Sabtu, 20 April 2024

Backpacker asal Inggris Disekap dan Disiksa

Berita Terkait

ilustrasi

batampos.co.id – Seorang yang diidentifikasi sebagai backpacker asal Inggris disekap dalam sebuah mobil.

Perempuan berusia 22 tahun itu harus menjalani serangkaian kengerian. Dia sekap dan diperkosa oleh mantan kekasihnya selama dua bulan di dalam mobil tersebut.

Keduanya sedianya berencana untuk keliling Australia. Namun, di tengah jalan, hubungan keduanya tidak berjalan dengan baik. Namun, alih-alih membebaskan kekasihnya, pelaku malah menyekapnya dan tetap melanjutkan perjalanan.

Selama di jalan, perempuan yang tidak disebutkan namanya itu mengalami pemerkosaan berkali-kali dan penyiksaan. Kejahatan itu akhirnya berakhir ketika polisi menghentikan mobil yang digunakan pelaku.

Proses penangkapannya pun dramatis. Saat itu, korban disuruh turun dan mengisi bensin di kawasan jalan bebas hambatan Warrego di Mitchell, sekitar 1.000 km selatan Cairns. Kata polisi, di Cairns, Far North Queensland, itu lah keduanya kali pertama bertemu tiga bulan yang lalu.

”Korban gemetaran, tubuhnya berguncang hebat, matanya biru, dan lehernya ada tanda kekerasan,” kata polisi mengutip kalimat kasir pom bensin dimana pelaku dan korban membeli bensin. Saat itu, korban juga mengatakan dia tidak bisa membayar bensin karena tidak punya uang. Karena cemas, pemilik pom bensin kemudian memberi signal ke polisi yang kebetulan sedang parkir di seberang pom bensin tersebut.

”Jika dia (korban, Red) saat itu punya uang dan langsung membayar bensinnya dan pergi, mungkin dia akan terus mengalami penyiksaan ini,” kata Inspektur Detektif Paul Hart.

Polisi yang mendapatkan signal, langsung mendekati mobil itu.

Dengan berbisik korban mengatakan dia sedang disekap dan pelaku bersembunyi di balik jok belakang.

Polisi pun bergerak cepat dan meringkus pelaku.

Pelaku mendapatan empat tuntutan, pemerkosaan, penyiksaan, penyekapan, dan penghilangan kebebasan orang lain.

”Perempuan muda ini mengalami trauma yang luar biasa. Kami memberikan pendampingan dan bantuan untuk melewati masa-masa sulit ini,” sambung Hart.

Ditambahkan Hart, korban sudah sejak 2015 berada di Australia dengan visa turis. Dan, keluarga pun tidak melaporkan dia hilang. (BBC/tia)

Update