Jumat, 29 Maret 2024

Mengembangkan Sangiran seperti Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko

Berita Terkait

Situs Manusia Purba di Sangiran, Sragen, Jawa Tengah akan  dijadikan salah satu dari empat Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di bawah kepemimpinan Menteri Pariwisata Arief Yahya telah menyiapkan beberapa strategi yang akan direalisasikan dalam beberapa tahun ke depan.

Ke depannya Situs Manusia Purba Sangiran akan dipromosikan sebagai objek wisata budaya dunia dari wilayah Jogja, Solo, Semarang (Joglosemar).

“Seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Ratu Boko, situs Manusia Purba Sangiran akan dikembangkan sebagai objek wisata budaya dunia. Jadi saat datang ke Joglosemar, wisatawan tidak hanya terkonsentrasi di Candi Borobudur atau Candi Prambanan saja,” ujar Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar, Hari Untoro Drajat, Minggu (24/4).

Hari menjelaskan, Kemenpar memiliki perhatian khusus untuk mengembangkan wilayah yang sangat luas itu, karena yang sekarang menjadi pusat yang dikunjungi baru satu. Di samping terus melakukan pengembangan secara terpadu, pemerintah juga berkewajiban melaksanakan pelestarian secara sistematis terhadap Situs Manusia Purba Sangiran, sejak ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada 1996 lalu.

Dalam rangka pelestarian dan pengembangan Situs Manusia Purba Sangiran, maka pada 2004 telah diselesaikan Rencana Induk Pengembangan Sangiran (Master Plan), yang diikuti dengan pembuatan Detail Engineering Design (DED) Pelestarian Situs Sangiran pada 2007, yang antara lain memuat kebijakan-kebijakan pengembangan situs, dengan melibatkan para stake-holders di daerah dan para pakar (termasuk dari kalangan universitas).

Pemerintah mengembangkan Museum Sangiran menjadi lima klaster, yaitu Museum Purba Sangiran Klaster Krikilan, Museum Purba Sangiran Klaster Ngebung, Museum Purba Sangiran Klaster Bukuran, Museum Klaster Purba Sangiran Dayu, dan Museum Lapangan Manyarejo,” papar Hari.

Namun, lanjut Hari, dari kelima klaster tersebut, saat ini baru Klaster Krikilan yang masih menjadi pusat kunjungan para wisatawan. Klaster Krikilan memang sudah dilengkapi dengan sarana penunjang aktivitas wisata, seperti area kantin, toko souvenir sampai tempat parkir.

“Perlu adanya sistem transportasi yang terintegrasi dari satu klaster ke klaster lainnya, agar jumlah kunjungan wisatawan bisa merata dan lebih meningkat. Karena wisatawan banyak yang belum tahu atau bingung mengenai cara mengunjungi klaster lainnya,” kata Hari.

Hari menambahkan, pemerintah juga mendorong masyarakat Sangiran untuk meningkatkan potensi wisata di kawasannya.

“Budaya masyarakat Sangiran itu sangat menarik, memiliki ciri khas. Konsep wisata berbasis komunitas sangat bisa diterapkan di sini,” pungkas Hari.

Untuk informasi, Kemenpar mengembangkan sektor pariwisata di Jawa Tengah dan Yogyakarta didorong lewat pembangunan empat kawasan strategis pariwisata nasional. Keempat KSPN tersebut yakni Borobudur, Sangiran, Karimunjawa dan Dieng.

“Sesuai janji saya, penyusunan master plan keempat KSPN tersebut telah diselesaikan akhir 2016 lalu. Di Semarang yang akan dibangun pelabuhannya, di Karimunjawa bandara dan sementara untuk Dieng kita akan renovasi bandara yang di Purbalingga,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Dengan adanya penambahan akses perhubungan tersebut, dia optimistis sektor pariwisata di kedua daerah tersebut akan mampu melonjak dengan cepat.

Menpar Arief Yahya juga mengajak maskapai penerbangan untuk membuka jalur penerbangan internasional ke Solo. Saat ini, Air Asia telah bersedia mengoperasikan rute Kuala Lumpur-Solo.

Tantangan selanjutnya, kata Arief, yakni membuka penerbangan Bangkok-Solo.

“Beberapa maskapai penerbangan sudah mau membuka rute ke Solo. Dan itu akan menghidupkan denyut pariwisata dan ekonomi di Solo dan sekitarnya,” jelas Arief Yahya. (*)

Update