Kamis, 25 April 2024

ATB Batam Tak Naikkan Tarif Sejak 2011 dan Tidak Berpikir Naikkan Tarif

Berita Terkait

Manajer Corcomm ATB Batam, Enriqo Moreno memberi penjelasan.

batampos.co.id – Harga barang dan jasa boleh naik naik , namun tarif air bersih ATB Batam tidak pernah mengalami kenaikan sejak tahun 2011 lalu.

Corporate Communications Manager PT Adhya Tirta Batam (ATB), Enriqo Moreno mengatakan, PT Adhya Tirta Batam tidak ada rencana untuk menaikkan tarif air.

“ATB menaikkan tarif terakhir kali pada tahun 2011. Dari 2011 sampai sekarang, terjadi kenaikan pada tarif UMK, BBM, dan Listrik. Sampai sekarang kita belum menaikkan tarif. Kuncinya hemat mengurangi kebocoran,” ujar Enriqo membalikkan pertanyaan wartawan.

Dilanjutkannya, suplai air bersih kepada pelanggan ATB yang sering mengalami gangguan atau mati, Enriqo mengatakan bahwa ATB sangat tergantung pada suplay listrik. Jika listrik mati, maka secara otomatis suplay kepada pelanggan akan mengalami gangguan.

“Kalau listrik mati, kita menyediakan 16 tangki air. Namun, tangki itu hanya bisa bertahan hingga selama tiga jam. Lebih dari itu, pasti akan mengalami gangguan,” katanya.

Sementara itu, Enriqo mengatakan bahwa ATB memang memiliki pembangkit listrik (Genset) sendiri. Meskipun memiliki pembangkit listrik, namun pembangkit listrik itu tidak akan mampu menjalan mesin. Contohnya, mesin yang berada di Dam Duriangkang membutuhkan saya hingga 7 megawatt.

“Kalau mau gunakan mesin genset, dibutuhkan mesin sebesar Dam ini. Jadi, tidak mungkin menggunakan Genset,” imbuhnya.

Sementara itu, sebagai perusahaan bergerak di bidang utilitas, sangat penting bagi PT Adhya Tirta Batam (ATB) menerapkan teknologi terkini untuk menghasilkan pelayanan prima kepada pelanggan. Pelayanan itu ditunjukkan dengan penerapan aplikasi Scada (Supervisory Control and Data Acquisition).

Manager non Revenue Water (NRW) Sadma Lastyanta menjelaskan, teknologi Scada memungkinkan petugas ATB melakukan kendali dan pengawasan jarak jauh terhadap proses produksi hingga suplai ke seluruh Masyarakat Kota Batam.

“Dari sini, kita bisa melihat kondisi air di waduk hingga suplay ke pelanggan. Untuk di tahun 2016 itu, dari Scada ini diketahui bahwa kita kehilangan 15 persen air per hari. Jumlah itu setara dengan 8000 truk per harinya,” ucapnya.

Dalam teknologi Scada itu, diketahui juga bagaimana suplai air ke setiap-setiap daerah. Apakah suplay air kepada masyarakat itu berjalan dengan intensitas tinggi atau rendah. Biasanya, Sadma mengatakan bahwa intensitas suplay air yang rendah itu terjadi pada daerah yang tinggi.

“Pada daerah yang tinggi itu, biasanya air yang keluar mengecil pada saat jam-jam sibuk. Seperti pada pagi hari saat orang hendak berangkat kerja. Kedepannya, untuk daerah bukit, rencananya akan kita bangun tangki penampungan air,” imbuhnya. (cr1)

Update