Selasa, 19 Maret 2024

Menpar Arief & Mendag Enggartiarso Resmikan El Royale Banyuwangi

Berita Terkait

Rabu, 21 Juni 2017 kembali Banyuwangi memiliki Hotel Bintang Empat kedua, setelah Santika, yakni El Royale Hotel & Resort.

Lebih istimewa lagi, peresmian itu dihadiri dua menteri Kabinet Kerja Jokowi, yakni Menpar Arief Yahya dan Mendag Enggartiasto Lukita. Bupati Banyuwangi Azwar Anas yang sedang berumrah dari Mekah pun tersambung melalui teleconference.

Menpar Arief menyampaikan 3 hal utama dalam sambutannya.

Pertama, dalam pengembangan destinasi dia memperkenalkan 3A, Atraksi, Akses dan Amenitas. Hadirnya El Royale Hotel dan Resort itu adalah bentuk pengembangan amenitas, yang menjadi critical bagi pengembangan destinasi.

Untuk aksesibilitas, rampungnya bandara Blimbingsari menjadi sangat menentukan agar Banyuwangi semakin menjadi destinasi kelas Dunia. Menpar Arief mencontohkan bagaimana Bandara Silangit “dipaksa” untuk maju dan berkembang agar semakin mudah akses ke Danau Toba dan semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke sana.

“Sekarang, Silangit didarati semakin banyak airlines dan semakin banyak wisatawan yang diangkut ke pintu menuju Danau Toba itu,” ungkap Arief Yahya. Menpar yakin, Banyuwangi bisa lebih cepat, penyediaan 3A-nya.

Kedua, point penting yang disampaikan Menpar Arief Yahya adalah pembangunan ballroom/conference venue terbesar di Banyuwangi yang berkapasitas 1300 orang di El Royale Hotel itu. “Itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk gelaran event MICE sebanyak banyaknya. MICE adalah Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions,” jelasnya.

Keuntungan dari berkembangnya MICE tourism adalah wisman MICE melakukan spending dua kali lebih banyak daripada wisman biasa. ARPU atau Average Revenue Per User-nya jauh lebih tinggi, dan lokasi atau daerah penyelenggaraan MICE akan memperoleh keuntungan berupa perbaikan berbagai sektor yang ada.

Dia mencontohkan, semakin sering conferences, diskusi tentang perikanan dilakukan di Banyuwangi, maka sektor perikanan akan semakin maju.

Ketiga, point yang penting menurut Menpar Arief Yahya adalah, untuk maju memenangkan persaingan, khususnya ketika bidding untuk event MICE nasional maupun internasional, maka Banyuwangi harus Incorporated. Bersatu membawa nama baik Banyuwangi dan Indonesia di pentas dunia.

“Ketika bersatu, maka kita akan kuat dan memenangkan persaingan,” jelas Arief Yahya.

Kesempatan itu, juga sekaligus digunakan untuk pelatihan dasar SDM Kepariwisataan di Hotel Santika, 22 Juni 2017. Menpar membuka secara simbolis Pelatihan Dasar SDM bagi stakeholders Banyuwangi melalui penyematan name tag ke perwakilan peserta pelatihan yang terdiri dari unsur akademisi, bisnis, pemerintah, komunitas dan media, Pentahelix.

Dalam press conference yang dilakukan di El Royale Hotel and Resort yang berarsitektur gaya Osing –Suku Asli Banyuwangi– itu, Menpar Arief menyebutkan bahwa Banyuwangi akan banyak investasi di bidang pariwisata.

“Banyuwangi sukses sebagai Kota Festival, dalam setahun ada 72 events dan konsisten, dari tahun ke tahun. Itu menjadi kekuatan atraksi Banyuwangi,” jelas Menpar Arief yang asli Banyuwangi itu.

Top 3 Event Banyuwangi, kata dia, adalah Tour de Ijen, Banyuwanhi Ethno Carnival (BEC), dan Gandrung Sewu, seribu penari gandrung yang menggemparkan dunia itu. Wisata Baharinya punya Marina Boom Banyuwangi.

“Destinasi Wisata Baru antara lain Pantai cacalan, air terjun watugedek sempu, hutan pinus songgon, pantai syariah pusan, icon pariwisata (spot selfie),” kata dia.

Dari sisi Akses, bandara Blimbing Sari menjadi andalan aksesibilitas udara Banyuwangi. Soal terminal, pekerjaan fisik sudah selesai, kapasitas baru 250.000 pax/th, yang lama 120.000 pax/th.

“Saat ini sedang proses audit dan sertifikasi oleh Dit. Bandara Kemenhub. Sudah diresmikan Mei 2017 bersamaan dengan kesiapan PCN Runway Tahap 1,” jelasnya.

Lalu soal Runway, Panjang runway 2.250 meter, awalnya PCN 27, Tahap 1 upgrade PCN 40, agar dapat didarati B737-500 (NAM Air). Tahap kedua, upgrade PCN 56, agar bisa didarati B737-900 (GA, Lion). “Ditargetkan Tahun 2018 tuntas,” ujarnya.

Soal akses yang lain, Progress Marina Boom Banyuwangi Tahap 1: Total investasi : 65 M, Total kapasitas 40 yacht. Target Juni 2017 selesai. Progress dinding penahan tanah (30%), Pontoon Marina (10%), Keruk kolam marina (65%), fasilitas pendukung restaurant, reception building (100%), eco park tahap 1 (90%).

Tahap ke-2 (Tahun 2018), Total investasi sampai Rp 125 M, Total kapasitas : 140 yachts. Total investasi fasilitas pendukung Marina seperti boat, yard, lounge, infrastruktur dll sekitar Rp 70 M.

“Jetty Watu Dodol sudah sampai pada tahap pemasangan jetty dan akhir Februari 2018 sudah finalisasi, semua berprogress dengan baik dan cepat,” kata dia.

Amenitas, menurut Arief Yahya, juga menjadi bahasan yang penting dan mendasar di Banyuwangi. Pulau Tabuhan: Tahun 2017 Tabuhan dan Grand Watu Dodol mendapatkan DAK 1,1 M dari Kemenpar. Pemda 2017 menganggarkan untuk masterplan dan pembangunan prasarana pendukung di sana resto dan tempat transit.

Lalu Amphitheatre Grand Watu Dodol, Landscape GWD sudah selesai, amphitheater akan dikerjakan tahun ini oleh Pemda Banyuwangi.

Data Hotel di Kab. Banyuwangi: Jumlah hotel Tahun 2016 sebanyak 76 Hotel dengan total jumlah 2.385 kamar dan 3.571 tempat tidur. Saat ini ada tambahan hotel baru yakni Hotel eL Royale Hotel & Resort Banyuwangi (Bintang 4), progres pembangunan Hotel Aston (Bintang 3), dan Singgasana (Hotel Bintang 4).

“Banyuwangi punya prospek bagus di pariwisata, masyarakatnya juga semakin ramah dan punya semangat hospitality yang bagus,” kata Menpar Arief Yahya. (*)

Update