Jumat, 29 Maret 2024

Yang Cantik, yang Positif Narkoba

Berita Terkait

foto: cecep mulyana / batampos

batampos.co.id – Penghuni kos-kosan di belakang BCA, Jodoh mendadak heboh, Senin (28/8). Hampir semua penghuni baru terbangun dari tidur, akibat ketukan dari para petugas. Dan begitu membuka pintu, tampang heran dan bingung langsung menyergap mereka, melihat petugas polisi dan BNN.

“Ayo keluar semua, keluar,” kata salah seorang petugas BNN.

Bangunan tingkat tiga, dengan cat hijau itu menjadi sasaran awal BNNP Kepri. Dari penuturan beberapa warga dekat kos-kosan tersebut mengatakan, disana memang sarangnya pecandu dan bandar. “Disana tempatnya pak,” tutur perempuan bernama yang enggan namanya dicantumkan di koran.

Ternyata benar, petugas menemukan beberapa orang pecandu yang positiv menggunakan narkoba. Setelah dari rumah berkelir hijau itu, petugas pindah ke rumah disebelahnya.
Saat petugas menyambangi rumah tersebut, banyak penghuninya ketakutan. Apalagi polisi membawa anjing pelacak. “Ada apa ini pak, ada apa,” ucap mereka.

Petugas BNN menjelaskan bahwa ini kegiatan rutin, untuk melakukan cek urine. Ada beberapa penghuni menujukan keengganan untuk dilakukan cek urine. “Jangan pak, saya tak menggunakan itu (narkoba,red),” tuturnya.

Tapi petugas tetap meminta para penghuni untuk ikut tes. Di rumah itu petugas menemukan seorang laki-laki yang dalam keadaan mengigil seperti kedinginan. Curiga dengan gelagat tersebut, pria berperawakan kurus itu langsung digiring turun. Tak berapa jauh dari ruangan laki-laki itu, didapati satu penghuni kos yang enggan membuka pintu. Beberapa kali petugas mengedor, tapi tak diacuhkan penghuninya. Lalu tiba-tiba pintu sebelah terbuka, seorang wanita paruh baya mengaku sebagai “maminya”. “Tidur itu pak,” tutur mami tersebut.

Sekitar setengah jam lamanya petugas menunggu depan pintu, akhirnya penghuni kamar tersebut membuka pintunya. Ternyata seorang perempuan muda, berusia sekitar 20 tahun. Perempuan dengan kulit kuning langsat, dengan rambut dicat berwarna kuning. Dengan wajah kusut, beralasan tak membuka pintu karena takut dengan polisi. “Saya tak pernah melihat polisi, makanya takut pak,” tuturnya.

Setelah meminta izin, polisi langsung mengeledah rumah tersebut. Namun tak menemukan apapun. Setelah itu perempuan diketahui bernama Rini, dibawa ke tempat tes urin

Baik Rini, maminya dan laki-laki kurus yang mengigil tersebut, urinnya mengandung narkoba.

“Sudah, bawa langsung ke mobil,” kata Kabid Berantas BNNP Kepri, Bubung Pramiadi.

Sekitar dua jam, BNNP Kepri bersama dengan Polisi, Pom AD, Pom Al melakukan razia di kawasan di belakang BCA. Lalu mereka pindah ke kawasan dekat Hotel Oasis. Disana ditemukan satu orang lagi yang positiv menggunakan narkoba.

“Ayoo pindah ke tempat lain,” ucap Bubung.

foto: cecep mulyana / batampos

Rombongan ini pindah ke Komplek Nagoya Newton blok U. Kondisi yang sama terlihat dari beberapa tempat sebelumnya. Dimana penghuninya terlihat baru bangun tidur, padahal waktu sudah menunjukan pukul 12.30.

Patugas BNNP dan Polisi mengetok dari satu kamar ke kamar lainnya. Meminta penghuninya untuk keluar, menuju ke tempat tes urin. Baru setengah jam merazia kos-kosan itu, petugas tes urin sudah menyatakan beberapa penghuni positiv mengkonsumsi narkoba. Polisi yang berjaga, memisahkan mereka yang dinyatakan positiv. Terlihat kebanyakan perempuan yang berusia 20an.

Mereka semua lalu digiring petugas menuju bus yang telah disediakan. Setelah semua penghuni kos melakukan tes urin, BNNP dan Polisi menyudahi razia tersebut. Dan penghuni kos-kosan yang terjaring dibawa menuju ke BNNP Kepri.

“Kami akan melakukan assement,” kata Bubung.

Langkah ini diambil oleh Bubung, untuk menentukan mana yang pengedar dan pecandu.

“Bila hasil assesment menyatakan mereka pengedar, maka akan dilakukan penanganan sesuai hukum yang berlaku. Namun bila pecandu, akan direhabilitasi,” ungkapnya.

Bubung mengatakan dari 35 orang yang terjaring razia ini, kebanyakan hasil tes urin mereka positiv mengandung aphetamin dan methapetamine.

“Itu ektasi dan sabu. 35 orang itu terdiri dari 16 perempuan dan 19 laki-laki,” tuturnya.

Dari penelusuran Batam Pos, kos-kosan daerah Jodoh, dan Nagoya itu harga sewanya berkisar Rp 1,2 hingga 1,8 juta. Hampir semua penghuni perempuan mengatakan tak memiliki pekerjaan. Tapi dari penuturan beberapa warga sekitar tempat itu, perempuan-perempuan itu bekerja saat malam hari.

“Kerjanya malam hari Pak, makanya tampangnya mengantuk kayak gitu,” celetuk salah seorang warga di Komplek Nagoya Newton tersebut. (ska)

 

 

 

Update