Sabtu, 20 April 2024

TNI AL Rapat Dengan APMM Malaysia, Kapal Buruan Masing-masing Negara

Berita Terkait

Kadispamal Laksma TNI S. (Kiri) bersama Ketua Delegasi APMM Laksamana Pertama Maritim, Dato’ Tan Kok Kwee saat memimpin rapat kerja sama antara TNI AL dan APMM di Swiss Bell Hotel, Batuampar, Selasa (16/5). F. Dalil Harahap/Batam Pos

batampos.co.id – Beberapa perwakilan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) melakukan pertemuan dan rapat dengan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) Malaysia di Hotel Harbourbay, Selasa (16/5) pagi. Pertemuan ini bertujuan untuk mempererat kerja sama antara TNI AL dengan APMM Malaysia.

“Pertemuan ini untuk membahas tindak lanjut kapal berbendera China yang kabur dari perairan Anambas pada 22 April lalu. Berkat kerja sama yang erat antara Indonesia dengan Malaysia, APMM berhasil menangkap kapal tersebut,” ujar Kepala Dinas Pengamanan Angkatan Laut (Kadispamal) Laksamana Pertama TNI S. Irawan.

Dikatakan Irawan, pertemuan ini juga diikuti dengan serah terima kapal Chuan Hong 68 yang beroperasi di Indonesia untuk mengambil besi tua dari kapal tenggelam di wilayah Tarempa dan kabur ke perairan Malaysia. Selain itu, TNI AL juga menyerahkan dua kapal buruan pihak APMM yang kabur ke perairan Indonesia.

” Tim WFQR (Western Fleet Quick Response) 4 juga berhasil menangkap kapal buruan APMM yang kabur ke perairan Indonesia. Dua kapal itu, merupakan MT Orca dan MT Brahma. Penanganannya saat ini masih dibicarakan,” katanya lagi.

Selain membicarakan penangkapan kapal buruan Indonesia maupun Malaysia, pertemuan ini dilakukan juga untuk membicarakan kerja sama dalam pemberantasan penyelundupan, terutama di Selat Malaka. Irawan menyatakan, kerja sama dalam pemberantasan penyelundupan ini merupakan suatu upaya dalam pengamanan laut secara maksimal.

Adapun upaya pemberantasan penyelundupan itu, dilakukan TNI AL dengan cara mempelajari jalur masuk kapal-kapal penyelundup tersebut. Selain itu, ia juga menghimbau kepada nelayan untuk bekerja sama dalam memberikan informasi kepada instansi terkait apabila menemukan adanya kapal yang mencurigakan.

“Karena keterbatasan SDM (Sumber Daya Manusia), kita juga meminta bantuan kepada nelayan menginformasikan kepada kita. Penangkapan kapal cina itu awalnya dari informasi nelayan juga,” imbuhnya. (cr1)

Update