Jumat, 29 Maret 2024

Ketika Ekonomi Tumbuh 2 Persen, Optimalkan Pariwisata

Berita Terkait

Pengunjung memadati wisata pantai di Lagoy Bay Bintan, belum lama ini. Pemerintah Daerah harus memaksimalkan potensi Pariwisata maupun kemaritiman untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepri tahun 2017. F.Yusnadi/Batam Pos

batampos.co.id – Pertumbuhan ekonomi Kepri yang melemah di quartal pertama 2017, maka perlu dilakukan pengoptimalisasian terhadap industri yang ada di Kepri. Salah satunya pariwisata.

Kepala Bank Indonesia (BI) perwakilan Kepri, Gusti Raizal Eka Putra mengatakan, penunjang ekonomi Kepri ada pada industri pariwisata.

“Pariwisata kita nomor tiga setelah Bali dan Jakarta. Maka ketika kita hanya tumbuh di angka dua persen, optimalkan pariwisata,” tegas Gusti dalam seminar penelitian growth diagnostic Kepri dan dampak MEA terhadap pariwisata Kepri, di gedung BI, Jumat (12/5).

Diketahui, metode growth diagnostic (diagnosis pertumbuhan) yang diterapkan BI bertujuan untuk mengidentifikasi dan memahami secara lebih rinci persoalan-persoalan pertumbuhan ekonomi inklusif yang paling mendesak, agar diperbaiki dan membuat upaya reformasi yang tepat guna mengakomodasi permasalahan tersebut.

Untuk Kepri, indikator pada media informasi wisata, fasilitas umum yang belum memadai, infrastruktur serta event internasional masih menjadi penghambat prospek ekonomi Kepri ke depan. “Infrastruktur di Batam OK, tapi untuk kabupaten/kota lainnya masih kurang perhatian,” ujar Gusti.

Ia mencontohkan, dalam penggunaan transportasi laut menuju Anambas masih dikatakan belum baik. “Kita pernah bawa Kementerian dan investor dari luar untuk mensurvei Anambas, itu tidak jadi jalan karena kapalnya naik dock dan beberapa hari kemudian baru bisa jalan,” paparnya.

Sama halnya untuk menuju Natuna. Dengan biaya transportasi dari Batam ke Natuna sudah sama halnya dengan biaya pulang-pergi Batam-Jakarta-Batam, sangat disayangkan infrastruktur yang kurang memadai.

“Infrastruktur buruk, kunjungan menurun,” ucap Gusti.

Di samping itu, kebersihan lingkungan termasuk penghambat ekonomi. Ia menyebutkan, Kepri dalam status darurat sampah. “Secara internasional, Kepri yang terburuk,” tegasnya lagi.

Banyak sampah-sampah yang masih tertanam di dasar pantai akibat penumpukan yang sudah sekian lama. Padahal, sebagai daerah kepulauan, pantai merupakan tempat yang begitu menunjang pariwisata.

Lanjut Gusti, Batam yang kini sudah bisa dikembangkan dari sektor meeting, incentive, convention, dan exhibition (MICE), namun keberadaan event organiser (EO) berstandar internasional juga minim. Maka event-event internasional belum terjadwal dengan baik dan jelas.

“Dari hasil survei 60 persen merupakan wisatawan nusantara dan 40 persennya wisman. Itu kunjungan yang dipengaruhi karena MICE, sedangkan untuk berlibur masih sangat rendah,” paparnya.

Dalam kiatnya, perlu integrasi yang kuat antar kabupaten/kota untuk membuat event-event bertaraf internasional. Selain itu, pariwisata berbasis masyarakat perlu dikembangkan.

“Bagaimana kita mendorong masyarakat untuk menyadari bahwa pariwisata bisa menjadi sumber penghasilan bagi mereka serta daerah,” ungkap Gusti. (nji)

Update