Jumat, 19 April 2024

Kawula Muda Batam Malas Donor Darah

Berita Terkait

Kegiatan donor darah yang diadakan PT Adhya Tirta Batam (ATB) bersama PMI Kota Batam dan Kantor Pajak Pratama (KPP) Batam Selatan di lantai satu kantor ATB Sukajadi, Selasa (17/5). Foto: Eggi/ batampos.co.id

batampos.co.id – Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Batam menyatakan stok darah di Batam untuk sebulan ke depan masih tercukupi. Sayangnya, pendonor darah muda di Batam tercatat hanya empat persen saja.

Seseorang dikatakan boleh mendonorkan darahnya setelah berusia 17 tahun. Artinya, kesadaran pendonor usia sekolah masih sangat kurang. “Untuk usia 17-18 tahun hanya satu persen dan 18-24 tahun ada tiga persen,” kata Dokter Unit Transfusi Darah PMI Batam, dr Minarni Eka Dewi, Kamis (20/7).

Padahal, menurutnya semakin muda usia seseorang, maka semakin panjang rentan waktu mendonorkan darahnya. PMI Batam sendiri terus berupaya mencari pendonor muda melalui Palang Merah Remaja (PMR) di sekolah-sekolah yang ada di Batam.

Dia mengatakan sebenarnya remaja di Batam memiliki antusias yang cukup tinggi, namun terhadang kondisi pendonor itu sendiri. “Mulai dari kadar Hemoglobin (Hb) yang tidak memenuhi syarat dan rasa takut terhadap jarum suntik jadi penyebabnya juga,” ujarnya.

Eka menerangkan donor darah sendiri selain baik bagi kesehatan, secara tidak langsung juga menjadi salah satu cara mengetahui apakah seseorang itu sakit atau tidak. “Donor darah bisa dibilang adalah pemeriksaan gratis yang bisa dinikmati pendonor, karena setiap darah akan melalui pemeriksaan penyakit seperti, HIV, sifilis, Hepatitis B dan C,” terangnya.

Terlepas dari hal tersebut, PMI Batam terus berupaya menginformasikan manfaat donor darah dan kepalangmerahan kepada para remaja.

Batam sendiri setiap bulannya rata-rata memerlukan 1.500 kantong darah. Kebanyakan stok ini berasal dari pendonor sukarela yang tiap tiga bulan rutin mendonorkan darahnya. (cr18)

Update