Kamis, 28 Maret 2024

3 Investor Asing Inves Modal di Tanjung Kelayang

Berita Terkait

Tiga investor luar negeri, Sheraton, Sofitel, dan China Harbour menandatangani nota kesepahaman (MoU) investasi di Gedung Kementerian Badan Perekonomian, Jakarta, Rabu 7 Juni 2017.

Tentu saja ini kabar gembira untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang, Belitung.

Penandatanganan MoU disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman, Bupati Belitung Sahani Saleh dan Kementerian Pariwisata yang diwakili Ketua Tim Percepatan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Kemenpar Hiramsyah S Thaib.

Belitung Maritime sebagai konsorsium pengelola KEK Tanjung Kelayang beranggotakan tiga perusahaan yaitu PT Belitung Pantai Intan (Belpi), PT Nusa Kukila, dan PT Tanjung Kasuarina.

Ada tiga nota kesepahaman yang ditandatangani, yaitu Perjanjian Kerjasama antara  PT. Setra Gita Nusantara dengan Starwood Asia Pacific Hotel & Resort dengan rencana Investasi akan membangun Sheraton Hotel di kawasan dengan rencana investasi sebesar Rp 418 Miliar

Kesepahaman kedua antara PT. Justis Karya Pratama dgn PT Accor Asia Pacific untuk membangun Soffitel hotel dengan rencana investasi Rp 400 Miliar.

Yang ketiga MOU antara PT Belitung Pantai Intan dgn China Harbour untuk  pengembangan KEK Tanjung Kelayang dengan investasi sekitar USD 1 Miliar

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, investasi China Harbour di Tanjung Kelayang merupakan perwujudan minat investasi korporasi internasional terhadap potensi kepariwisataan dan posisi geostrategis Bangka Belitung.

“Apabila kesepahaman investasi tersebut mengambil wujud, jaringan hotel dan resort internasional seperti Sheraton dan Sofitel ini akan menjadikan Belitung dikenal di mancanegara. Artinya, akan semakin banyak turis mancanegara ke lndonesia khususnya ke Belitung,” ujarnya

Darmin menambahkan, melalui KEK, kita mempercepat laju pembangunan, mengurangi kesenjangan sosial ekonomi masyarakat dan membangun daya saing perekonomian nasional, dengan meningkatnya aliran penanaman modal. “Kita sangat berharap, peluang dan potensi sumber daya di wilayah ini dapat memberikan nilai tambah yang optimal,” tuturnya.

Kemenpar mendukung sepenuhnya pembangunan KEK Tanjung Kelayang yang secara lokasi, kawasan ini sangat ideal karena hanya membutuhkan waktu 40 menit dari Jakarta sampai ke Bandara H.A.S Hananjoeddin, Belitung. Sementara jika diakses dari Singapura, hanya membutuhkan waktu satu jam.

“KEK Tanjung Kelayang  ini sangat ideal tidak hanya untuk weekend saja, tapi untuk weekday juga. Untuk pelatihan juga sangat ideal, wisata MICE juga bisa, artinya Belitung sudah sangat lengkap,”ujar Hiramsyah S Thaib

KEK Tanjung Kelayang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2016, pada 15 Maret 2016, dengan luas 324,4 ha. Konsorsium Belitung Maritime menjelaskan bawa Kawasan Tanjung Kelayang akan dibangun secara bertahap, dengan dilandasi oleh konsep heritage.

“Pulau Belitung sendiri berada di jalur Silk Maritim Road dan selama ini penghasilan utama masyarakat Belitung adalah dari penambangan timah. Namun dengan semakin dalamnya penggalian penambangan maka harus ada alih profesi masyarakat menuju pariwisata, dan ini jelas kabar gembira untuk masyarakat Belitung,” kata Darmin Nasution.

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang, Belitung Barat, Bangka Belitung ini dijadwalkan akan dapat beroperasi pada 2018 mendatang. (*)

Update