batampos.co.id – Legislator DPRD Kepri Daerah Pemilihan (Dapil) Ibu Kota Provinsi Kepri, Tanjungpinang mengkritik kinerja Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kepri. Salah satu faktor yang menjadi sorotan tajam adalah amburadulnya proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
“Ada beberapa persoalan yang menjadi perhatian kita. Salah satunya adalah mengenai banyaknya keluhan masyarakat tentang pelaksanaan PPDB SMA dan SMK di Tanjungpinang,” ujar Legislator Partai Golkar Kepri, Teddy Jun Askara (TJA) disela-sela reses di SMK Negeri 1 Tanjungpinang, Rabu (12/7).
Pria yang duduk sebagai Ketua Komisi IV DPRD Kepri tersebut menjelaskan, kebijakan Disdik Kepri yang membuka penerimaan PPDB di SMA Negeri 7 dan SMK Negeri 5 Tanjungpinang memang menuai banyak kritikan. Langkah tersebut dilakukan untuk mengatasi terbatasnya daya tampung sekolah yang ada di Tanjungpinang.
“Tetapi kita melihat ada kebijakan yang kurang pada tempatnya. Karena mengingat kedua sekolah tersebut bangunannya masih belum jadi,” papar TJA.
Disebutkan Teddy, apa yang sangat disesalkan pihaknya adalah, Disdik Kepri tidak pernah berkoordinasi dengan DPRD Kepri, khususnya Komisi IV yang membidangi persoalan pendidikan. Dijelaskannya, kebijakan ini akan menimbulkan persoalan baru tentunya.
“Kondisi sekolah masih belum siap. Bagaimana proses belajar mengajarnya nanti. Begitu juga dengan perangkat organisasi sekolahnya. Artinya membuat kebijakan tidak disertakan dengan penyelesaiannya,” tegas Teddy.
Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kepri tersebut juga mengatakan, solusi yang tepat untuk mengatasi daya tampung sementara ini adalah dengan membangun Ruang Kelas Baru (RKB). Menurut Teddy, saat pembahasan anggaran lalu sudah pekat, bahwa tahun ini RKB harus disegerakan.
“Kenyataanya memang tidak sesuai dengan harapan. Apalagi peminat di SMA Negeri 7 dan SMK Negeri 5 Tanjungpinang sepi peminatnya. Artinya tidak ada sosialiasi yang baik dilakukan Disdik,” tutup Teddy.
Legislator DPRD Kepri dapil Tanjungpinang yang turut hadir dalam reses tersebut adalah, Pustoko Weni (PDI Perjuangan), Rudy Chua (Hanura), dan Sarafuddin Aluan (PPP).(jpg)