“Harganya Rp 600 juta per meter persegi. Ada 29 lantai. Semua habis terjual dalam waktu tujuh jam,” ujar Eugene Lim, Maketing Director Oxley Holding Limited tentang Oxley Tower di Singapura.
Eugene Lim memaparkan salah satu properti prestius Oxley Holding Limited itu, saat kami berada di Oxley Singapore Project Gallery di Clemenceau Avenue. Rombongan agen properti dari Batam yang mendengar itu nyaris bersamaan membundarkan bibirnya. Tanda kaget dan takjub.
Oxley Tower ini berada di 138 Robinson Road. Salah satu kawasan bisnis prestisius di Singapura. Oxley Tower yang bersanding dengan bangunan-bangunan pencakar langit lainnya di Robinson Road adalah gedung perkantoran, bisnis, dan pusat belanja. Tingginya 32 lantai. Sebanyak 29 lantai untuk perkantoran, restauran, gym, dan spa. Sementara tiga lantai untuk toko dan kafe.
“Oxley Tower ini sudah diserahterimakan April dan sudah ditempati,” ungkap Eugene Lim.
Selain Oxley Tower, Oxley Holding Limited punya sejumlah proyek properti lainnya di Singapura. Beberapa maketnya di pamerkan di Oxley Singapore Project Gallery. Ada The Rise @ Oxley, Flora View, dan The Flow. The Rise @ Oxley adalah residensial berupa apartemen dan unit komersil. Terdiri dari 120 unit apartemen di bagian atas, sedangkan dua level di bawah sebagai unit komersil berupa toko sewa. “Apartemen ini tersisa 53 unit,” ungkap Eugene Lim.
Sementara Flora View yang terdiri dari tiga blok bangunan sudah terjual 70 persen. Proyek yang berlokasi di 7 Ang Mo Kio Street 66 ini terdiri dari 90 unit residensial flat dan 28 unit komersil area berupa toko dan restoran. Sedangkan The Flow merupakan pusat perbelanjaan dan gaya hidup. Properti di 66 East Coast Road ini memiliki sebanyak 56 unit. Terdiri dari 34 unit toko, 10 unit restauran, 11 unit untuk klinik, dan satu foodcourt.
“Tersisa 10 unit saja. Harganya Rp 25 miliar (per unit),” ungkap dia.
Oxley Holding Limited memiliki 29 proyek properti di Singapura. Sebanyak 25 proyek sudah diserahterimakan. Proyek properti lainnya yang kami kunjungi adalah Novotel Singapore dan Ibis Singapore. Dua hotel di Steven Road ini memang dikelola dua hotel besar tersebut, tetapi propertinya milik Oxley. Proyek yang baru dimulai itu, nantinya bakal terdiri dari dua bangunan utama. Bangunan sebelah kanan dipakai Ibis Singapura dan bakal memiliki 300 kamar. Sementara bangunan bagian kanan digunakan Novotel Singapore. “Novotel nantinya memiliki 200-an unit kamar,” katanya.
Sebelum mengunjungi Oxley Singapore Project Gallery dan beberapa proyek Oxley lainnya, kami telah mengunjungi Oxley International Projec Gallery di Palais Renaissance, Orchard Road. Di sinilah proyek-proyek internasional Oxley di sejumlah negara dipamerkan. Tiga di antaranya, The Bridge dan The Peak, keduanya di Kamboja, dan Royal Wharf di London, Inggris.
Eugene menjelaskan, The Peak di Kamboja adalah apartemen dan hotel. Dua tower untuk hunian dan satu tower lainnya untuk perkantoran dan Hotel Shangrilla. Towernya setinggi 55 lantai dengan sentuhan warna tembaga. Lalu The Bridge bakalan menjadi kawasan hunian (apartemen) dan komersil. Dengan tinggi 45 lantai, empat tower bangunan ini akan digunakan untuk apartemen, penthouse, dan komersial unit. Bahkan di bagian bawa dilengkapi pusat perbelanjaan. The Bridge pun digadang-gadang bakal menjadi ikon kawasan prestisius di Phnom Penh, Kamboja.
