Sabtu, 20 April 2024

Ratusan Ibu-Ibu Duduki Gardu PLN Mantang

Berita Terkait

Ratusan ibu-ibu dari tiga desa menggelar aksi demo dengan menduduki Gardu PLN Kecamatan Mantang di Desa Mantang Lama, Minggu (7/5). F. Harry/batampos.

batampos.co.id – Ratusan ibu-ibu yang tergabung dari Desa Mantang Lama, Mantang Besar dan Mantang Baru menggelar aksi demonstrasi dengan menduduki Gardu PLN Kecamatan Mantang, Minggu (7/5). Mereka menuntut agar PLN mengoptimalkan kembali penyuplaian listrik ke tiga desa tersebut.

Pantauan di lapangan, aksi yang digelar ibu-ibu dari tiga desa di Kecamatan Mantang itu mengundang simpati warga lainnya. Sebab kaum hawa itu rela berjalan kaki sepanjang 7 Km untuk menyampaikan aspirasinya. Sehingga warga lainnya juga ikut serta mendukung aksi tersebut dengan menduduki Gardu PLN di Desa Mantang Lama.

Salah satu pendemo, Siti mengaku sangat kesal dan kecewa dengan pelayanan yang diberikan PLN. Sebab perusahaan listrik itu memberlakukan pemadaman bergilir sehingga aktivitas perdagangan di desanya terganggu.

“Pelayanan yang diberikan PLN sangat buruk. Padahal kami bayar tagihan listrik tepat waktu. Jadi kami minta penyuplaian listrik kembali normal kalau tidak aksi ini akan kami lakukan terus,” ujar Siti dengan nada kesal sambil menggendong anaknya.

Biasanya, kata ibu tiga anak ini listrik yang disuplai PLN ke desanya selama 14 jam. Mulai dari pukul 17.00 WIB sampai 07.00 WIB. Namun sejak pertengahan April lalu, PLN berlakukan pemadaman bergilir dengan memberikan jatah kelistrikan di desanya hanya 5 jam dalam sehari.

Akibat kebijakan tersebut, lanjut wanita berusia 45 tahun ini usahanya menjual makanan dan minuman mengalami kerugian besar. Sebab barang-barang elektroniknya yang difungsikan untuk menyimpan makanan dan lainnya tak dapat digunakan.

“Banyak barang-barang makanan dan minuman rusak gara-gara pemadaman bergilir ini. Kalau sudah rugi seperti ini siapa yang mau bertanggungjawab. Gak akan mungkin PLN mau tutupi kerugian inikan,” beber ibu asal Desa Mantang Besar ini.

Hal senada dikatakan Santi. Ibu dua anak yang berprofesi sebagai pembuat kerupuk ini juga ingin memprotes pelayanan PLN. Sebab dengan pemadaman bergilir ini membuat usahanya terhenti untuk sementara waktu.

“Sudah dua minggu lebih saya tak jualan. Itu karena PLN gak aliri listrik ke desa ini seperti biasanya. Sehingga seluruh bahan usahnya mengalami rusak parah (basi),” akunya.

Ibu asal Desa Mantang Baru ini meminta PLN mengoptimalkan kembali penyuplaian listrik ke desanya. Karena banyak pedagang yang menjadi korban akibat krisis kelistrikan ini. Bahkan perekonomian di desanya juga mengalami lumpuh total lantaran penyuplaian listrik hanya lima jam.

“Akibat PLN banyak pedagang rugi besar. Karena tanpa listrik semua barang elektronik tak dapat dioperasikan. Padahal pedagang sangat tergantung dengan listrik untuk menghidupkan usahanya,” cetusnya lagi.

Sementara itu, Yuni perwakilan ibu-ibu dari Desa Mantang Lama juga meminta kelistrikan kembali teraliri selama 14 jam. Sebab diberlakukannya pemadaman listrik bergilir desanya mengalami gelap gulita selama sembilan jam.

“Desa kami dapat jatah listrik lima jam. Jadi selama sembilan jam pusat pemerintahan di kecamatan ini gelap gulita,” katanya.

Pemadaman bergilir, kata Yuni telah diberlakukan PLN selama dua pekan lebih. Yaitu Desa Mantang Lama disuplai selama lima jam, Desa Mantang Besar lima jam dan Desa Mantang Baru lima jam juga. Alasan PLN, hanya satu mesin yang mampu dioperasikan sedangkan kedua mesin lagi mengalami rusak parah.

Padahal, sambung wanita berdaster merah ini dua mesin yang rusak parah itu merupakan mesin baru yang dikirimkan PLN ke Kecamatan Mantang. Diantaranya mesin dari PLN Rayon Tanjunguban dan mesin dari PLN Dumai.

“Kalau PLN ingin tingkatkan pelayanan jangan kasih mesin bekas ke Mantang. Karena mesin itu juga tak dapat dioperasikan bahkan menyemak saja disini,” sebutnya.

Terpisah, Asisten Manager (Asmen) Pelayanan PT PLN Tanjungpinang, Muhammad Anson membenarkan adanya permasalahan kelistrikan di Kecamatan Mantang. Sehingga PLN menurunkan beberapa teknisinya untuk menyelesaikan segala permasalahan disana.

“Ada tiga mesin pembangkit di Mantang tapi hanya satu saja yang beroperasi. Sedangkan dua mesin lagi rusak parah. Tapi kami akan memperbaikinya secepat mungkin agar tidak ada masalah lagi,” ungkapnya.

Dengan beroperasinya satu mesin, kata Anson terpaksa diberlakukan pemadaman bergilir. Sebab mesin itu tak akan mampu untuk memenuhi kebutuhan listrik selama 14 jam sekaligus. Melainkan harus suplai secara bergilir ketiga desa tersebut.

Meskipun demikian, lanjut Anson PLN tidak akan tinggal diam tentang masalah ini. Bahkan pihaknya telah mengirimkan beberapa teknisi untuk memperbaiki kedua mesin baru yang diperoleh dari PLN Tanjunguban dan PLN Dumai.

“Semoga kedua mesin itu bisa diperbaiki secepatnya. Sehingga listrik bisa nyala sesuai kebutuhan warga di tiga desa,” pungkasnya. (ary)

Update