Selasa, 19 Maret 2024

Keracunan Makanan, Dua Belas Santri Masih Dirawat Inap

Berita Terkait

Permintaan Tiket Terbanyak adalah Rute Batam-Padang

Peningkatan Status RSUD Tanjungbatu Terus Digesa

Suhu Udara Batam Bisa Mencapai 33 Derajat Celcius

Ramdoni salah satu korban keracunan, tergeletak lemas didampingi guru Indragunawan di RSBT. Foto: Tri Haryono/Batam Pos.

batampos.co.id – Korban dugaan keracunan makanan yang disumbangkan dari salah satu warga Karimun, hingga Senin (24/7) lalu masih dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) HM Sani, dan Rumah Sakit Bakti Timah (RSBT) Karimun.

Korban tersebut, berasal dari Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatullah Pasir Panjang. Salah satu guru Ponpes Hidayatullah Indragunawan ketika dikonfirmasi mengatakan, masih ada yang dirawat di RSBT sebanyak 11 orang dua santri dan sembilan santriwati.

“Kalau di RSBT ada 57 orang. Dan sisanya masih dalam perawatan dokter. Kalau sudah lumayan, bisa kembali ke pondok pesantren,” jelasnya.

Sedangkan, Ramdoni salah satu santri menuturkan, bahwa diri masih terasa pusing-pusing. Namun, rasa mual sudah berkurang. Ia menceritakan, saat memakan nasi kotak tidak ada gejala-gejala setelah beberapa jam kemudian atau usai shalat Asar mulai terasa mual dan langsung muntah-mutah. ”Masih terasa lemas Pak. Mudah-mudahan besok bisa pulanglah,” singkatnya.

Hal senada juga disampaikan Trisna, salah satu santriwati keluhan yang sama dan pada sore hari itu (Sabtu-red) langsung dilarikan ke RSBT untuk diberikan pertolongan oleh tim medis.

”Mohon doanya sajalah Pak, biar cepat sembuh saya ingin belajar lagi seperti biasa,” tuturnya.

Sementara Direktur RSUD HM Sani Zulhadi mengungkapkan, dari 30 santri dan santriwati Ponpes Hidayatullah yang dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD) sudah tertangani. Dan tinggal satu orang yang masih dirawat inap, sisanya sudah kembali.
”Sebanarnya ada dua orang, tapi yang satu sudah pulang dan satu lagi masih dalam perawatan tim medis,” katanya.

Di tempat yang sama salah satu keluarga penyumbang Wahyudi adek dari Rosman yang menyumbang nasi kotak ke Ponpes tersebut tidak menyangka akan terjadi begitu. Sebab, dirinya juga memakan nasi kotak sebelum didistribusikan dan tidak terjadi apa-apa terhadap dirinya maupun beberapa saudaranya.

”Ibu saya terkena yang bantu masak saja hingga sekarang masih dirawat RSUD HM Sani. Dan sekarang nasi kotak sudah dibawa ke laboratorium untuk dicek oleh Dinas Kesehatan, katanya seminggu lagi keluar hasilnya,” paparnya sambil melihat korban di ruang rawat inap RSBT.

Terpisah Kepala Dinas Kesehatan Karimun Rahmadi ketika dikonfirmasi tentang pembiayaan kejadian dugaan keracunan para santri dan santriwati tersebut akan ditanggung oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Karimun. Dimana, biaya perawatan rawat jalan maupun inap hingga sembuh.

”Inikan Kejadian Luar Biasa (KLB), jadi bisa dijamin oleh Pemda Karimun melalui JPKM,” ungkapnya.

Pantauan di RSBT, korban masih dalam di infus dan terlihat lemas. Sedangkan, rekan-rekannya menunggu diruangan sambil memberikan dukungan moril terhadap korban.(tri)

Update