“Proyek-proyek ini sudah terjual 90 persen,” ujar dia sembari menambahkan kedua properti ini berada di jantung kota Phnom Penh.
Tak hanya merambah negara berkembang seperti Kamboja, Oxley juga melebarkan sayapnya hingga ke Inggris. Di salah satu kota terbesar di dunia, London, Oxley membangun kawasan hunian baru yang dinamai Royal Wharf. Di kawasan seluas 363 ribu meter persegi ini, Oxley membangun 3.400 unit apartemen dan townhouse. Lalu ada kawasan perkantoran dan bisnis. Sekitar 40 persen dari kawasan Royal Wharf ini berupa green area.
“Ini adalah proyek pertama kami di London (Inggris). Sebanyak 90 persen juga sudah terjual,” ungkap dia.
Menurut Eugene Lim, Oxley sudah dikenal dengan penjualan propertinya yang cepat. Salah satu contohnya ya Oxley Tower tadi. Meski harganya yang fantastis, pembeli sampai antre dan laris hanya dalam waktu tujuh jam. Melihat minat pembeli di Singapura dan berbagai negara, Oxley terus berekspansi.
Setelah Kamboja dan London, Oxley terus merambah bisnis properti di negara lain. Malaysia, Myanmar, Irlandia, dan Indonesia, tujuan berinvestasi berikutnya. Ini menunjukkan bisnis properti tak ada matinya bagi Oxley Holding Limited. Mereka terus melihat prospek yang bagus. Termasuk di Batam.
Dikutip dari laman apartmenoxley, beberapa waktu lalu, Executive Chaiman and CEO Oxley Holding Limited, Ching Chiat Kwong, mengatakan, Oxley hadir di Batam karena melihat Batam yang begitu prospektif di masa depan. Marketing Director Oxley Holding Limited, Eugene Lim juga yakin proyek di Batam ini akan terjual cepat seperti di Kamboja dan Singapura.
Saat ini Oxley Holding Limited dan PT Karya Indo Batam memang membangun Oxley Convention City di Batam. Proyek di Batam ini merupakan proyek pertama Oxley di Indonesia. Di atas lahan empat hektare, Oxley Holding Limited dan PT Karya Indo Batam akan membangun Oxley Convention City yang merupakan kawasan dengan konsep terintegrasi antara hunian, pusat perbelanjaan, perkantoran dan hotel. Terdiri dari lima tower.
“Akhir April akan kami luncurkan di Singapura dan awal Mei ground breaking,” ungkap Eugene Lim.
Oxley Convention City ini terletak di lokasi yang strategis di Jalan Raja Haji Fisabilillah. Tepatnya di simpang Gelael yang merupakan lintasan emas Batam. Disebut demikian karena posisinya di antara pusat bisnis di Jodoh-Nagoya dan Batam Centre.
Lokasi dan konsep inilah yang menjadi andalan Oxley Convention City untuk menjadi proyek prestisius di Batam. Seperti di Phon Pehn, Oxley Convention City ini akan memberikan kebanggaan bagi Batam dan akan menjadi ikon Batam.
Keunggulan-keunggulan itulah yang diyakini akan menarik minat pembeli. Terlebih standar pembangunan Oxley Convention City mengikuti standar yang telah diterapkan di Singapura. Bahkan standar keamanannya mengacu pada standar keamanan di Singapura yang sudah internasional. Pembangunannya melibatkan arsitektur berpengalaman dan teruji, yakni Surbana Jurong. Juga mengingat reputasi Oxley di beberapa negara lain. Jadi Oxley Convention City diyakini bakal laris manis.
Keyakinan itu ditunjukkan dengan rencana kenaikan harga. Eugene Lim mengungkapkan, setelah ground breaking, harga unit apartemen di Oxley Convetion Citiy akan naik. Eugene memberikan bocoran, kenaikan harganya bahkan sampai dua digit. Adapun target pembangunan selama 36 bulan. (uma)