Kamis, 28 Maret 2024

Di Simpang Shibuya Wonderful Indonesia Ditempatkan

Berita Terkait

ilustrasi

Jepang jadi negara sasaran Branding wonderful Indonesia kali ini. Karena negara Sakura tersebut sebagai penyumbang wisatawan mancanegara (wisman) terbesar ke-5 di tahun 2016. Branding Wonderful Indonesia pun langsung mejeng di Persimpangan Shibuya.

“Jepang kembali menjadi sasaran promosi karena di sana memasuki masa liburan sekolah periode 21 Juli-31 Agustus. Selain itu juga libur bagi semua orang Jepang dari 11-20 Agustus nanti, ” ujar Deputi Pemasaran Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana di Jakarta, Sabtu (17/6).

Sebelumnya branding serupa dilakukan di Times Square, Paris, Amsterdam, Melbourne, Shanghai.

Mirip dengan Times Square di New York, spot yang dipilih di Jepang adalah simpul keramaian. Pusatnya aktivitas masyarakat Jepang. Lantas titik mana yang dipilih untuk memasarkan brand Wonderful Indonesia?

“Persimpangan Shibuya,” jawab Pitana.

Alasannya masuk akal, persimpangan Shibuya merupakan simpul keramaian paling top di dunia, bukan hanya di Tokyo. Setiap harinya, sekitar 673.428 sampai 694.911 orang lalu-lalang dan menyeberangi jalan dari empat sudut yang berbeda.

Ditambah lagi, lokasinya dekat dengan Stasiun Shibuya, tempat patung anjing Hachiko yang legendaris itu. Lokasi nya dilewati 8 jalur kereta umum yang berbeda. Selain itu, dilewati juga oleh 15 jalur bus dalam kota dari area yang berbeda beda. Karena itu, Shibuya Cross menjadi persimpangan dan penyeberangan paling sibuk di dunia.

“Ini juga titik poin wisatawan di dunia yang berkunjung ke Jepang. Juga tempat hilir mudik masyarakat Jepang dan di sana banyak terpampang produk-produk kelas dunia,” kata Pitana.

Hal lain yang jadi pertimbangan adalah, di area Persimpangan Shibuya anjing Hachiko yang ngetop di film layar lebar itu. Ini menjadi salah satu tempat wajib selfie untuk dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Antrian orang untuk berfoto dengan patung tersebut kerap mengular panjang setiap harinya.

“Area ini hampir selalu dijadikan tempat pengambilan gambar oleh stasiun televisi dalam rangka menggambarkan keriuhan kota Tokyo. Ini menjadikan Persimpangan Shibuya menjadi tempat ikonik dan terkenal. Karakteristik tadi membuat pemerintah Indonesia dalam hal ini Kemenpar, mengambil langkah pasti untuk mempergunakannya sebagai tempat strategis, dalam mempromosikan keindahan Indonesia agar warga Jepang tertarik untuk berkunjung ke Indonesia,” katanya.

Promosi di Jepang disajikan dengan menggunakan Vertical Long Board dengan ukuran 4 m x 25 m. Tampilannya diset elegan. Dan semua dihiasi dengan gambar tujuan wisata Indonesia yang indah. Dari mulai Banyuwangi, Candi Borobudur dan pemandangan bawah laut Nusa Penida, Bali, semua ditampilkan di Shibuya. Ada yang di-wrapping dengan nuansa culture Borobudur, Prambanan-Joglosemar, Surfing di Banyuwangi. Ada juga yang di-wrapping panorama nature kelas dunia di Nusa Penida, Bali.

Lebih lanjut Elizabeth mengatakan, strategi kampanye di Media Ruang Internasional Pasar Jepang ini sudah dilakukan sejak pertengahan Mei lalu. Dimulai dari promosi yang dilakukan di Stasiun Shinagawa kemudian dilanjutkan dengan di Bandara Haneda pada awal Juni ini. Promosi yang dilakukan di tempat-tempat ramai dan strategis di Jepang ini akan berakhir pada pertengahan bulan Juli 2017.

“Kemenpar akan terus melakukan promosi Wonderfull Indonesia tidak hanya di Jepang, melainkan juga di negara–negara dengan potensi wisatawan yang besar demi peningkatan pendapatan negara dari sektor pariwisata,” ucap Deputi I Gde Pitana.

Menteri  Pariwisata Arief Yahya mengatakan jika masyarakat Indonesia dan Jepang punya kedekatan emosional dan sejarah yang amat panjang. Hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang dimulai dengan diplomasi budaya. Jepang mengenalkan diplomasi hati ke hati kepada Indonesia melalui bidang ekonomi, politik dan budaya.

“Kami berharap dengan latar belakang dan kedekatan diplomatik, promosi wonderful Indonesia dapat menggelitik rasa ingin tahu masyarakat Jepang untuk datang ke Indonesia,” ujarnya.

Mantan Dirut PT Telkom ini menjelaskan rata-rata wisman Jepang tinggal di Indonesia selama 6 hari, dengan  rata-rata pengeluaran USD 1.138. Sementara penggunaan akomodasi hotel berbintang sebanyak 74 %. Selama ini, wisatawan asal Jepang mengaku mendapat informasi pariwisata Indonesia dari  word of mouth yang menacapai 47 %.

“Karena itu, kami optimis, bisa mendapatkan jumlah wisman yang lebih banyak lagi,” jelas Menpar Arief Yahya. (*)

Update