Kamis, 28 Maret 2024

Masuk Kalender Wisata Nasional, Kesenian Anambas Pukau Wisatawan

Berita Terkait

 

Warga melakukan pelepasan lampion di acara pembukaan Festival Padang Melang di Anambas, Kamis (11/5).

batampos.co.id – Hanya satu jalan ke Pantai Padang Melang di Anambas. Kamis (11/5) malam kemarin padat sekali. Ribuan orang tumpah-ruah di pantai sepanjang 7,6 kilometer itu.

Pembukaan festival kebanggaan Kabupaten Anambas itu dikunjungi ribuan orang. Mulai dari berbagai penjuru warga Anambas, wisatawan nusantara hingga wisatawan asing. Tak lepas pula tamu undangan, baik dari Sekretariat Istana Presiden dan perwakilan Kementrian Pariwisata, ikut menyaksikan gegap gempita pembukaan secara resmi kemarin.

Panggung pentas acara, dipenuhi dengan riasan lampu berwarna-warni memberikan nuansa yang berbeda. Jika pada malam biasanya, pantai hanya diterangi dengan penerangan seadanya, malam kemarin menjadi malam bermandikan cahaya di pantai Padang Melang ini.

Tak hanya pencahayaan yang menjadi sumber efek nuansa berbeda. Obor-obor kelapa yang ditata berseberangan satu dan lainnya, memunculkan eksotisme salah satu lokasi destinasi wisata unggulan di Kepulauan Riau ini.

Hiburan dimulai dengan tarian yang ditarikan dengan gemulai oleh para pelajar putri Letung. Satu per satu para gadis belia dari sisi kiri panggung, dengan hiasan berbuku di kepala mengisi ruang kosong panggung.

Ratusan mata diikat pada para penari bahkan sebelum gerakan dimulai. Tampil manis khas putri daerah, penari-penari belia berpenampilan tradisional namun modern. Gerakan tarian mengayun mengikuti lantunan musik tradisional yang mengiringi.

Tarian kemudian terhenti, dilanjutkan dengan menari latar. Mengiringi nyanyian lagu Melayu yang menghibur suasana malam kemarin.

“Kami tampilkan pula pertunjukan khas Anambas, rentak Zapin,” sahut pembawa acara, seusai dua penampilan tadi berakhir.

Menggantikan para penari penuh warna, masuk pula sekelompok pementas serba ungu. Tepukan pun langsung menyambut kelompok yang akan menampilkan Zapin. Terbagi atas beberapa usia, masing-masing memiliki peran berbeda pada kelompok tersebut.

Kalangan yang lebih senior, mengambil posisi di kiri panggung. Dengan berbagai alat musik tradisional. Sementara satu diantaranya mengambil alih pelontar. Dipasangkan setara dengan wajahnya, sembari duduk memetik gambus. Yang ternyata menjadi penyanyi sepanjang gerakan Zapin berlangsung. Dan tiga pasang penari menampilkan Zapin, yang gerakan dominannya berupa langkah yang berulang.

Tiga penampil lainnya, duduk berbaris tepat pada sisi penampil lainnya. Para pasangan penari yang terlihat berusia jauh lebih muda. Lantas mendapat giliran untuk menari dengan bargantian setelah pasangan sebelumnya.

“Lama juga dah tak liat Zapin,” celetuk salah seorang wanita lokal yang berada di jejeran penonton.

Berhubung jarangnya hiburan rakyat dilangsungkan, menurut salah seorang warga lain, berbagai pertunjukan yang sebenarnya familiar di kalangan warga menjadi jarang dipertontonkan. “Ada acara macam ni pun jadi bisa kami bersilahturahmi kepada kawan-kawan yang jumpa di tempat ni,” tutur pria yang memperkenalkan diri dengan sebutan Dul, di tengah acara kemarin.

Sambutan positif rangkaian acara hiburan pada pembukaan kemarin tak hanya datang dari para warga setempat.

Beberapa wisnus mengaku menikmati sisi berbeda dari festival yang berlangsung.

