Selasa, 19 Maret 2024

Flyover Simpang Jam Bisa Bertahan 1 Abad

Berita Terkait

batampos.co.id – Pembangunan jembatan layang atau flyover Simpang Jam, Batam, terus dikebut. Proyek yang menelan anggaran sebesar Rp 180 miliar ini ditargetkan rampung pada 17 November tahun ini.

Jembatan layang dengan total panjang 460 meter dan lebar 32,2 meter ini akan dilengkapi dengan expantion joint untuk menahan getaran. Diperkirakan, jembatan layang pertama di Kepri ini akan mampu bertahan minimal 100 tahun.

”Tujuan utama pembangunan jembatan layang ini untuk mengatasi kemacetan di Batam yang semakin parah,” kata Direktur Publikasi dan Humas BP Batam, Purnomo Andiantono, akhir pekan lalu.

Andi merinci, 460 meter panjang jembatan ini terdiri dari 300 meter untuk turunan flyover. Kemudian dari pangkal jembatan (abuntment) ke pilar (pier) sepanjang 100 meter dan jarak antara pier kanan dan kiri adalah 60 meter.

Jembatan yang memiliki ketinggian 6,8 meter ini ditopang oleh empat pilar. Dua pilar di kanan dan dua pilar di kiri yang masing-masing membentuk huruf V. Setelah proses pembangunan pondasi selesai, maka akan dilanjutkan dengan pembangunan empat frontage (jalan bawah, red).
Kepala Satuan Kerja (Satker) Flyover Simpang Jam dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU-Pera, Andre Sahat Tua Sirait, mengatakan saat ini proses pembangunan flyover sudah rampung sekitar 53 persen. Selain meninggikan elevasi jalan di sana, kontraktor akan segera membangun jembatan tengah flyover atau box girder yang berada di atas jalan raya. ”Sekarang sudah mulai dalam tahap pengecoran awal,” jelasnya.

Sahat menjelaskan, pembangunan jembatan akan menggunakan konsep traveller. Langkah pertama dalam konsep ini adalah dengan memasang dua jaring pengaman yang terdiri dari spandek dan plat baja sehingga tidak ada material yang akan jatuh ke tengah jalan dan mengganggu arus lalu lintas. ”Membangunnya tidak pakai penyangga. Prosesnya akan bekerja membangun jalan per lima meter per harinya. Dan akan dikerjakan di malam hari,” imbuhnya.

Dia mengakui, pembangunan jembatan ini akan banyak berdampak pada arus lalu lintas di lokasi. Apalagi, nantinya jalur Simpang Jam akan ditutup dan arus lalu lintas akan dialihkan. Dampaknya, dipastikan akan terjadi kemacetan, terutama di Simpang Baloi dan Simpang Kabil.

”Kami akan tetap lakukan penanganan berkesinambungan untuk penanganan di Simpang Baloi dan Kabil karena kemungkinan titik macet akan pindah kesana,” jelasnya.

Latar belakang pembangunan flyover di Simpang Jam ini karena ada sekitar 272.138 kendaraan yang melintas di kawasan tersebut. Sehingga sudah saatnya dibangun flyover di sana.

“Tujuannya untuk mengurai kemacetan,” imbuhnya.

Namun demikian, kehadiran flyover ini bukan satu-satunya solusi. Sebab apabila jumlah kendaraan selalu bertambah, maka kemacetan juga akan kembali terjadi di titik lainnya. Karenanya, KemenPU Pera berencana membangun flyover lagi di Simpang Kabil. Sebab di lokasi tersebut juga sering terjadi penumpukan kendaraan, terutama di jam-jam sibuk. Soal anggaran, diperkirakan mencapai Rp 200 miliar dan akan mulai dikerjakan pada tahun ini juga.

Selain untuk mengurai kemacetan, pembangunan flyover Simpang Jam diharapkan akan menhadirkan ikon baru di Kota Batam. Karenanya, sesuai dengan namanya, flyover ini nantinya akan dilengkapi dengan empat buah jam ukuran besar.

Kepala Bagian Humas Pemko Batam, Ardiwinata, membenarkan jika flyover Simpang Jam nantinya akan dijadikan ikon baru di Kota Batam. Untuk itu, pihaknya akan ikut andil dalam mempercantik jembatan tersebut, salah satunya dengan menambahkan ornamen khas Melayu.

”Wali Kota minta masukan dari Lembaga Adat Melayu (LAM),” kata Ardi.
Hiasan khas Melayu di jembatan layang Simpang Jam ini nantinya akan menyentuh bagian pagar hingga pilarnya. Beragam motif ornamen Melayu itu antara lain pucuk rebung, setampuk manggis, lebah bergayut, dan julur kacang. Rencananya juga akan dibangun relief perahu elang laut di sana.

”Saat ini memang belum semua dibangun. Tapi kisi setampuk manggis dan pucuk rebung sudah mulai terlihat,” ujar dia. (leo)

Update