Selasa, 19 Maret 2024

Indonesia-Vietnam Bersitegang di Natuna Petugas PSDKP Ditangkap, TNI Kerahkan KRI

Berita Terkait

ilustrasi foto: humas psdkp

batampos.co.id – Ketegangan kembali terjadi di Laut Cina Selatan. Kali ini melibatkan Indonesia dan Vietnam. Kapal patroli Hiu Macan milik Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) dihadang kapal Penjaga Pantai (coast guard) Vietnam, saat menindak kapal-kapal nelayan Vietnam yang kedapatan mencuri ikan di laut Natuna, Minggu (21/5). Satu kapal ikan Vietnam tenggelam, sementara satu awak kapal PSDKP ditahan kapal patroli pantai Vietnam.

“Petugas PSDKP yang ditahan Penjaga Pantai Vietnam itu namanya Gunawan,” ujar Koordinator pengawas PSDKP Natuna Syaiful Anam kepada Batam Pos, Selasa (23/5).

Namun Syaiful enggan berkomentar banyak karena kasus ini telah diambil alih oleh pusat.

Hal senada dikatakan Satuan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Batam. Meski membenarkan, namun enggan berkomentar banyak.

“Peristiewa itu benar, tapi kami tak bisa beri komentar banyak karena ini sudah diambil alih pusat,” ujar Kepala seksi (Kasi) Penindakan dan Pengawasan PSDKP Batam Syamsu, Selasa (23/5).

PSDKP pusat dalam keterangan resminya kemarin membenarkan ketegangan tersebut. Semua berawal saat kapal PSDKP Hiu Macan 001 sedang melakukan penyisiran di perairan Natuna dengan alur pencarian dari utara ke selatan.

Sekitar pukul 10.00 WIB, di perairan Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia  (WPP-NRI) 711, Hiu Macan berhasil mendeteksi dan menyergap lima kapal ikan Vietnam yang kedapatan sedang melakukan aktivitas penangkapan ikan.

Kelima kapal nelayan itu kemudian digiring menuju daratan dalam formasi iring-iringan dengan kapal Hiu Macan 001 memimpin di depan.

Namun dalam perjalanan, tiba-tiba muncul Kapal Pengawal Pantai (Coast Guard) milik Vietnam CSB 8005 menguntit dari belakang. Kapal ikan vietnam terbelakang, bernomor lambung  KH 97579TS, tiba-tiba ditabrak oleh CSB 8005 hingga tenggelam. Sebanyak 44 ABK KH 97579 TS bersama satu orang awak kapal pengawas (AKP) bernama Gunawan yang mengawal kapal paling belakang saat digiring ikut mencebur ke laut. Mereka lantas diangkut dan diselamatkan oleh CSB 8005.

Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Eko Djalmo membenarkan peristiwa tersebut.

“Setiap satu kapal ditangkap, perwira kapal diamankan dan dinaikkan ke Hiu Macan. Satu orang petugas PSDKP lantas ditempatkan di setiap kapal untuk mengawasi sisa kru, kapal paling belakang petugas ditempatkan adalah Gunawan,” ujarnya.

Sebelum kapal tenggelam akibat ditabrak kapal penjaga pantai Vietnam, Gunawan yang berada di KH 97579 TS, sempat mengirim panggilan darurat bahwa kapal ikan Vietnam yang ia jaga akan tenggelam.

“Akhirnya Hiu Macan terpaksa memutar ke belakang untuk menyelamatkan Gunawan,” tutur Eko.

Namun, saat Hiu Macan tiba, kondisi KH 97579 sudah hampir ditelan air laut. Eko menyebut, Gunawan diselamatkan oleh kapal Vietnam. “Putar baliknya butuh waktu,” tutur Eko.

Eko menjelaskan Hiu Macan “hanyalah” kapal berlambung fiber glass ukuran 32 meter. Kapal ini dihadapkan dengan CSB 8005 dengan ukuran sekitar 80 meter dengan lambung besi dan dilengkapi senjata meriam. Kalah jumlah dan senjata, Hiu Macan akhirnya mundur dan meminta bantuan TNI AL.

KRI Pattimura akhirnya dikirim dari pangkalan Sabang Mawang Ranai untuk memberikan bantuan. “Saat KRI Pattimura tiba di lokasi, kapal penjaga pantai Vietnam tak ada lagi, begitupun kapal nelayan yang sempat digiring sudah pada kabur,” kata Eko.

Komandan Lantamal IV Tanjungpinang Kolonel Laut (p) Ribut Eko Suyatno membenarkan TNI AL langsung mengirim KRI ke lokasi untuk membantu kapal Hiu Macan milik PSDKP.

“Nanti kami kirim satu KRI lagi. Kemungkinan itu KRI Diponegoro atau KRI Hasanuddin. Semua sesuai dengan arahan dari Pangarmabar,” kata Ribut Eko Suyatno saat dihubungi Batam Pos, Selasa (23/5).

Dari informasi yang didapat pihaknya, pemerintah pusat juga berusaha menghubungi otoritas Vietnam terkait kasus ini. Ribut mengatakan Kemenlu sudah memanggil Dubes Vietnam, untuk mengkoordinasikan hal ini.

“Kru PSDKP yang terbawa itu atas nama Gunawan,” tuturnya.

Ribut mengatakan pihaknya masih menunggu arahan dari pemerintah pusat. “Kami masih menunggu, informasi lebih lanjut nanti akan kami sampaikan,” ujarnya.

Sementara itu, meski kapal penjaga pantai Vietnam dan empat kapal Vietnam tersisa diperkirakan kabur kembali ke Vietnam, namun Hiu Macan berhasil menahan 11 awak kapal dari kelima kapal nelayan Vietnam yang diamankan diawal penangkapan.

Bukan Penyanderaan

Sekjend KKP Rifky Effendi Hardjianto menolak untuk menyebut insiden ini sebagai situasi penyanderaan. Menurutnya, Gunawan dilaporkan berada di Vietnam dalam kondisi sehat.

“Vietnam bakal mengembalikan Gunawan kapanpun kami minta,” katanya.

Rifky menyebut, Menteri KKP Susi Pudjiastuti telah mengontak kedubes Vietnam di Jakarta untuk mengurus pengembalian Gunawan sekaligus merundingkan langkah menyikapi insiden ini.

“Semuanya akan kami selesaikan secara diplomatik, tidak ada penyanderaan,” katanya.

Meski demikian, investigasi akan tetap berjalan untuk memastikan apakah kapal KH 97579 tenggelam karena ditabrak ataukah faktor lain. Selain itu, Rifky menyebut dalam waktu dekat Indonesia akan melepaskan sebagian sekitar 400 orang nelayan Vietnam yang ditahan di Natuna.

“Tapi sekali lagi ini bukan pertukaran sandera,” pungkas Rifky.

Wakil Ketua I DPRD Natuna Hadi Candra mengatakan, insiden di laut
Natuna itu menjadi pelajaran yang sangat tidak bisa dilupakan. Menurutnya, insiden tersebut menandakan pertahanan laut di Natuna masih diremehkan
negara tetangga.

“Jelas kami sangat menyayangkan insiden seperti ini terulang. Ini tidak bisa dibiarkan. Presiden harus cepat membangun pertahanan laut di Natuna. Minimal setingkat Pangkalan Utama, sehingga KRI bisa siaga di Natuna, dan bergerak cepat dalam kondisi seperti ini,” kata Candra, Selasa (23/5). (arn/jpg/eja/ska)

Update