Jumat, 19 April 2024

Rp 10 M untuk Perluasan Pelabuhan Bongkar Muat

Berita Terkait

batampos.co.id – Kepala Dinas Perhubungan Kepulauan Riau, Jamhur Ismail menyebutkan ada anggaran sebesar Rp 10 miliar yang akan dikucurkan untuk Tanjungpinang dan Natuna. Dana yang dibagi rata masing-masing Rp 5 miliar itu diperuntukkan sebagai biaya perluasan area pelabuhan bongkar muat.

Menurut Jamhur, area bongkar muat yang luas akan memberikan banyak manfaat. Utamanya ketika proses bongkar muat barang dari kapal-kapal besar yang masuk.

“Apalagi kalau bongkar muatnya sembako. Kalau lama, resikonya barang jadi mahal atau sembakonya ada yang cepat rusak,” tutur Jamhur.

Lebih daripada itu, pelabuhan bongkar muat yang memadai baik dari segi kapasitas maupun kualitas akan menjadi daya tarik tersendiri bagi pertumbuhan ekonomi Kepri. Apalagi memang sudah sejak lama kebutuhan ini dirasa mendesak dan baru bisa dipenuhi tahun ini dan akan dikerjakan secepatnya di waktu yang tersisa.

Keadaan di Natuna saja cukup memprihatinkan. Untuk dapat merampungkan satu kali proses bongkar muat saja sepaling cepat menghabiskan waktu tujuh hari. Itu belum lagi jika dipengaruhi ketika cuaca sedang hujan dan angin kencang. Bisa berlangsung lebih lama. Kondisi ini tak pelak merugikan masyarakat setempat. Pun di Tanjungpinang yang, kata Jamhur, tidak jauh berbeda dengan di Natuna.

“Padahal untuk bongkar muat barang seperti sembako kan memang harus cepat agar cepat juga didistribusikan ke masyarakat,” ujarnya.

Sebelumnya, Ketua DPRD Kepri Jumaga Nadeak mengatakan Provinsi Kepri membutuhkan pelabuhan barang yang respresentatif dan bertaraf internasional untuk memperlancar akses masuk dan keluar berbagai barang kebutuhan. Saat ini, pelabuhan barang di Kepri masih terbatas, baik terkait lahan dan lokasi bongkar muat.

Jumaga mengatakan, terbatasnya pelabuhan barang di Kepri membuat aktivitas bongkar muat barang sering terhambat. Di sejumlah daerah, proses bongkar muat juga memakan waktu cukup lama, sehingga mempengaruhi pasokan barang kebutuhan masyarakat. Selain itu juga merugikan pengusaha pelayaran, angkutan dan lainnya. Kondisi ini berdampak pada inflasi di Kepri.

Menurut dia, pelabuhan di Kepri ini yang layak dan bisa menampung banyak kapal untuk bongkar muat barang hanya ada di Batuampar, Batam. Namun seiring perkembangan pembangunan dan perekonomian, pelabuhan itu sekarang sudah terasa sangat terbatas melayani bongkar muat barang.

“Persoalan ini harus segera dicarikan solusinya,” kata Jumaga. (aya)

Update