Selasa, 19 Maret 2024

Tak Ada Rotan, Kertas Koran Pun Jadi Kerajinan

Berita Terkait

Andi membuat kerajinan kertas di Galeri Zio Art jalan Lembah Merpati Tanjungpinang, Minggu (26/3). Dengan kreativitas memanfaatkan koran bekas, Andi membuka usaha dengan membuat kerajinan kertas (paper craft)  seperti miniatur kapal layar, vas bunga, tanjak mini, miniatur motor harley, bingkai foto yang unik dan memiliki nilai jual di pasaran. Foto: Yusnadi/Batam Pos

batampos.co.id – Koran bagi masyarakat setelah selesai dibaca, biasanya langsung dibuang ataupun disimpan di dalam gudang. Lain halnya bagi orang-orang yang memiliki jiwa seni dan kretivitas. Memanfaatkan koran bekas untuk disulap menjadi suatu aksesoris yang unik dan memiliki nilai jual.

Seperti yang dilakukan Andi, 30, di teras rumahnya yang sederhana di perumahan Bandara Asri jalan Lembah Merpati Tanjungpinang, ia membuka Galeri Zio Art yang terdapat beberapa macam aksesoris kerajinan kertas atau paper craft seperi miniatur kapal layar, vas bunga, miniatur motor harley, tanjak mini, bingkai foto dan lampu hias yang semuanya terbuat dari koran bekas.

“Tak ada rotan, kertas koran pun jadi, daripada jadi sampah ya lebih baik dijadikan suatu yang bermanfaat,” ujar Andi, Minggu (26/3).

Andi yang pernah bekerja di galangan kapal ini mengatakan, awalnya ia tidak berniat untuk membuka usaha kerajinan paper craft ini, bermula dari melihat kerajinan kertas di televisi, ia pun berniat mencobannya dengan menggunakan kertas koran yang bertumpuk di rumahnya. “Awalnya coba coba aja secara otodidak, tapi lama kelamaan keterusanan buat kerajinan kertas koran ini,” ungkapnya.

Bermodal kertas koran ataupun kertas hvs, gunting, lem, cat semprot dan cat minyak, ia pun mencoba membuat miniatur kapal , bingkai foto dan lampu hias. Setelah itu jadilah beberapa aksesoris, ia pun merasa ketagihan, dan memutuskan untuk tidak bekerja lagi di galangan kapal serta mencoba fokus mengembangkan usaha kerajinan kertas koran ini. “Menurut aku kerajinan ini punya nilai jual, jadi kenapa tidak dikembangkan,” katanya.

Menurutnya, membuat kerajinan tersebut tidak lah mudah, butuh ide, ketekunan dan kesabaran. Dari mengumpulkan kertas koran, memotongnya selama dua hari dan membuatnya selama hampir tiga jam untuk membuat satu aksesoris seperti miniatur kapal. “Kesabaran sangat diperlukan saat merangkai kertas koran menjadi barang yang berguna,” tuturnya.

Untuk penjualannya, harga kerajinan kertas koran buatan Andi sangat terjangkau. Mulai dari harga Rp10ribu hingga Rp250ribu untuk setiap produk kerajinan. “Tidak begitu mahal, sesuailah tingkat kesulitan saat membuatnya, keunikan dan motifnya,” paparnya.

Untuk menjual hasil karyanya, Andi mengaku selalu mengikuti kegiatan pameran Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk memperkenalkan produknya. “Alhamdulillah sampai saat ini sudah ada yang memesan untuk membuat miniatur kapal, dan aksesoris lainnya,” akunya.

Banyak potensi yang dapat digali di Tanjungpinang untuk berkarya dan menjadi suatu keharusan untuk membangun Tanjungpinang dari sektor ekonomi. Selagi masih muda, harus fokus untuk mengembangkan kreativitas seperti karya seni kerajinan kertas koran bekas tersebut. “Selagi masih muda, kita harus fokus mengembangkan ide dan kreativitas dan hasil karya kita bisa dihargai,” katanya.

Ia berharap pemerintah dapat memperhatikan pelaku usaha kecil seperti dirinya untuk mengembangkan usaha mereka sehingga produk produk yang dihasilkan dan bernilai jual tinggi dapat dipasarkan secara meluas.

“Dengan adanya karya seni ini, dapat membuat wisatawan lokal dan mancanegara untuk datang ke Tanjungpinang, dan membeli produk yang terbuat dari barang bekas ini sebagai oleh-oleh,” Pungkasnya. (ody)

Update