Kamis, 28 Maret 2024

Jadikan Batam Sebagai Silicon Valley-nya Indonesia

Berita Terkait

(dari kiri) Direktur Politeknik Negeri Batam, Priyono Eko Sanyoto; Menristekdikti, M Nasir, dan Kadis Pendidikan Pemprov Kepri Arifin Nasir memotong pita peresmian gedung tower A Poltek Batam.

batampos.co.id – Batam sudah diproyeksi sebagai kawasan pengembangan industri digital dan perawatan pesawat di Indonesia. Untuk mendukungnya, pemerintah akan berupayakan untuk menciptakan tenaga kerja berkompetensi lewat sejumlah program pendidikan yang bekerjasama dengan universitas ternama di Indonesia dan di Singapura.

“Batam akan dibuat menjadi seperti Silicon Valley di Amerika. Batam akan menjadi basis dari pengembangan bisnis start up di seluruh Indonesia,” kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Muhammad Nasir saat melakukan kunjungan kerja ke Politeknik Negeri Batam, Senin (28/8).

Sebagai langkah awal, persoalan pengembangan industri digital ini akan dibawa dalam pertemuan bertajuk Singapore-Indonesia Leader’s Retreat antara Presiden Jokowi dan Perdana Menteri (PM) Singapura, Lee Hsien Long di Singapura pada 7 September nanti.

“Tahun lalu telah ditandangani kerjasama antara Poltek Batam dengan Singapura, maka tahun ini akan ditandatangani pengembangan universitas tingkat akademik di Indonesia yang memprioritaskan IT dengan universitas di Singapura,” ujarnya.

Sejumlah universitas terkemuka di Indonesia yang ditunjuk sebagai pionir untuk mengembangkan IT seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Surabaya (ITS) dan Universitas Airlangga (Unair).

“Pemimpinnya nanti adalah ITB. Dengan demikian nanti jika di Poltek Batam ambil jurusan D4, maka akan dipermudah untuk mengambil S1 dan S2-nya di ITB,” jelasnya.

Kesempatan bekerja untuk anak-anak muda lulusan IT dari universitas terkemuka ini sangatlah luas. Nasir mengakui bahwa Singapura dan Malaysia memiliki permintaan tinggi terhadap tenaga kerja berkompetensi.

Untuk pengembangan industri perawatan pesawat, Nasir mengaku Batam sangat bagus menjadi prioritas. Tinggal membangun industri pendukungnya seperti mekatronik, elektronika dan mekanik.

“Saya cukup berbangga karena Poltek Batam itu satu-satunya Politeknik yang mempunyai bidang studi aircraft maintenance. Artinya lulusan disini akan mendapatkan sertifikasi kompetensi yang akan langsung dipakai oleh industri,” ujarnya.

Untuk program studi pun menurut Nasir harus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Salah satu contoh paling baik menurutnya adalah di Poltekneg Batam, karena prodinya mengikuti perkembangan potensi Indonesia kedepan, seperti mekatronika dan ekonomi digital.

Nasir juga meminta bila ada dari industri yang meskipun dia belum S2 tetapi sangat kompeten di bidangnya, maka dapat mengajar di Politeknik lewat pola Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

“Dengan demikian proses pengajaran akan lebih aplikatif. Selain itu dosen yang sudah ada juga harus direvitalisasi antara lain dengan cara dosen harus punya sertifikat kompetensi di bidang masing-masing. Dari sana kompetensi mahasiswa nantinya akan semakin sempurna. Kita berharap Politeknik tidak menjadi nomor satu saja, tapi Politeknik menjadi yang terbaik,” tuturnya.

Kepala BP Batam, Hatanto, yang ikut mendampingi Menristekdikti pada kesempatan tersebut menambahkan bahwa BP Batam selama ini bekerja sama erat dengan Poltek Batam, dan malahan sudah menyediakan lokasi di Sekupang untuk tempat kerjasama pelatihan khusus dengan industri bagi mahasiswa Poltekneg Batam.

Hatanto juga menyambut baik permintaan Menristekdikti kepada BP Batam untuk mendekati industri yang bisa menyediakan tenaga-tenaga pengajar bagi Poltekneg Batam, melalui program KKNI.

“Cara mengembangkan IT di Batam adalah dengan kami mengajak industriawan bergerak di bidang IT yang membuat program start up. Industri ini relatif kecil, namun bisa hasilkan produk-produk IT. Jadi kami menilai bisnis ini perlu didorong,” tegasnya.

Direktur Politeknik Negeri Batam Priyono Eko Sanyoto mengatakan bahwa saat ini Poltekneg Batam melalui prodi yang ada, sedang mempersiapkan SDM di bidang ekonomi digital, bidang teknik perawatan pesawat udara, industri IT 4.0, dan teaching industry.

“Kami mencoba menarik minat industri juga agar kolaborasi berjalan baik. Kerjasama tersebut antara lain dilakukan dengan Nongsa Digital Park (NDP) dan Politeknik Temasek. Selain itu Kami saat ini juga sudah mendapatkan lisensi dari Kementerian Perhubungan sebagai Aircraft Maintenance Training Center. Karena di Batam ini sebagai tempat strategis perbaikan dan perawatan pesawat udara,” terangnya. (leo)

Update