Sabtu, 20 April 2024

TNI AL Hibahkan Kapal untuk Pariwisata Palembang

Berita Terkait

ilustrasi

Dua kapal Kataraman dipastikan siap dioperasikan bulan depan untuk wisata bahari Sungai Musi, Palembang. TNI AL menghibahkan kapal yang nantinya akan difungsikan sebagai homestay.

Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang, mendapat amunisi untuk percepatan pembangunan konsep waterfront city di bantaran Sungai Musi.

“Musi punya potensi yang tak kalah dengan kawasan wisata di Bangkok, Venesia dan Lyon.  Itu sebabnya kami kebut pembangunan waterfront city di Musi,” terang Wali Kota Palembang Harnojoyo, Rabu (15/7).

Dua perahu Kataraman dipastikan siap dioperasikan bulan depan. Bahkan TNI Angkatan Laut ikut nimbrung membantu Palembang. Lewat spirit Indonesia Incorporated, Angkatan Laut siap menghibahkan sebuah kapal untuk membantu konsep waterfront city Sungai Musi. Jika memungkinkan, kapal tersebut akan disandarkan di muara Sungai Sekanak.

“Ini akan memberikan kesan tempo dulu seiring revitalisasi terhadap Sekanak saat ini. Kalau memang tidak bisa melalui bawah Jembatan Ampera, akan dibuat bersandar di kawasan Pasar 16 Ilir,” ungkap Wali Kota Harnojoyo.

Rumus 3S ala Menpar Arief Yahya langsung dipraktekkan. Muaranya mengarah pada kerja Solid, Speed dan Smart.

“Minggu depan saya akan bertemu dengan Kepala Staf TNI-AL (KASAL) Laksamana TNI Ade Supandi. Alhamdulillah beliau sangat peduli dan mendukung program yang kita jalankan,” ungkapnya.

Harnojoyo memang tak ingin lambat dalam menggarap waterfront city di Musi. Semua akan dilakukan dengan cepat. Asian Games 2018 dijadikan momentum untuk mempercepat pembangunan waterfront city di Musi.

“Wisatawan pasti sudah bosan menginap di hotel. Perbaikan bantaran Musi, dengan menjadikannya juga tempat menginap akan menjadi daya tarik baru,” paparnya.

Sejumlah perbaikan di darat juga sudah dilakukan. Kampung bercorak,  Kampung Al-Munawwar dan Kampung Kapitan yang ada di tepian Musi juga sudah dipoles dengan pendekatan konsep waterfrontcity Tiga kampung tadi ditata tampilannya dengan detail arsitektur dan ruang publik yang artistik.

Menpar Arief Yahya juga bersemangat saat mendengar progress pengembangan destinasi tadi. Baginya, ini akan memperkuat positioning Sumsel sebagai model Sport Tourism Nasional.

“Itu sangat bagus Dibutuhkan cara-cara yang tidak biasa untuk mendapatkan hasil yang luar biasa. Artinya, masih terbuka banyak cara kreatif yang bisa dilakukan untuk mewujudkan sarana pendukung yang sustainable. Salah satunya ya lewat konsep Waterfront City di Musi ini,” ungkapnya.

Kebetulan, benchmark di Asia Tenggarqa sudah ada. Ada Bangkok, Thailand, yang sudah lebih dulu menjalankan konsep ini. Hasilnya? Sungai Chao Phraya di Bangkok, Thailand, tak pernah sepi dari lalu lalang kapal yang membawa turis berwisata menyusuri sungai.

Hampir semua destinasi sungai, di seluruh dunia, menjadikan sungai sebagai beranda depan. Yang paling dekat di Bangkok, itu ada Asiatic Riverfront, yang menjadi pusat kuliner dan boating yang setiap hari ramai dikunjungi wisatawan. “Tinggal benchmark saja,” kata Arief Yahya.

Di Eropa, Thames London, Siene Rivre Paris, Koln Jerman, Geneva Swiss, Amsterdam Belanda, Moscow Rusia, Budapest Hongaria, semua memanfaatkan sungai sebagai halaman muka. Karena wajah depan, maka selalu ada pedestrian yang lebar, bersih, lampu-lampu di malam hari, restoran, cafe, dan pusat wisata.

“Dengan menjadikan beranda depan, Sungai Musi akan terawat. Keberadaannya akan mempercantik tampilan kota,” ujar Arief Yahya. (*)

Update