Jumat, 29 Maret 2024

Warga Kepri masih Enggan Jalani Rehabilitasi Narkoba

Berita Terkait

ilustrasi

batampos.co.id – Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) masih tetap menjadi daerah yang memiliki pencandu narkoba yang tertinggi dibandingkan daerah lainnya di Indonesia. Hal ini semakin diperparah dengan rendahnya kesadaran masyarakat yang kecanduan, untuk merehabilitasi diri mereka.

“Target di Loka Rehabilitasi Batam ini, 250 orang. Tapi hingga kini yang datang hanya 50 orang saja. Dan itu paling banyak berasal dari luar daerah Kepri,” kata Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kepri, Nixon Manurung, Rabu (19/7).

Nixon menjelaskan Kepri pernah jadi nomor dua pencandu narkoba, lalu turun menjadi nomor 4 dan tahun lalu menjadi nomor 10. “Angka itu merupakan prevalensi hasil penelitian dari UI (Universitas Indonesia,red). Walau turun, Kepri ini tetap masuk 10 besar pecandu terbanyak,” ucapnya.

Sehingga Kepri dinilai menjadi pasar yang ideal oleh para bandar narkoba. Oleh sebab itu, kata Nixon bila pencandu narkoba di Kepri terus dikurangi.Niscaya para bandar narkobapun tak akan memasukan barang haram tersebut ke Kepri.

“Salah satu cara menurunkan itu, dengan rehabilitasi. Pencandu-pecandu yang ada, datang ke loka rehab agar bisa pulih,” tuturnya.

Terkait dengan rendahnya kesadaran masyarakat Kepri ini, ditenggarai oleh rasa malu untuk berobat di Loka Rehabilitasi Batam.

“Biasanya begitu, di tanah sendiri kadang mereka malu untuk berobat. Kadang memilih keluar, seperti lido,” kata salah seorang petugas BNNP Kepri, Meta.

Pada tahun lalu, kata Meta yang telah berhasil direhabilitasi di Loka Rehabilitasi Batam sebanyak 300 orang. Dan kebanyakan meminta rehab dalam jangka waktu 4 bulan saja. “Orang luar kebanyakan sih, dari Sumatera,” tuturnya.

Dalam rangka Hari Anti Narkotika, pihak BNNP Kepri dan Loka Rehabilitasi Batam menggelar pamaeran dengan tema tribute to recovery. “Pamaerannya ini, menampilakan hasil karya para residen (pasien rehabilitasi Loka Batam,red). Pameran ini terbuka untuk umum, dari 20 hingga 30 Juli,” ujarnya.

Meta mengatakan pihaknya juga telah menyebarkan informasi ini ke sekolah-sekolah yang ada di Batam. Diharapkan sekolah-sekolah tersebut datang ke pameran ini.

“Kedatangan siswa-siswa itu bisa dalam rangka sosialisasi. Dengan memberitahu semenjak dini bahaya narkoba, maka dapat menjauhi mereka dari barang haram tersebut,” katanya. (ska)

Update