Selasa, 19 Maret 2024

Putra Sekda Gondol Beasiswa Kedokteran

Berita Terkait

batampos.co.id – Meskipun Pemerintah Provinsi Kepri memprioritaskan bagi golongan hafiz dan hafizah Kepri yang tidak mampu untuk mendapatkan program beasiswa ke Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta. Akan tetapi, putra Sekda Kepri, Said Farhan Khalik diputuskan menjadi salah satu penerima beasiswa tersebut.

“Dari 14 peserta yang lulus administrasi, hanya 7 peserta ditetapkan sebagai penerima beasiswa mitra dengan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Keputusan tersebut berdasarkan hasil seleksi yang digelar oleh UIN,” ujar Kepala Seksi (Kasi) Kurikulum Dinas Pendidikan Provinsi Kepri, Juritno, Senin (10/7) di Tanjungpinang.

Menurut Juritno, program biasiswa ini khusus bagi hiafidz dan hafidzah yang ada di Provinsi Kepri. Ditanya apakah benar, diantara 7 peserta yang lulus seleksi ada nama putra Sekda Kepri, Said Farkhan Khalik. Mengenai hal itu, Juritno membenarkan.

“Kita di daerah hanya melakukan seleksi pada tahapan administrasinya saja. Sedangkan untuk seleksi tertulis adalah kewenangan dari UIN Syarif Hidayatullah,” jelas Juritno.

Dijelaskannya, putra Sekda Kepri menjadi satu-satunya peserta yang terpilih di Program Studi (Prodi) Kedokteran dan Profesi Dokter. Kemudian untuk jurusan Farmasi ada tiga nama, mereka adalah Nur Fadhilah Hasibuan, Salsabila Ineka Putra dan Revina Amorita. Selain itu ada tiga nama lainnya, yakni Zulkarnain Aprianto, Husna Putri Arta dan Syadza Annita yang lulus di program studi Kesehatan Masyarakat.

Masih kata Juritno, untuk jurusan Kedokteran dan Profesi Dokter akan mendapatkan biasiswa lebih kurang Rp650 juta dengan waktu kuliah 6,5 tahun. Sementara itu prodi farmasi beasiswanya adalah sekitar Rp500 juta, dengan masa kuliah 5 tahun. Sedangkan untuk jurusan Kesehatan Masyarakat mendapatkan Rp450 juta.

Disinggung mengenai adanya informasi yang menyebutkan, bahwa ada beberapa peserta yang lulus bukan merupakan hafidz atau hafidzah. Diakui Juritno, pihaknya hanya sebatas melakukan seleksi administrasi. Sedangkan seleksi tertulisnya adalah UIN Syarif Hidayatullah.

“Hasil yang kita terima adalah beradasarkan passing grade. Artinya kita didaerah tidak bisa melakukan interpensi pada proses seleksi yang digelar pihak kampus,” tegas Juritno.

Sementara itu, AT salah satu orang tua peserta yang tidak lulus sedikit kecewa. Padahal anaknya sudah hafal 30 juzz, karena memang dibesarkan di lingkungan pesantren. Akan tetapi ada peserta yang berasal dari sekolah umum, justeru yang lulus.

“Kita tidak mahu berburuk sangka, bisa jadi memang yang dari sekolah umum juga merupakan hafidz atau hafidzah,” ujar AT.

Terpisah, Anggota DPRD Kepri, Ruslan Kasbulatov memberikan apresiasi dengan kecerdasan putra kandung Arif Fadilah. Akan tetapi, alangkah baiknya peluang yang ada diberikan kepada yang kurang mampu. Apalagi sebagai pejabat negara, tentu harus memberikan contoh.

“Kapasitas seperti Sekda tentu masuk dalam golongan yang mampu. Sehingga harus menikmati APBD juga untuk membiayai pendidikan anaknya,” ujar Ruslan Kasbulatov, kemarin.

Politisi PDI Perjuangan tersebut juga mengatakan, persoalan ini justeru akan menimbulkan cemburu sosial di tengah-tengah masyarat. Apalagi program beasiswa mitra tersebut prioritasnya adalah bagi hafidz dan hafidzah yang kurang mampu.

“Beasiswa inikan merupakan sesuatu yang sensitif. Sehingga terus menimbulkan perasangka, bahwa beasiswa hanya untuk dinikmati anak-anak pejabat,” papar Legislator Dapil Batam tersebut.(jpg)

Update