Kamis, 25 April 2024

Tanjungsebauk Desa Binaan Zakat

Berita Terkait

Suasana Tanjungsebauk dikala senja. F. Yusnadi/batampos.

batampos.co.id – Kantor Kementerian Agama Wilayah Provinsi Kepulauan Riau menyerahkan bantuan kepada warga Tanjungsebauk, Tanjungpinang, Selasa (11/4) kemarin. Bukan tanpa alasan bantuan tersebut disalurkan kepada warga di ujung Kota Tanjungpinang itu.

Kepala Seksi Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag Kepri Afifah Mardiyah menyebutkan Tanjungsebauk adalah desa binaan zakat yang sudah terbentuk sejak enam tahun lalu.

“Mulai dari tahun 2010, Kanwil Kemenag Kepri telah membina Tanjungsebauk ini,” ungkap Afifah.

Pembinaan yang sudah digiatkan selama enam tahun terakhir di antaranya adalah pengelolaan berkesinambungan atas pelbagai zakat produktif yang disalurkan. Semangat ini, kata Afifah, agar zakat yang diterima tidak lantas habis begitu saja. Akan tetapi dapat terus menghasilkan dari waktu ke waktu.

“Pada awalnya beranggotakan 12 orang sebagai penerima bantuan zakat produktif yang kemudian dikembangkan untuk berbagai jenis usaha seperti jaring nelayan, ternak lele, kue basah, kue kering, toko kelontong, sayur, sarapan pagi, ikan asin dan lain-lain,” ungkap Afifah.

Tahun-tahun ke depan, Afifah menjanjikan pembinaan-pembinaan bakal terus dilakukan. Baik itu berupa pengelolaannya maupun pengembangannya. Hal ini, sambungnya, bakal berdampak langsung terhadap produktivitas masyarakat Tanjungsebauk sebagai desa binaan zakat.

“Saya juga minta agar ada proses pembukuan yang lebih tertata sehingga jelas. Kita hidupkan lagi usaha-usaha yang mengalami kemacetan. Sebagai motivasi hari ini kami berikan bantuan sembilan bahan pokok dan uang tunai kepada 21 anggota agar lebih semangat lagi,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Bimas Islam Kanwil Kemenag Kepri Erman Zaruddin mengatakan pihaknya sengaja mengemas berbagai kegiatan keagamaan dalam bentuk safari agar lebih menyentuh kebutuhan masyarakat secara langsung.

“Hari ini laksanakan safari di Tanjungpinang, besok di Batam dan akan menyusul di Karimun dan daerah lainnya secara bertahap yang dikemas guna memperingati hari-hari besar keagamaan Islam guna merealisasikan slogan bersih melayani, lebih dekat melayani umat,” ujar Erman.

Erman menyebutkan ada dua instrumen sumber ekonomi umat Islam yang terus akan dikembang yakni zakat dan wakaf. Potensi zakat menurut Baznas bisa mencapai Rp 100 triliun, tetapi karena belum diberdayakan dengan baik maka belum bisa mengentaskan kemiskinan umat Islam di Indonesia.

“Tahun 2016 sudah tercatat Rp 6 triliun, namun kami meyakini masih banyak penghimpunan zakat yang dilakukan masyarakat tetapi tidak tercatat,” ujar Erman lagi.

Lebih lanjut Erman mengatakan pihaknya sangat berharap warga Desa Binaan Zakat bisa meningkatkan aktivitas ekonomi umat.
“Unit-unit usaha yang sudah kita kembangkan seperti warung-warung yang didirikan melalui dana zakat bisa kita kemas dan perlu dilabeli dengan Warung Desa Binaan Zakat agar orang mengetahuinya. Dan saya minta harga jual di warung Desa Binaan Zakat lebih murah dibanding warung sebelah supaya masyarakat terutama sesama anggota merasa terbantu namun jangan sampai merugi. Keuntungan usaha harus bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan ekonomi umat,” pesan Erman. (aya)

Update