Rabu, 17 April 2024

Bila Perang Nuklir Warga Korut Bisa Bersembunyi di Lintasan Kereta Bawah Tanah

Berita Terkait

Korea Utara memiliki sistem bawah tanah metro yang diakui Pyongyang, sebagai sistem bawah tanah paling dalam sedunia. Dan, warga Korut bisa bersembunyi di dalamnya jika perang nuklir pecah.

Fotografer asal Prancis, Eric Lafforgue, merekam aktifitas normal di dalam sistem bawah tanah mereka. Disebutkan Lafforgue, ada dua jalur kereta dengan panjang mencapai 29 kilometer. Pembangunan jalur kereta bawah tanah yang berlabel Pyongyang Metro ini dimulai pada 1968 dan diresmikan pada 1973 oleh pemimpin Korut saat itu, Kim Il Sung, kekek Kim Jong un.

Sehar-hari, tunnel itu disibukkan dengan lalu lalang penumpang yang hendak menunju berbagai tempat. Namun, kedalaman tunnel yang mencapai 360 kaki disebut Pyongyang juga digunakan untuk shelter bila ada perang.

Transportasi metro negeri ini memanfaatkan kereta tua dari Jerman yang dibeli Korut pada 1999. Pyongyang sebenarnya mengklaim kereta tersebut adalah buatan dalam negeri. Mereka pun sudah merenovasinya. Namun, beberapa grafiti yang ada di bodi kereta dan luput dari pembersihan, tidak bisa berdusta.

Lafforgue mengatakan kalau ada 17 stasiun yang dilewati metro ini. ”Anda harus punya tiket resmi yang dibeli dari mesin otomatis. Tetapi sayang, mesin itu tidak beroperasi saat saya datang,” kenangnya.

Ditambahkan Lafforgue, masing-masing stasiun kereta memiliki nama yang mengandung nuansa revolusi. Seperti komandan, bintang merah, kemenangan, rehabilitasi, surga, dan restorasi.

”Turun sejauh 120 meter hanya makan waktu beberapa detik saja. Tetapi Anda akan merasa berada di dalam film karena musik revolusi dan lagu-lagu patriot selalu berkumandang via speaker yang keras,” katanya.

Sebenarnya akses memasuki sistem subway kereta di Korut sudah dilarang untuk orang asing. Namun belakangan Pyongyang memberikan izin kepada beberapa media asing untuk meliputnya. Memulai beroperasi pada 1973, sistem metro ini melayani ratusan ribu penumpang setiap hari. Mereka naik kereta yang dulunya digunakan komunis di Berlin, Jerman. (tia/Daily Mail/JPC/ foto: foto: Eric Lafforgue Via Daily Mail)

Update