batampos.co.id – Salah satu kue yang menjadi ciri khas di daerah Bunda Tanah Melayu saat lebaran, adalah kue ikan bilis.
Bagi warga yang tidak sempat membuat kue karena satu dan lain hal, biasanya mereka membeli kue di toko atau pembuat kue dadakan.
Berkah lebaran dirasakan Salah satu penjual kue khas Kabupaten Lingga yakni pasangan suami istri Sutan H Sulaiman dan Nur Hasanah yang berdomisili di Sungai Pinang. Pasutri ini menjual kue bilis yang terkenal gurih, renyah dan enak.
“Lebaran kali ini lumayan meningkat pesat pembelian kue bilis. Rata-rata warga memesan untuk kebutuhan lebaran,” ujar Nur Hasanah, Jumat (23/6) siang.
Kue bilis khas melayu buatan Hasanah sejak tahun 2006 ini tidak hanya diminati warga Kabupaten Lingga, kue bilis mereka bahkan menjadi incaran bagi masyarakat Melayu yang ada di Karimun, Batam dan Tanjungpinang. Lebih mengejutkan lagi, Hasanah telah berhasil memperkenalkan kue khas Melayu kepada masyarakat Indonesia lainnya seperti masyarakat Jambi hingga Bali.
Penuturan Hasanah, peningkatan penjualan pada lebaran kali ini sangat terlihat jelas jika dibandingkan dengan hari-hari biasa. Untuk Lebaran tahun ini dia telah menjual sebanyak 550 kilogram kue bilis ke berbagai pelosok di Kabupaten Lingga. Semua kue tersebut habis terjual bahkan masih ada yang memesan.
Kue bilis buatan Hasanah ini memang terkenal gurih dan nikmat. Satu ekor bilis digorenh kering lalu dibalut dengan tepung yang telah diadon dengan baik. Ketika menggigit kue tersebut, aroma bilis dan adonan tepung terasa sehingga semakin menggugah selera setiap orang yang memakannya.
Saking pesatnya peningkatan pesanan, Hasanah bahkan menolak sebagian pesanan warga, bukan karena tidak sanggup mengerjakan, Hasanah mengaku kekurangan bahan baku pembuatan kue bilis tersebut. Untuk tenaga kerja pembuat kue, Hasanah memberdayakan warga sekitar untuk membantu membuat kue.
“Kebanyakan orang lebih mengenal saya dengan sebutan Mak Tam. Karena di kemasan kue bilis tertulis kue bilis mak tam,” ujar Hasanah. (wsa)