Jumat, 19 April 2024

Pelayanan RSUD Masih Buruk

Berita Terkait

batampos.co.id – Walikota Tanjungpinang, Lis Darmansyah mengatakan pelayanan yang diberikan tim medis RSUD Tanjungpinang terhadap pasien masih buruk. Sebab dokter, bidan dan perawat dirumah sakit ini belum memiliki kesadaraan pentingnya memberikan penanganan medis tanpa melihat faktor fisik dan golongan pasien.
“Memang keahlian yang dimiliki tim medis RSUD Tanjungpinang lebih baik dibandingkan lainnya. Tapi wataknya banyak yang masih selambe. Karena lebih jago teori daripada prakteknya,” ujar Lis ketika membuka acara Pelatihan Basic Trauma dan Cardiac Life Support (BTCLS) di Ruang IGD RSUD Tanjungpinang, Selasa (21/3).
Ilmu kesehatan yang diperoleh dari pelatihan, kata Lis, jangan hanya sekedar untuk mengejar akreditasi nilai baik dari lembaga terkait. Tetapi masing-masing individu yang mengikutinya harus mampu menginplementasikannya secara langsung dengan praktek dilapangan.
Khususnya menangani pasien yang menderita penyakit kronis. Tim medis dituntut memiliki inisiatif dan kebijakan yang tepat dalam memberikan pelayanan. Mulai dari merawat, memberikan obat sampai menempatkan pasien diruangan perawatan. Sebab mereka membutuhkan penanganan yang maksimal dan tepat.
“Saya yakin tak satupun tim medis disini yang mampu menangani pasien yang crewet akibat penyakit kronisnya. Pasti tim medis malah selambe dengan pasien seperti itu. Watak inilah yang harus dirubah agar aktreditas nilai baik yang diperoleh bisa dipertanggungjawabkan,” bebernya.
Kemudian dalam memberikan penanganan cepat kepada korban tenggelam. Menurut Lis, dalam kasus ini masih banyak tim medis yang enggan melaksanakannya dengan penuh tanggungjawab. Sehingga banyak nyawa korban yang tak terselamatkan.
Ironisnya lagi, lanjut Lis, itu semua disebabkan atas kelalaian atau faktor kesengajaan tim medis. Karena lamban memberikan bantuan serta minimnya kesadaraan untuk menyelamatkan nyawa seseorang. Sebab mayoritas tim medis disini masih menganut penilaian fisik dan golongan dalam memberikan bantuan.
“Kalau pasien itu berprawakan seram atau terbilang kurang mampu pasti kurang dilayani. Tapi sebaliknyA pasien dari golongan tinggi langsung dilayani semaksimal mungkin. Sehingga banyak nyawa pasien yang tak terselamatkan,” ungkapnya.
Ketua Panitia Acara Pelatihan BTCLS, Nurwanis mengatakan digelarnya pelatihan ini tidak hanya sekedar mengejar akreditasi nilai baik untuk RSUD Tanjungpinang. Tetapi juga sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan maupun penanganan medis terhadap pasien dirumah sakit ini.
“Kegiatan ini diikuti 40 perawat yang bertugas di RSUD Tanjungpinang. Semoga ilmu yang didapat mampu merubah watak mereka dalam membedakan perkerjaan dan tanggungjawab sebagai tim medis,” ungkapnya.
Pelatihan ini, kata Nurwanis, juga untuk menunjang jenjang karier serta keprofesionalisme seorang tenaga kesehatan. Mereka diwajibkan memiliki tiga aspek yang saling berhubungan yaitu kinerja, kompetensi profesional dan keperibadian perawat.
Dengan memiliki tiga aspek itu, lanjut Nurwanis, perawat di RSUD ini akan memiliki profesionalisme yang berkualitas dan berkuantitas. Sebab mereka mampu berpikir secara rasional, mengakomodasi kondisi lingkungan dan memiliki aktualisasi yang tinggi.
“Aspek itulah kunci bagi perawat dalam mendapatkan jenjang karier yang tinggi. Maka kami gelarlah kegiatan ini sebagai modal dalam mendapatkan akreditasi 2017 serta mengimplementasikan akreditasi tersebut dengan maksimal,” pungkasnya. (ary)

Update