Jumat, 29 Maret 2024

Usai Tangkap Buaya di Seilangkai, Doni dan Erwin Jadi Pengangguran

Berita Terkait

batampos.co.id – Masih ingat dengan penangkapan buaya besar di sungai Seilangkai, Sagulung, Kamis (25/5) lalu?!

Doni Efendi, 31 dan Erwin, 42 dua pedagang keliling pulau yang berhasil menaklukan buaya raksasa tersebut kini tak bisa berdagang lagi. Pancung boat sebagai alat transportasi dan juga alat pengangkut barang dagangan mereka kini sudah rusak akibat diseret oleh buaya tersebut sejauh satu kilometer.

Kedua warga Seilangkai Sagulung itu kini jadi penganggur.”Tak bisa dagang lagi kami pak. Mesin (pancung) masih rusak. Kami sudah usaha perbaik tapi belum jadi,” ujar Doni, kepada Batam Pos, Kamis (1/6).

Doni ialah warga perumahan Putera Moro 2 blok D/7 sedangkan Erwin warga perumahan Puteri Hijau, Sagulung. Mereka biasanya berdagang keliling pulau dengan pancung tersebut. Doni menjual perlengkapan sandal dan sepatu sementara Erwin menjual sayur. Setiap hari keduanya keliling dari satu pulau ke pulau lain di sekitar perairan Sagulung.

Rusaknya alat transportasi air mereka itu kata Doni memang akibat aksi nekad keduanya yang berusaha menaklukan buaya dengan panjang mencapai lima meter itu. “Setelah berhasil dijerat (dengan tali jangkar), buaya itu mencoba kabur ke arah laut. Makanya kami sempat diseret sejauh satu kilometer ke arah hulu sungai,” kata Doni.

Saat ditarik buaya, Doni dan Erwin mencoba melawan dengan menggerakan mesin pancung boat mereka.

Doni

“Karena lama melawan dengan posisi gas tinggi, makanya mati mesin pancung kami itu. Tenaga buaya lebih kuat,” kata Doni.

Sejak saat itu, mesin pancung mereka tak lagi hidup sampai sekarang. Keduanya sudah berusaha perbaik, namun mesin tersebut belum juga jadi.

“Sekarang masih di bengkel. Kata orang bengkel rusak parah. Butuh banyak biaya,” ujar Doni.

Akibat kejadian itu keduanya tak bisa lagi berdagang keliling pulau. Keduanya hanya bisa tinggal diam di rumah semenjak mesin pancung mereka rusak.

“Nganggurlah kami sekarang. Gimana mau dagang, kalau tak ada mesin pancung,” kata Doni lagi.

Keduanya berharap agar pemerintah terkait bisa memperhatikan persoalan yang mereka hadapi itu. Sebab bagaimanapun kata Doni apa yang dilakukan mereka itu untuk kebaikan bersama.

“Kalau seandainya kami tak berani untuk tangkap buaya itu, bisa-bisa makan korban,” kata Doni.

Adakah Anda bisa membantunya?! (eja)

Update