“Memang alamnya udah bagus banget ya. Baru sampai pelabuhan sudah terpesona dengan lautnya yang biru jernih banget. Belum lagi pemandangannya,” ucap Laudia wisatawan asal Tanjungpinang yang tiba sehari sebelum perhelatan berlangsung.

Namun, pertunjukan selama festival menjadi pembicaraan lain dalam kunjungannya ke Anambas, yang merupakan kali pertamanya itu.

Perhatian Laudia lantas tersita kembali ke panggung saat sekelompok pria mengenakan pakaian berjas serba hitam dengan wajah terbungkus kain putih masuk. Mengikuti irama gendang, keenam orang ini juga setaham mengenakan topi berwarna perak dengan senter berwarna senada di tangannya.

“Yang ini nama dia (pertunjukannya, red) gubang topeng lawa,” jelas Abdullah memberi penjelasan pada wisnus yang berada di samping kanannya.

Pertunjukkan yang juga bernilai legenda ini, meniliki warna mistis. Karena berhubungan dengan manusia bunian di dalam kisahnya.

Dengan gerakan yang tak terlalu berlebihan, namun menggerakkan kepala kaki dan tangannya keenam pemeran ini bergerak secara serentak. Dengan langkah kecil namun pasti, di tiap pukulan gendang yang juga tidak banyak variasi mereka berotasi perlahan di atas panggung.

Penampilan ini, terang saja menyedot perhatian para tamu. Utamanya bagi wisatawan yang belum pernah menyaksikannya.

Usai gubang topeng lawa menunjukkan aksinya, giliran gubang topeng K yang kembali menghebohkan suasana malam kemarin.

Berhubung bentuk dan tingkahnya yang tak se-kalem gubang topeng lawa.

Ada yang mengenakan topeng dengan wajah datar yang menyeramkan. Ada pula yang menjadi wanita berkebaya memakai topeng yang tak terlihat cantik parasnya, namun goyangannya menggoda.

Dan pemeran nenek renta juga kera yang tak henti-hentinya mengocok perut, karena tertawa.

Hiburan kemudian ditutup dengan tarian kolosal 1000 topeng yang juga tidak kalah menarik disaksikan. Memasuki area pertunjukan dengan dua untaian kain biru panjang yang masing-masing dibawa empat orang penari. Kemudian ditarikan dengan menggunakan cahaya senter putih, di tiap gerakan tarinya.

Semakin mendekati akhir acara, bukannya semakin sepi justru semakin semarak saja. Ada ratusan lampion diterbangkan ke udara bersamaan. Perlambang sukacita dibukanya kembali Festival Padang Melang. Membumbung tinggi, setinggi harapan pemerintah daerah akan majunya Anambas melalui pariwisata.

“Semoga Anambas menjadi kawasan khusus ekonomi wisata,” ucap Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri, Buralimar. Ia juga mengaku yakin, perekonomian Anambas dapat berputar dengan baik melalui perkembangan pariwisatanya.

Terpisah, Bupati Kabupaten Kep Anambas, Abdul Haris menuturkan festival yang ditajanya telah masuk dalam kalender event nasional. Kendati pada perhelatan kali ini belum menerima anggaran dana pusat.

“Besar harapan kami, pemerintah pusat dapat memaksimalkan ini semua melalui anggarannya untuk pariwisata Anambas,” harapnya.

Dengan berakhirnya kemeriahan pembukaan Festival Padang Malang, maka kemeriahan selanjutnya akan dilangsungkan hari ini, Sabtu (13/5). Yang merupakan hari terakhir festival Padang Melang 2017.

Pagi ini, Gubernur Nurdin Basirun dijadwalkan memimpin langsung senam bersama masyarakat setempat yang disediakan banyak hadiah hiburan lainnya. Kemudian ada pula pelepasan lima ribu tukik bersama. Sedangkan pada malam pamungkasnya, ada Yuli KDI yang siap menggoncang panggung utama.

“Pada puncak acara hari ini jugalah, rombongan wisatawan asing ikut bergabung,” tutup Buralimar. (aya)

Update