktorat Jenderal Industri Logam, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan saat meninjau kapal MV Iriana di Sumber Marine Shipyard, Jumat (3/3).

Dirjen mengelilingi kapal bahkan naik tangga darurat mengecek bagian-bagian dalam kapal secara detail. Diketahui bahwa kapal ini telah direncanakan untuk peluncuran (launching ceremony) tanggal 25 Maret 2017 ini, disusul dengan delivery ceremony pada bulan Mei 2017, dari Sumber Marine Shipyard kepada pemilik kapal.

Rasa kagum Dirjen tak sampai di situ, kapal dengan spesifikasi panjang 117 meter, lebar 25,5 meter, tinggi 9 meter, kedalaman ke air (draft) 6,3 meter, dan kecepatan 10 knot tersebut dikerjakan putra putri Indonesia.

Dirjen memuji galangan di Batam memberi peluang lapangan kerja sangat besar. Karena membuat kapal tak bisa diotomatisasi seperti membuat ponsel, bisa robot yang membuatnya. Sedangkan membangun kapal memerlukan tenaga manusia yang juga memiliki keahlian mengelas. Sehingga, Dirjen menekankan, seharusnya galangan kapal di Batam ini seyogyanya mendapatkan pekerjaan-pekerjaan pembangunan kapal yang ada di Indonesia.

Untuk menghidupkan galangan kapal yang belakangan ini redup / Lesu karena bisnis oil and gas serta pertambangan menurun, Dirjen berjanji akan berkoordinasi dengan lembaga dan kementerian agar mengadakan kapal pemerintah bisa dikerjakan di Batam.

Engineering Manager Sumber Marine Shipyard, M Subhan Fauzi menegaskan pembuatan MV Iriana melibatkan 800-an tenaga kerja putra Indonesia.

“Kami di Sumber Marine Shipyard siap membuat kapal-kapal dalam dan luar negeri lebih banyak lagi. Kami mohon pak Dirjen membantu kami supaya mendapatkan order pembuatan kapal sebanyak-banyaknya,” katanya.

Dirinya meyakinkan bangsa Indonesia harus bangga buatan Sumber Marine Shipyard mampu bersaing di dunia internasional.

“Seperti electric propulsion belum banyak negara membuatnya, tapi Sumber Marine Shipyard bisa. Keuntungannya, selain lebih irit bahan bakar dan lebih ramah lingkungan, maintenance Electric Motornya juga lebih gampang,” jelasnya.

Juga sempat disampaikan oleh Direktur PT Yash Indo Prima, Syamsir Sabara pencetus nama kapal MV. Iriana, selaku salah satu subkon yang mengerjakan kapal tersebut.

“Untuk nama kapal ini (MV IRIANA), kami (para subkontraktor) yang mengajukan ke pemilik. Karena bagi kami adalah sebuah prestige untuk menjadi pelopor di Indonesia untuk membangun kapal sejenis ini, maka Kami mengajukan kepada pemilik kapal nama IRIANA, nama ibu Negara kami. Kami harap karya kami bisa ikut serta membangkitkan semangat bangsa Indonesia, menginspirasikan bangsa kita untuk berinovasi. Kami sangat mengharapkan kehadiran Bapak dan Ibu Presiden Jokowi saat Delivery untuk menyaksikan karya anak bangsa Indonesia, melihat kemampuan kita yang bergerak di industri Maritim Indonesia.”

Semangat putra-putri Indonesia terlihat jelas pada realisasi pembangunan kapal.
“Kapal ini kami kerjakan siang malam bahkan kalender merah pun kami tetap kerja. Masa pembangunan kapal kapasitas 10.000 dwt ini sampai saat ini hanya memakan waktu setahun-an saja. Kami berusaha semaksimal mungkin supaya kapal ini bisa launching pada tanggal 25/3/2017 ini.

Owner PT Sumber Marine Shipyard, Haneco W. L juga bangga Sumber Marine Shipyard mampu menyelesaikan kapal angkut semen curah yang canggih ini. Selama ini dianggap tenaga kerja di galangan kapal Batam tidak mampu membuat kapal hebat dan canggih. Namun semua itu terbantahkan, dengan pembangunan MV Iriana yang hadir dengan Electric Propulsion Technology di Sumber Marine Shipyard.

“Yang harus kita acungi jempol, pembuatan MV Iriana memakai plat baja produk lokal. Ini tentunya akan membantu industri produksi baja dalam negeri dalam kondisi ekonomi yang lesu ini. Dengan demikian efek dominonya turut menggerakkan ekonomi Indonesia,” kata Haneco.

Diakui Haneco, juga menjadi suatu kebanggaan dalam pembangunan MV Iriana karena karyawan subkontraktor yang mengerjakan kapal tersebut semuanya anak bangsa Indonesia. Dengan pengecualian untuk supervisi dan commissioning dari alat-alat yang dibeli, langsung dikirimkan teknisi dari pihak Manufacturer. “Namanya juga membeli sesuatu barang, karena itu menyangkut garansi dan jaminan atas alat yang dibeli, dari pihak Manufacturer tentu menerjunkan teknisinya untuk supervisi pemasangan alat agar dilaksanakan dengan tepat dan sewaktu Commissioning untuk memastikan alat berfungsi sesuai harapan,” terang Haneco.

Haneco juga sempat mengucapkan apresiasinya kepada semua pihak yang terlibat dalam Project Pembangunan Kapal MV. Iriana di PT. Sumber Marine Shipyard. “Berkat koordinasi dan kontribusi yang baik dari semua pihak yang terlibat dalam project ini, kecelakaan kerja dari awal sampai sekarang nol, kita harapkan sampai dengan acara launching Hari Sabtu tanggal 25 Maret 2017 dan seterusnya sampai selesai pembangunan kapal, semuanya dapat berjalan dengan lancar,”katanya.

Selain itu, pihaknya juga menyatakan, Sumber Marine Shipyard siap untuk memproduksi kapal angkut aspal curah untuk dipakai Pertamina. Kapal angkut aspal curah ini belum pernah dibangun di Indonesia. “Sumber Marine Shipyard sudah menyiapkan desain-desain internasional untuk pembangunan kapal tersebut. Kalau Pertamina memberikan order kepada Sumber Marine Shipyard, kami sudah siap mengerjakannya,” ujarnya.

Memang diakui Dirjen, pihaknya termasuk yang akan mengusulkan ke Pertamina agar kapal-kapal yang dibutuhkan baik kapasitas besar maupun yang kecil supaya dibuat di Batam.

“Bukan hanya dalam negeri, saya akan menghadiri pertemuan pengusaha kapal Taiwan dan Vietnam. Saya akan mempromosikan kemampuan galangan kapal dalam negeri seperti Sumber Marine Shipyard yang sanggup untuk membangun kapal yang berkualitas sesuai pesanan,” ujar Dirjen. (ash)

Update