Selasa, 19 Maret 2024

Dua Investor Asing Lirik Pengelolaan Air Bersih di Batam

Berita Terkait

ilustrasi

batampos.co.id – Sejumlah investor beminat mengelola air bersih di Batam menyusul akan berakhirnya masa konsesi PT Adhya Tirta Batam (ATB) pada 2020 mendatang. Dari tujuh yang sudah menyatakan keinginannya, dua di antaranya merupakan investor asing dari Jepang dan Korea.

“Ada juga investor lokal yang datang dari Jakarta,” Deputi IV Badan Pengusahaan (BP) Batam, Purba Robert Sianipar, Kamis (20/7).

Robert menjelaskan, masa konsesi pengelolaan air bersih oleh ATB memang baru berakhir pada 2020 nanti. Namun pihak BP Batam sudah akan menggelar lelang konsesi pengelolaan air bersih itu pada akhir 2018 atau awal 2019. Sejauh ini, sudah ada tujuh investor dari dalam dan luar negeri yang menyatakan ketertarikannya untuk ikut lelang.

Sayangnya, Robert masih merahasiakan nama-nama perusahaan yang berminat menggantikan ATB tersebut. Ia hanya memastikan, proses lelang akan digelar secara terbuka dan transparan.

Semua pihak yang memenuhi kualifikasi bisa mengikuti lelang. Termasuk PT ATB, juga bisa menjadi peserta.

Ditanya soal peluang, Robert menyebut siapapun memiliki kesempatan yang sama untuk memenangkan lelang. Namun ia menyinggung soal peluang PT ATB yang masih terbuka lebar untuk melanjutkan konsesi pengelolaan air bersih di Batam.

“Mereka sudah punya pengalaman yang dibutuhkan untuk mengelola air di Batam,” jelasnya.

Robert juga memuji kinerja PT ATB yang sudah 22 tahun mengelola air bersih di Batam. Menurutnya, ATB sudah bekerja dengan sangat baik dengan tingkat distribusi air mencapai 98 persen dan tingkat kebocoran di bawah 15 persen.

“Memang pada awalnya pengelola air akan merugi nantinya. ATB saja merugi selama 8 tahun terlebih dahulu,” ungkapnya.

Sedangkan bagi investor asing yang berniat mengikuti lelang, mereka harus mengajak partner lokal sesuai dengan peraturan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal untuk bisa berinvestasi di Indonesia.

Sebelum lelang, BP Batam akan mempersiapkan tim evaluasi akhir kontrak kerja ATB. Tim tersebut terdiri dari BP Batam dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. “Dan selanjutnya meminta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk melakukan audit terhadap ATB. Tim ini sudah mulai bergerak,” jelasnya lagi.

Di ujung kontrak, seluruh aset ATB yang diperkirakan telah mencapai Rp 1 triliun akan kembali ke BP Batam. Aset-aset tersebut antara lain berupa pipa air, jaringan pipa baru, Water Treatmant Plant (WTP), dan sarana lainnya.

“Semua akan kembali ke BP Batam,” kata Robert.

Robert mengakui bahwa BP Batam tak bisa sepenuhnya mengelola air bersih karena tugas pokok dan fungsi utamanya adalah mempercepat investasi di Batam. “Kontrol tetap di BP Batam dan pengelolaan air dan distribusinya dipercayakan kepada pihak swasta yang akan berperan seperti sebuah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Batam,” jelasnya.

Untuk diketahui, PT ATB memegang konsesi pengelolaan air bersih di Batam sejak 17 April 1995. Dengan masa konsesi 25 tahun, maka kontrak dengan BP Batam itu akan berakhir pada 17 April 2020 mendatang. PT ATB sendiri merupakan konsorsium yang terdiri dari Biwater Internasional, PT Bangun Cipta Kontraktor, dan PT Syabata Cemerlang.

Sementara Corporate Communication Manager ATB, Enriqo Moreno, mengaku optimistis bisa bersaing dengan peserla lelang konsesi pengelolaan air bersih Batam pada 2018 mendatang. Dia mengklaim, selama ini PT ATB berhasil mengelola dan mendistribusikan air bersih di Batam dengan cukup baik.

“Selain punya pengalaman, kami juga punya prestasi,” kata Enriqo, tadi malam.

Dia menyebut, standar pengelolaan air bersih oleh ATB tidak hanya diakui sebagai salah satu yang terbaik di dalam negeri. Bahkan di tingkat Asia Tenggara, ATB juga mencatatkan sederet capaian prestasi dalam mengelola air bersih.

Selain itu, lanjut Enriqo, ATB sudah cukup mengenal karakter Batam. Baik dari karakter pelanggan, karakter dan kualitas air baku, karakter alam, dan sebagainya. Sehingga PT ATB tidak kesulitan dalam mengelola air bersih.

Ditanya soal jangkauan distribusi, saat ini layanan ATB sudah mencapai 99,5 persen. Artinya, hampir semua wilayah di Batam telah dijangkau pipa air bersih ATB.

“Kami harus optimis, dan berharap masih mendapat kepercayaan melanjutkan konsesi,” katanya. (leo)

Update