Sabtu, 20 April 2024

Diskominfo Kumpulkan Provider Jaringan Komunikasi

Berita Terkait

batampos.co.id – Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Provinsi Kepri, Guntur Sakti bergerak cepat untuk menuntaskan persoalan jaringan komunikasi di Natuna, Anambas dan Lingga (NAL). Karena komunikasi kebutuhan penting bagi pembangunan Kepri.
“Di era teknologi ini, komunikasi menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan. Apalagi bagi daerah yang berada digaris terdepan seperti NAL,” ujar Guntur Sakti dalam pertemuan dengan provider telekomunikasi di Kantor Dikominfo Kepri, Tanjungpinang, Kamis (13/4).
Menurut Guntur, terjadinya down bandwidth, di Natuna dan Anambas belum lama ini, mengundang berbagai reaksi dari kedua kepala daerah tersebut. Bupati Natuna langsung melayangkan surat kekecewaan ke Presiden. Sedangkan Bupati Anambas mengirimkan surat yang sama ke Menko Polhukam.
“Kepri adalah daerah yang darurat telekomunikasi. Persoalan ini tentunya harus segera di tuntaskan,” tegas Guntur.
Masih kata Guntur, ada beberapa lokasi yang sudah dibangun tower. Tetapi sampai sekarang tidak di operasionalkan. Daerah tersebut adalah, Pekajang, Lingga. Ditegaskan Guntur, NAL memang harus mendapatkan perhatian ekstra soal jaringan komunikasi ini. Penderitaan juga sangat dirasakan Masyarakat yang berada di Pulau Terdepan, Terpencil dan Terisolir (3T).
Lebih lanjut katanya, daerah-daerah yang sudah terjamah jaringan komunikasi di NAL belum menggunakan sistem Fiber Optik (FO). Artinya jaringan komunikasi masih menggunakan sistem satelit. Hal ini yang membuat biaya komunikasi di NAL lebih mahal di bandingkan daerah-daerah seperti Batam, dan Tanjungpinang.
Berangkat dari persoalan tersebut, pihaknya berinisiatif untuk mencari solusi terbaik dengan mengundang provider telekomunikasi. Seperti Telkomsel, XL, M3 dan Tower Bersama Group (TBG). Dijelaskan Guntur, dari pertemuan tersebut pihaknya sudah mendapatkan beberapa masukan untuk menuntaskan persoalan komunikasi di Kepri.
“Kita akan terus gesa, supaya kebutuhan jaringan komunikasi Kepri terpenuhi. Kita juga berharap program Palapa Ring pemerintah tuntas 2018 mendatang. Sehingga bisa menjadi spirit baru bagi telekomunikasi Kepri,” harap Guntur.
Manager Telkomsel, Soni mengatakan adanya tower atau BTS yang belum beroperasi, lebih disebabkan hitunga-hitungan bisnis. Apalagi Telkomsel bukan mutlak milik Indonesia. Karena ada saham pihak luar disana. Diakuinya terjadinya down bandwidth di Natuna dan Anambas kemarin, adalah bagian dari kebijakan pemegang saham.
“Pada prinsipnya kita sangat tidak ingin, jaringan komunikasi di Natuna dan Anambas terganggu. Tetapi besarnya operasional juga menjadi pertimbangan,” ujar Sony.
Dikatakannya juga, untuk Natuna dan Anambas memang tidak bisa di jangkau dengan menggunakan sistem radio. Tetapi sudah menggunakan VSAT (very small aperture terminal), terhubung langsung dengan satelit. Sistem ini memang biaya operasionalnya sangat tinggi.
Dikatakannya juga, ada jalan terbaik adalah meminta dukungab dari Universal Service Obligation (USO) dalam membangunan jaringan-jaringan komunikasi. Karena itu bagian dari Pemerintah.
“Kita bisa membantu pembangunan jaringN komunikasi. Tetapi juga membutuhkan subsidi dari pemerintah daerah. Karena membutuhkan biaya yang mahal,” papar Soni.
Pada kegiatan yang dihadiri Diskominfo Natuna, Anambas, Lingga dan Bintan tersebut, Guntur kembali menambahkan diakhir pertemuan. Ia mengharapkan Pulau Pekajang, dan Berhala harus digesa. Karena pernah viral di media, Gubernur lost kontak di Pekajang, Lingga.
“Kami sangat mengharapkan dukungan provider-provider komunikasi di Kepri ini. Sehingga pembangunan sistem komunikasi di Kepri terwujud dengan baik. Keinginan pemerintah daerah adalah merangkai Kepri dengan konektiviti,” tutup Guntur.(jpg)

Update