Selasa, 19 Maret 2024

Jumlah Gangguan Jiwa Berat di Kepri Lebihi Jakarta

Berita Terkait

Ratusan warga mengikuti senam sehat di Gedung Daerah Tanjungpinang. Senam sehat menjadi salah satu cara mengurangi depresi. F.Yusnadi/Batam Pos

batampos.co.id – Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2013 mencatat, prevalensi gangguan jiwa berat di Kepri mencapai 1,3 per mil. Angka ini dua poin lebih tinggi dibandingkan DKI Jakarta (1,1 mil). Sementara di Ibu Kota Provinsi Kepri, terdapat 200 lebih warganya yang mengalami gangguan jiwa.

Peringatan Hari Kesehatan Sedunia yang ditetapkan pada hari ini, Jumat (7/4), mengusung tema khusus yang selalu berganti tiap tahunnya. Kali ini,World Health Organization (WHO) mengusung tema depresi. Yakni suatu penyakit psikis yang ditandai dengan rasa sedih dan putus asa yang dialami pada waktu tertentu. Yang mana kedua perasaan tersebut merupakan reaksi normal dalam menghadapi masalah. Namun dapat menjadi berbahaya, pada tingkat akut, jika berlangsung selama beberapa hari bahkan lebih.

Dewasa ini, persoalan kesedihan terus-menerus telah dianggap sebagai suatu masalah serius, yang mesti ditangani dengan lebih serius. Dikarenakan WHO pada 1990, melaporkan dari 10 permasalahan kesehatan utama yang menyebabkan disabilitas, lima diantaranya adalah masalah kesehatan jiwa. Bahkan dari fakta yang telah terangkum, WHO telah memprediksi di 2020 mendatang, depresi akan menjadi penyakit urutan kedua dalam menimbulkan beban kesehatan.

Fakta dan prediksi yang dirangkum WHO ini lantas menjadi alasan, diangkatnya tema depresi pada peringatan Hari Kesehatan Sedunia. Untuk membangkitkan kesadaran akan kepedulian penanganan depresi, yang lebih serius.

Dengan dipaparkan data global oleh WHO ini, lantas bagaimana pula gambaran kesehatan jiwa di Kepri?

Mengutip kanal Ilmu Pengetahuan dan Informasi Fakultas Kedokteran, Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta yang memuat hasil RISKEDAS 2013, terdata prevalensi Kepri sebanyak 1,3 permil. Sementara angka tertinggi pada klasifikasi ini, berada di Aceh dan Yogyakarta. Masing-masingnya sebanyak 2,7 permil.

Masih berdasarkan data yang dikeluarkan oleh RISKEDAS 2013, prevalensi penduduk yang mengalami gangguan mental emosional pada penduduk usia 15 tahun ke atas di Kepri sebanyak 2,6 permil. Dimana angka tertinggi berada di Sulawesi Tengah (11,6 permil) dan terendah berada di Lampung (1,2 permil).

Sementara itu, untuk kawasan ibu kota Provinsi Kepri, ratusan warga Tanjungpinang diketahui mengalami gangguan jiwa. Dengan jumlah penduduknya, 250 ribu lebih, terdata sekitar 200 lebih warga Tanjungpinang yang mengalami ganguan jiwa. Dimana berdasarkan pendataan Dinas Kesehatan Tanjungpinang, 90 persen kondisinya, tidak terlalu parah. Atau hanya mengalami guncangan batin.

Sebagaimana yang diberitakan Batam Pos belum lama ini, terdapat beberapa faktor pemicu terjadinya gangguan jiwa di kalangan masyarakat Tanjungpinang. Yang mana 30 persen disebabkan gagal menjalankan bisnis. Lalu 25 persen disumbang oleh dampak penggunaan narkoba. Lalu 20 persen disebabkan hubungan asmara. Dan faktor terakhir, disebabkan tidak harmonisnya hubungan keluarga, yang menyumbang presentase sebanyak 15 persen. (aya)

 

Update