Jumat, 29 Maret 2024

Antrian Panjang di Imigrasi, Helm pun Ikut “ngAntri”

Berita Terkait

batampos.co.id – Kantor Imigrasi kelas I khusus Batam selalu dipadati antrian untuk mengurus paspor.

Demi menghindari antrian panjang, tak sedikit masyarakat yang mau mengantri lebih awal sebelum dibukanya pintu pelayanan.

“Saya antri dari pukul 01.00 WIB tadi,” ujar seorang pria yang hendak membuat paspor, Senin (6/3).

Datang lebih awal belum tentu menjamin bisa mendapat antrian pertama. Agar tidak terjadinya perdebatan, para pengurus paspor ini berinisiatif untuk menerapkan budaya antri di depan pintu samping Imigrasi (dekat kantor BI) sebelum pelayanan dibuka.

Lucunya, yang mengantri didepan pintu gerbang itu adalah benda-benda milik si pengurus paspor. Umumnya berupa helm. Lain dari itu,  ada payung, botol minum, atau benda lainnya. Barang-barang itulah yang berjejer memanjang dalam dua barisan.

“Jadi kami nya gak capek berdiri atau sempiti-sempitan dalam barisan,” terang Rio.

Hingga detik-detik pintu gerbang dibuka, para pemilik benda-benda tadi langsung mengambil posisi sesuai urutan untuk masuk menuju area pelayanan. Yang antri di luar di urutan pertama, maka di dalam kantor pelayanan paspor juga mendapat urutan pertama, begitu seterusnya.

Antrian diluar itu juga sekaligus untuk menentukan sudah berapa banyak yang akan mengurus paspor di hari itu, mengingat dalam per hari Imigrasi punya kuota per harinya. Ditambah lagi, waktu pelayanan Imigrasi terbatas. Mulai pukul 07.00 WIB hingga 10.00 WIB.

Akan hal ini, anggota DPR RI Dapil Kepri, Nyat Kadir, yang memantau langsung di lapangan (Kantor Imigrasi Batam) menyanyangkan kejadian tersebut. Menurutnya, antrian di luar pintu gerbang cukup ironis.

“Dari sisi proseduralnya (Imigrasi) mungkin sudah sesuai, tapi yang tidak sesuai itu dari sisi manusiawi,” ujar mantan Walikota Batam periode 2001-2005 ini.

Ia berpendapat, antrian panjang apalagi harus mengantri sejak tengah malam itu seharusnya tidak terjadi apabila ada perbaikan pelayanan Imigrasi.

“Keadaan ini bukan sehari dua hari belakangan, tapi sudah dari beberapa tahun yang lalu,” tegasnya sesuai pengaduan dalam reses dengan masyarakat Lubukbaja terkait pelayanan Imigrasi.

Lanjut Nyat Kadir, pelayanan Imigrasi perlu berbenah. “Aktifkan kembali sistem online, sekarang saja tidak bisa conect lagi. Se-kelas Batam yang di bilang Kota modern kok tidak bisa memperbaiki sistem berbasis IT,” sindirnya.

Selain itu, pihak Imigrasi bisa menambah kuota pengurus dokumen per harinya, menambah jam pelayanan, serta menambah pegawai yang melayani pengurusan paspor tersebut.

“Untuk antrian di luar, bisa siapkan tempat yang lebih teduh agar ada kenyamanan,” papar Nyat.

Terhadap temuan ini, pihaknya juga akan menyurati kementrian yang menaungi Imigrasi yakni Menhumkam serta MenPan-RB untuk mendapatkan solusi yang lebih baik bagi pelayanan Imigrasi di Kota Batam. (nji)

Update