Sabtu, 20 April 2024

Kisah Upaya Penculikan Siswi SD di Batam

Berita Terkait

Seorang anggota Polsek Batamkota membimbing korban diduga korban penculikan untuk dimintai keterangan, Senin (6/3). F Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos.co.id – Keluarga besar , dilanda kepanikan, Senin (6/3). Seorang siswi SDIT Al Muhajirin di kawasan Mediterania, Batam, TH, diculik dua pria tak dikenal menggunakan mobil Toyota Avanza warna putih.

“Mulutnya dibekap pakai tangan oleh om-om, kemudian ditarik masuk mobil. Lalu mobilnya pergi,” terang RF, rekan TH.

RF menuturkan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 09.00 WIB, saat semua siswa sedang istirahat. Ketika itu, TH baru saja membeli jajan di kantin sekolah dan berniat kembali ke kelas.

Namun sebelum masuk ke halaman sekolah, tiba-tiba ada seorang pria keluar dari mobil Avanza putih dan langsung menghampiri bocah perempuan berusia 10 tahun itu. Menurut RF, pelaku penculikan tersebut dua orang. Satu di antaranya menunggu di dalam mobil.

“Waktu itu TH baru beli jajan mie,” kata RF.

RF mengaku melihat kejadian itu dengan beberapa temannya. Mereka langsung melaporkan kejadian itu kepada para guru. Namun sayang, pelaku sudah kabur membawa TH.

Saksi mata lainnya juga mengaku melihat ada mobol Avanza putih terparkir di depan halaman SDIT Al Muhajirin. Di dalamnya ada dua pria. Namun ia tak menyangka jika kedua pria di dalam mobil tersebut berniat menculik siswi di sekolah itu.

“Saya pikir tamu yang mau salat Dhuha. Jadi tak ada curiga sedikitpun. Tahu-tahu, dapat info ada murid yang diculik,” kata warga yang enggan dikorankan namannya itu.

Kabar penculikan TH ini cepat menyebar melalui media sosial dan pesan berantai di Whatsapp. Sejumlah orang tua siswa SDIT Al Muhajirin langsung mendatangi sekolah untuk menjemput anak masing-masing meski belum jam pulang sekolah.

“Saya langsung lari ke sini setelah dapat kabar. Sekalian mau jemput anak,” kata orang tua murid yang enggan disebut namanya di SDIT Al Muhajirin, kemarin.

Wanita itu menyebutkan, kabar yang beredar di Whatsapp cukup mengerikan. Disebutkan, TH diikat dan kemudian disiksa oelh pelaku. Bahkan siswi kelas III-B itu dikabarkan mengalami luka-luka akibat senjata tajam.

“Sampai sekarang saya gemetaran, lupa pakai sandal karena takutnya. Soalnya trauma dengan berita-berita penculikan,” jelas dia.

Hal senada juga dikatakan orang tua murid lainnya. Mereka sengaja menjemput anaknya lebih awal karena informasi tersebut.
“Takut saja, makanya datang ke sini,” kata orang tua lainnya.

Kepala SDIT Al Mujahirin Mediterania, Mala Wijayanti, enggan berkomentar terkait kasus penculikan yang dialami salah seorang muridnya. Ia mengaku menyerahkan masalah ini kepada aparat kepolisian.

“Semuanya sudah ditangani polisi,” terangnya.

Bahkan, saat itu ia sempat mengusir awak media yang mencoba mengkonfirmasi kasus penculikan tersebut. “Karena ini wilayah saya, saya minta Anda Anda pergi dari sini. Saya tak ingin ini diekspos,” ujarnya lagi.

Sekitar pukul 11.00 WIB, kehebohan di sekolah itu makin menjadi. Ini setelah TH terlihat kembali ke sekolah tersebut sambil menangis. TH mengaku baru saja diculik oleh dua pria yang mengendarai mobil Toyota Avanza berwarna putih.

Anggota Polsek Batamkota yang mendapatkan laporan kasus penculikan ini langsung turun ke lokasi. Sampai berita ini ditulis, polisi mengaku masih belum berhasil menangkap kedua pelaku.

Kapolsek Batamkota Kompol Arwin membenarkan jika TH menjadi korban penculikan oleh dua pria tak dikenal. Namun dia membantah jika bocah berusia 10 tahun ini mengalami luka. Dia memastikan putri pasangan Abdul Hamid dan Badiah itu tidak disiksa oleh kedua pelaku.

“Anak itu dinaikkan ke mobil dengan cara dipangku oleh pelaku. Anak itu tidak ada mengalami luka-luka dan juga tidak ada disiksa ketika di dalam mobil itu,” katanya.

