Jumat, 19 April 2024

Ada Bercak Darah di Kartu Pelajar AMR, Itulah Kunci Terkuaknya Kasus Pembunuhan di SMA Taruna Nusantara

Berita Terkait

Polisi sedang memeriksa barak, tempat Krisna dihabisi nyawanya di tempat tidur. (IST fo RADAR JOGJA)

batampos.co.id – AMR sempat berkilah.

Akhirnya setelah didesak penyidik dia mengakui menghabisi nyawa Krisna Wahyu, rekannya tersebut.

“Dia (pelaku) sempat beralibi kepada penyidik, padahal telah dilakukan olah TKP berulang kali dan ada bukti kuat lainnya,” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar kepada JawaPos.com, Sabtu (1/4).

Boy menuturkan, adapun bukti kuat yang dikantongi penyidik di sana adalah kartu pelajar atas nama AMR yang ditemukan bercak darah. Darah itu diketahui cocok dengan darah korban.

“Akhirnya pada pukul 21.30 WIB AMR mengakui bahwa dirinya yang telah melakukan pembunuhan,” sambung mantan Kapolda Banten ini.

Kini AMR terus menjalani pemeriksaan dengan statusnya sebagai tersangka. Dalam pemeriksaan itu belum diketahui apakah dia beraksi seorang diri atau bersama rekan lainnnya.

Lebih jauh mantan Kapoltabes Padang itu mengatakan, dari hasil penyelidikan pun diketahui motif dari perbuatan pelaku, yakni kesal kepada korban.

“Ketika itu, korban sempat meminjam telepon genggam pelaku. Tapi ketahuan oleh pamong atau pengasuh, sehingga disita,” kata Boy Rafli Amar.

Diketahui para siswa SMA Taruna Nusantara yang masih kelas satu belum diperbolehkan untuk membawa telepon genggam.

“Pelaku meminta korban untuk mengurus telepon genggam itu agar kembali, tapi korban menolak,” sambung mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya itu.

Lalu kekesalan pelaku bertambah ketika aksinya mencuri uang teman satu barak diketahui oleh korban.

“Tapi itu pengakuan sementara, nanti akan didalami oleh penyidik di sana,” sambung Boy.

Sebelumnya korban ditemukan meninggal dunia dengan luka tusuk di lehernya di Barak G17 Kompleks SMA Taruna Nusantara, Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah pada Jumat (31/3) dini hari tadi. Luka itu diduga akibat dari benda tajam.

Kejadian ini pertama kali diketahui oleh Riyanto yang merupakan pengasuh dari para siswa taruna di sana. Sekira pukul 04.00 WIB, korban dibangunkan untuk melaksanakan salat Subuh.

Ketika itu, korban ada di kamar 2B. Saat itu korban ditemukan dalam keadaan terluka bersimbah darah. Riyanto lantas memeriksa urat nadi korban, tapi saat dipegang sudah tak berdenyut lagi. (elf/JPG)

Update