Jumat, 19 April 2024

Cegah Penyelundupan, Bea Cukai Gelar Operasi Jaring Sriwijaya

Berita Terkait

Petugas Bea Cukai saat mengikuti upacara pembukaan operasi Laut Bea Cukai Wilayah Barat Indonesia Jaring Sriwijaya di Pelabuhan Batuampar, Kamis (4/5).Operasi Patroli Laut secara resmi dibuka Direktur Penindakan dan Penyidikan (P2) Dirjen Bea dan Cukai (BC) Kementrian Keuangan, Harry Mulya. F Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos.co.id – Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang berada di bawah naungan Kementerian Keuangan Republik Indonesia sejak Kamis (4/5) menggelar Operasi Jaring Sriwijaya 2017 untuk mengantisipasi tindak pidana penyeludupan, serta dalam rangka meningkatkan pengawasan di Bidang Kepabeanan dan Cukai.

Operasi Jaring Sriwijaya 2017 dimulai dan secara resmi dibuka oleh Direktur Penindakan dan Penyidikan (P2) Dirjen Bea dan Cukai (BC) Kementrian Keuangan, Harry Mulya di Pelabuhan Batuampar. Operasi ini rencananya akan dilaksanakan dalam tiga tahap sampai akhir Tahun 2017.

“Dalam rangka menindaklanjuti instruksi Presiden Republik Indonesia, DJBC telah mengambil langkah-langkah strategis khususnya dalam pengawasan laut melalui kegiatan patrooli laut bea dan cukai,” ujarnya.

Dijelaskan Harry, pada tahun 2017 ini DJBC menyelenggarakan kegiatan patroli laut dengan berbagai skema, yaitu di wilayah barat Indonesia dengan sandi Operasi Patroli Laut Jaring Sriwijaya dan di wilayah timur Indonesia dengan sandi Operasi Patroli Laut Jaring Wallacea yang dimulai pada tanggal 10 Mei 2017.

“Jika tahun 2016 kemarin, sandinya Operasi Gerhana, sementara di tahun ini Operasi Sriwijaya. Disamping itu, DJBC menyelenggarakan operasi laut dalam konteks kerja sama bilateral dengan Kastam Diraja Malaysia serta Patkor Optima,” tuturnya.

Lebih lanjut Harry mengatakan, pada Patkor Operasi Patroli Bea Cukai Jaring Sriwijaya 2017 ini Bea Cukai mengikutsertakan 17 kapal, yakni unsur kapal patroli berupa Fast Patrol Boat (FPB) ukuran 60 meter, 38 meter, dan 28 meter. Selain itu ada juga kapal VSV, dan speed boat.

“Kita juga melibatkan sebanyak 250 personil dalam setiap operasi,” katanya.

Adapun 17 unit kapal itu akan beroperasi di lima sektor, yaitu dimulai dari Perairan Aceh sampai Belawan, Tanjung Balai Asahan sampai Tanjung Sibnaboy, Tanjung Parit hingga Batam, Tanjung Pinang sampai perairan Sumatra Bagian Selatan, dan sektor laut Natuna hingga wilayah Perairan Kalimantan bagian barat.

“Sasarannya adalah penyelundupan dan tindak pidana lainnya yang diamanahkan kepada DJBC sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku,” imbuhnya.

Sementara itu, Kapolda Kepri Irjen Pol Sam Budigusdian yang turut hadir dalam pembukaan Operasi Jari Sriwijaya ini menyambut baik langkah-langkah yang dilakukan Bea Cukai dalam upaya pencegahan tindak pidana penyelundupan maupun tindak pidana lainnya di wilayah laut.

“Saya kira (kegiatan) ini harus didukung. Kami dari Kepolisian Daerah Kepulauan Riau akan memback up kegiatan ini. Wilayah barat merupakan wilayah yang paling rentan akan tindak pidana penyelundupan.Kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan penerimaan negara melalui cukai,” katanya.

Sam melanjutkan, modus penyelundupan barang-barang terlarang terutama narkoba semakin berkembang. Para pelaku tidak lagi menyimpan barang haram tersebut di dalam tas maupun di simpan di dalam tubuh. Sam mengatakan, modus terbaru penyelundupan narkoba dengan cara di tenggelamkan kemudian di tarik dengan kapal nelayan.

“Modusnya sekarang ini ialah dengan cara menenggelamkan narkoba itu, kemudian di tarik sama kapal nelayan sampai ke perbatasan. Setelah sampai di perbatasan, nanti akan dilanjutkan dengan di tarik oleh kapal dari sini (Batam),” ucapnya. (cr1)

Update