Dari hasil penyelidikan jajaran Polsek Batamkota hingga Senin (6/3) sore, TH mengaku dibawa keliling dengan mobil pelaku selama hampir dua jam. Pelaku kemudian berhenti di sebuah ruko kosong di dekat Perumahan PLN, Batamcenter, Batam.

Setelah memarkirkan mobilnya di dekat ruko itu, kata Arwin, kedua pelaku keluar dari mobilnya. Saat itulah TH juga ikut keluar mobil dan melarikan diri.

“Anak itu ngakunya tidak mengenal siapa dua orang yang membawanya itu,” ujarnya.

Setelah berhasil keluar dari mobil pelaku, TH lari sekuat tenaga menuju Perumahan PLN Batamcenter. TH juga berteriak  minta tolong kepada warga yang melintas di kawasan itu.

Hingga akhirnya TH berpapasan dengan seorang pria pengendara sepeda motor yang membawa tangga dan gulungan kabel.
“Ia kemudian meminta tolong kepada orang itu untuk mengantarkannya kembali ke sekolahnya,” katanya.

Saat dalam perjalanan kembali ke sekolahnya itu, korban yang diantar pria tersebut bertemu dengan tantenya di dekat gudang Panasonic, Batamcenter. Tante TH saat itu hendak menuju ke sekolah keponakannya, setelah sebelumnya mendapatkan informasi jika TH diculik.

“Setelah bertemu dengan tantenya di jalan, kemudian anak ini dibawa pulang ke rumahnya di Mediterania,” katanya.

Berbeda dengan keterangan sejumlah saksi, menurut Arwin TH tak kembali ke sekolahnya. Melainkan langsung dibawa pulang oleh tantenya ke rumah TH di di Perumahan Mediterania, Batamcenter.

Pantauan Batam Pos di Polsek Batamkota, TH datang dengan masih menggunakan seragam sekolah berwarna merah putih. TH didampingi ayahnya, Abdul Hamid, saat memberikan keterangan kepada penyidik Unit PPA Polsek Batamkota sekitar pukul 13.00 WIB.

Setelah menjalani pemeriksaan beberapa jam, kemudian sekitar pukul 16.00 WIB, TH bersama dengan ayahnya diminta menunjukkan lokasi dan rute perjalanan pelaku selama dua jam membawa TH berkeliling dengan mobil.

“Kita juga masih mencari tahu terkait motif pelaku dalam membawa korban. Besok akan saya terangkan secara jelas, bagaimana jalan cerita selengkapnya,” imbuh Arwin.

Dari hasil pemeriksaan polisi, TH mengaku mulut dan matanya ditutup dengan kain hitam selama berkeliling dengan mobil pelaku. Namun TH berhasil membuka sedikit kain penutup itu dan melihat ciri-ciri kedua pelaku.

Menurut TH, dua penculiknya itu terdiri dari dua pria. Satu orang yang menjadi sopir memiliki ciri-ciri tubuh kurus. Saat itu, pria tersebut mengenakan baju merah dan celana biru garis putih. Pria tersebut juga mengancam akan membunuh TH jika ia berusaha kabur.

Kemudian pelaku satu lagi juga seorang pria dengan ciri-ciri memakai kacamata minus. Pria yang duduk di kursi tengah mobil itu juga bertubuh kurus dan memiliki bekas jahitan di pipi sebelah kanan.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam Muslim Bidin menyayangkan insiden penculikan siswi tersebut. Menurut dia, kasus ini merupakan peringatan bagi pihak sekolah akan pentingnya keamanan bagi anak didik selama berada di sekolah.

“Sekolah harus memperhatikan keamanan dan keselamatan anak selama berada di sekolah,” tegas Muslim.

Orang tua juga perlu memastikan anak memasuki area sekolah saat mengantarkannya ke sekolah. “Pastikan memasuki pagar sekolah, dan ada guru yang menyambut saat anak tiba,” ujarnya.

Sekolah harusnya memiliki batasan dengan pekarangan di sekitanya. Hal ini untuk melindungi anak dari hal yang tidak diinginkan seperti kasus hari ini.

Menurut Muslim, saat ini semua sekolah telah memiliki peraturan yang sangat ketat. Siswa tidak boleh keluar pekarangan, meskipun saat jam isitirahat berlangsung. “Nah, ini untuk memproteksi siswa, hanya saja kejadian kan tidak bisa ditebak misalnya kasus hari ini,” jelasnya. (she/cr1/cr17)

Update