Sabtu, 20 April 2024

Bandara Bintan Bisa Saingi Bandara Dubai

Berita Terkait

batampos.co.id – Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Agus Santoso mengatakan awalnya Kemenhub telah memberikan izin status bandara khusus kepada Bandara Bintan Aviation Investement (BAI) Kabupaten Bintan. Sebab bandara yang dibangun Gallant Venture Group (GVG) terletak diantara dua bandara besar yang dikelola PT Angkasa Pura II. Yaitu Bandara Raja Haji Fisabililah (RHF) Tanjungpinang dan Bandara Hangnadim Batam.

“Bandara Bintan berada ditengah Bandara Tanjungpinang dan Batam. Bahkan jaraknya tidak terlalu jauh. Maka sesuai konsep penyebaran kebandarudaraan kami klasifikasikan sebagai bandara khusus,” ujar Agus ketika diwawancarai di Jakarta, kemarin.

Diceritakan Agus, Bandara BAI ini hanya difungsikan untuk meningkatkan sektor kepariwisataan. Jadi tahap awalnya tidak boleh dipergunakan untuk penerbangan luar negeri. Sehingga kondisi ini menjadi sebuah polemik besar dari dulu sampai sekarang.

Padahal, kata Agus lokasi Bandara BAI yang dibangun GVG sangat strategis. Bahkan pembangunan bandara itu sudah memenuhi segala persyaratan dan sesuai dengan aturan yang diberlakukan Kemenhub. Kemudian tata letaknya sangat tepat karena dekat dengan pantai, memiliki panjang landasaan bertaraf internasional serta fasilitasnya lengkap dan keamananya terjamin.

“Sudah belasan tahun polemik ini muncul. Namun 2016 lalu, kami membuat suatu gebrakan baru dengan mensinergikan Bandara BAI dengan bandara dikelola PT Angkasa Pura II. Sebab bandara yang dikelola BUMN itu telah mengantongi Badan Usaha Bandarudara (Bubu),” bebernya.

Kerjasama itu, lanjut Agus, dengan melakukan MoU Bisnis to Bisnis (B to B) antara Bandara BAI yang dibangun GVG dengan bandara dikelola PT Angkasa Pura II, khususnya Bandara Hangnadim Batam. Maka dengan cara itulah, Bandara BAI bisa dipergunakan untuk penerbangan dengan rute keseluruh pulau-pulau dan luar negeri.

Jika B to B itu berjalan lancar, sambung Agus, wisatawan mancanegara yang selalu mengunjungi Kawasan Pariwisata Lagoi tidak perlu lagi berangkat melalui Batam, Singapura dan Malaysia. Melainkan dari luar negeri langsung menuju Bandara BAI yang berlokasi di Busung, Kecamatan Seri Kuala Lobam (SKL).

“Kerjasama antara GVG dengan PT Angkasa Pura II merupakan solusi yang tepat. Karena selain memenuhi segi hukum kebandaraudaraan juga akan berdampak pada berkembangnya potensi pariwisata di Bintan. Sehingga kunjungan wisatawan yang ditargetkan pemerintah pusat akan tercapai,” jelasnya.

Apabila Bandara BAI sudah bisa diterbangi armada pesawat sacara langsung keluar negeri. Diyakininya Bintan bisa mengalahkan Bali. Maka Kemenhub sangat mendukung jika Bandara BAI melalui GVG dan PT Bintan Resort Cakrawal (BRC) bekerjasama dengan Sriwijaya Air Group (SAG) dan maskapai penerbangan lainnya.

Seperti yang dilakukan Dubai Airport. Mereka bekerjasama dengan seluruh maskapai dari seluruh negara. Sehingga Dubai Airport mendapatkan lisensi dari dunia sebagai bandara ternama, pertama dan terlengkap.

“Kami harapkan Bintan Resort ataupun GVG bisa bekerjasama dengan seluruh maskapai penerbangan yang ada didunia. Dengan begitu Kemenhub yakin kedepannya Bandara BAI bisa menyaingi Dubai Airport,” sebutnya.

Asisiten Deputi (Asdep) Pengembangan Pasar Asia Pasifik, Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Vinsensius Jemadu mengatakan Kemenpar sangat mendukung jika GVG dan PT BRC bekerjasama dengan seluruh maskapai yang ada didunia. Karena dengan cara itu program kepariwisataan yang digaungkan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) akan tercapai sepenuhnya.

“Kami yakin dengan kerjasama seluruh maskapai penerbangan. Bintan bisa mengalahkan Bali dan menyaingi Dubai. Sebab alat transportasi yang berkontribusi terbesar dalam mendatangkan wisatawan yaitu armada udara atau pesawat,” kata Vinsen.

Mulai 2020 mendatang, kata Vinsen, Presiden RI memberikan target kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia 20 juta orang pertahunnya. Untuk Kepri yaitu Batam dan Bintan diberikan target 24 persennya atau 4,8 juta orang pertahun. Dari total target di Kepri, Bintan harus menyumbangkan 10 persennya atau 2 juta orang pertahunnya sedangkan sisanya ditangani Batam.

Kemenpar, lanjut Vinsen, sangat yakin jika Bintan bisa melebihi target tersebut. Bahkan akan mengantarkan daerah ini menjadi ranking pertama penyumbang kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia. Sebab prediksi siklus kepariwisataan untuk Bali akan mencapai klimaks dalam berkontribusi kunjungan.

Maka untuk mendukung Bintan sebagai destinasi wisata dunia, sambung Vinsen, Kemenpar akan mengucurkan dana melalui APBN dengan besaran puluhan miliar rupiah. Dana itu digunakan untuk menghelat berbagai event olahraga dan fasilitas pendukung lainnya.

“Kami sangat yakin Bintan akan menjadi nomor satu. Karena selain memiliki sektor pariwisata yang unggul juga memiliki Bandara BAI berkelas internasional nantinya,” ungkapnya.

Vice President PT BRC, Frans Gunara mengaku Bandara BAI akan menjadi banda udara paling lengkap se Indonesia. Sebab selain memiliki berbagai fasilitas juga akan memiliki armada pesawat berbadan besar dari seluruh maskapai.

“Kami sudah melakukan MoU kebeberapa maskapai penerbangan. Salah satunya dengan Sriwijaya Air Group. Targetnya akhir 2018 Bandara BAI akan dipergunakan untuk penerbangan skala lokal dan internasional,” katanya.

Bintan, kata Frans, bisa menjadi destinasi wisata utama di dunia. Karena PT BRC telah menyediakan segala kebutuhan penunjang kepariwisataan sejak 1996 lalu. Dimuali dari pengembangan berbagai hotel dan resort dengan target 20 ribu kamar, empat wahana ataraksi olahraga (lapangan golf internasional), wahana atraksi keluarga, jaringan utalitas listrik sebesar 30 Megawatt (Mw) milik sendiri dan 3O Mw dari PT PLN.

Berikutnya, ketersediaan air bersih melalui waduk buatan dengan kapasitas 6 juta meter kubik. Kemudian pengelolaan air minum, jalan raya, jaringan kabel optik bawah tanah, pengelolaan limbah, pemadam kebakaran, sekolahaan dan fasiltas lainnya.

“PT BRC juga menjadi tuan rumah untuk segala event olahraga. Dengan semua itu kami yakin tidak hanya 2 juta wisatawan yang datang kesini. Tetapi bisa mencapai 6 juta sampai 8 juta orang pertahunnya,” pungkasnya. (ary)

Update